Selasa, 28 Maret 2017

Semalam di Bidakara Hotel

Sebenarnya ini kejadian sudah agak lama, tepatnya awal tahun 2017. Waktu itu kenalan bisnis saya dari Norwegia datang berkunjung ke Indonesia. Pesawatnya tiba malam hari di Jakarta. Tadinya saya janjian ketemu dengan beliau malam hari di hotel yang telah di booking sama dia, yaitu Hotel Bidakara. Lokasinya dekat dengan kantor saya di kawasan Pancoran. 

Saya lupa awalnya kenapa saya iseng buka web pemesanan hotel, ternyata Hotel Bidakara lagi ada diskon yang lumayan banyak, walaupun dapatnya hanya room only tanpa breakfast tapi rate nya cukup menarik. Saya sering banget ke Bidakara, tapi biasanya hanya untuk acara conference atau sekadar janji ketemu orang dalam rangka bisnis, karena hotel ini termasuk salah satu meeting point kegiatan bisnis. Kalau untuk menginap, baru pertama kali. 

Saya berangkat dari kantor jam 5, tiba di Bidakara jam 5.20an. Dekat banget. Masih banyak waktu untuk explore hotel hingga Anne-Lise tiba di Jakarta, menurut perhitungan saya sekitar jam 9 malam. Saat itu hotelnya lagi sepi, mungkin karena tidak ada kegiatan training atau seminar dari kantor-kantor. Kamarnya luas, saya dapat view skyline gedung arah kuningan di jendela kamar. 

Sisa kamar tinggal yang twin bed, jadi satu bed buat saya, satu lagi buat tas

Skyline City view

Secara keseluruhan hotel ini memang excellent, sesuai dengan kelasnya, bintang 4. Yah walaupun Anne-Lise sempat complain kalau para staff nya banyak yang kesulitan dengan Bahasa Inggris. Tidak heran kalau hotel ini merupakan salah satu hotel favorit untuk tamu-tamu dengan tujuan bisnis, apalagi meeting rooms dan ballroom disini sudah sangat terkenal reputasinya.

Saya coba lihat fasilitas olah raganya, ada kolam renang dan gym. Kebetulan di mobil saya selalu sedia baju renang dan perlengkapan lari. Jadwal saya kan setiap harinya tidak pasti, makanya selalu siap-siap, jadi kalau ada waktu luang bisa langsung olahraga. 

Kolam renangnya terletak di rooftop dan bagus, bikin tambah semangat pingin berenang. Tapi setelah coba celupin tangan ke airnya ternyata dingin sekali. Sore itu memang sedikit hujan rintik-rintik. Saya akan orangnya paling gak kuat dingin, akhirnya mengurungkan niat untuk berenang. Batal berenang, saya putuskan mau lari aja 5km di treadmill. Ini pertama kali saya menggunakan fasilitas gym di hotel, suer. Yah, lumayan bisa latihan sebentar. 

Di lantai bawah hotel ada restoran dan cafe, diantaranya Starbuck dan Excelso. Ada juga convenience store, Family Mart, yang cukup komplit. Selain itu ada Taylor (tukang jahit, bukan Swift) dan Sport Warehouse yang menjual alat olahraga dengan harga diskon, iseng-iseng masuk sport warehouse saya malah belanja sport bra dan celana pendek. Tuh kan jadi salah fokus.

Anne-Lise datang sekitar jam 10 kurang karena pesawatnya delay, kami sempat diskusi sebentar mengatur jadwal kegiatan selama kunjungannya ke Jakarta dan Bandung. Selain urusan bisnis, saya juga sempat mengajak beliau jalan-jalan ke Kota Tua pakai fasilitas transportasi umum di Jakarta. Nanti kapan-kapan saya lanjutin ceritanya.

Hotel Bidakara
Jl. Jend Gatot Subroto Kav. 71-73
Pancoran
Jakarta Selatan
www.bidakarahotel.com

Minggu, 12 Maret 2017

Karena Diet Hanya untuk Orang Lemah

Ini cerita agak lama dari Birthday trip ke Bali tahun 2016 silam. Apalah artinya traveling tanpa cerita makan-makan, apalagi buat saya yang gak traveling aja makan melulu. Di liburan yang berdurasi kurang dari seminggu itu, saya, Tince dan Omith banyak mencoba kuliner sekitar Sanur. 

Kami menemukan Restoran Italia yang Pizza dan Gelato-nya enak banget, plus saya dapat surprise manis pas ulang tahun disana dari staff-nya, Massimo Pizza yang berlokasi di Jl. Danau Tamblingan. Tempat favorit saya adalah Warung Mak Beng karena saya suka ikan dan suka makanan pedas, bahkan nulis ini aja saya sambil menelan ludah.

Selain dua tempat makan favorit itu, kami menemukan warung makan murah meriah tidak jauh dari hotel kami di Sanur Guest House, Jl. Danau Poso. Namanya warung Moro Seneng, semacam warung nasi yang murah meriah, porsinya banyak dan sekali makan kayaknya gak pernah lebih dari 20ribu rupiah. Makan pakai lauk ayam, telur dan sayur kangkung aja hanya 14ribu, luar biasa kan? Disini nih tempat carbo loading saya dan omith sebelum acara race. Carbo loading murah meriah. 


Sehari sebelum race, saya dan Tince pindah ke Hotel Indi yang lebih dekat dengan Pantai Sanur. Sore hari kami jalan kaki kesana, jajan bakso di pinggir pantai kemudian menemukan tempat nongkrong unyu Sanur Beach Grove. Disitu kami duduk-duduk diatas rumput, sementara Tince beli dessert kue Chocolate Lava yang ditaburi gula-gula bentuk kembang warna-warni. Malamnya di arah pulang ke hotel, Tince beli nasi campur babi sementara saya jajan nasi jinggo.



Selesai lari HM, pulang ke hotel saya langsung tidur. Bangun tidur saya dan Tince kembali ke Pantai Sanur, disana kami memesan makan siang seafood combo dan kami lahap seperti orang kelaparan. Ternyata jadi supporter, Tince juga menghabiskan banyak energi dan kelaparan seperti saya. 



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...