Kamis, 29 Januari 2009

Seluncuran di Mall

Salah satu keuntungan bertubuh mungil dan raut muka abg adalah bisa nyobain seluncuran di mall tanpa harus dikomentarin, "ih udah tante-tante masih maen begituan. Masa mudanya pasti kurang bahagia." Yah, meskipun begitu banyak juga kog tante-tante dan om-om yang tergiur buat mencoba mainan yang memacu adrenalin ini. Pasalnya seluncuran ini bukan sembarang seluncuran, melainkan seluncuran dari lantai 7 ke lantai 1 mall FX yang terletak di seberang gelora senayan.




Kalau memang berani coba deh buktikan sendiri gimana rasanya meluncur dari lantai 7 ke lantai 1, yang ketinggiannya bisa mencapai 30 meter, meliuk-liuk terhempas di tikungan-tikungan hanya dalam wakti 10 detik. Bernafas saja belum sempat.
 

Berani malu juga perlu, soalnya selama meluncur itu kita di amati oleh berpasang-pasang mata, dengan berbagai macam komentar dan kadang-kadang juga jadi bahan ketawaan.


Sebelum meluncur, kita harus menggunakan alat-alat pengaman seperti helm, pelindung siku dan lutut, sarung tangan serta jaket. Kita juga akan di beri alas untuk meluncur, semacam karpet yang ada pegangannya. Selain itu, tidak boleh pakai rok (ya iyalah.. mau pameran?), yang rambutnya panjang harus di ikat supaya tidak tersangkut, tidak boleh bawa apa-apa dan menggunakan kacamata dan tinggi badan minimal mesti 130 cm dulu. Untung nya tinggi ku hampir 150.. jadi lolos deh.


Tarifnya 50 ribu di hari biasa, 75 rb untuk weekend dan hari libur sekali luncur, bonusnya sekaleng coca-cola. Untuk dokumentasinya, kita bisa mencetak foto kita dengan membayar 50rb. Sayangnya tidak diperbolehkan buat minta soft copy nya.

Ditanggung deh, sekali coba pasti ketagihan.

Kamis, 22 Januari 2009

Mancing di Empang

Memancing ikan ternyata kegiatan yang membutuhkan kesabaran, kegigihan dan daya tahan terhadap rasa bosan. Kalau aku sih enggak tahan sama kegiatan yang macam begitu.
Mana tahan orang yang ga betah diam lama-lama kayak aku gini musti menunggu ada ikan malang lewat yang memakan umpan trus kekait sama kail pancingan. Daripada lama-lama begitu mendingan langsung beli ikannya di supermarket. Efektif dan efisien.

Tapi buat Chacha Said, ketika ada Om yang ngajakin mancing di salah satu empang nya di Pengalengan, ini merupakan tantangan.



Sayangnya setelah seharian berkutat dengan umpan, kail, pancingan dan panas matahari.. tidak ada satu ikan pun yang mampir di pancing
annya Chacha Said. Berbagai macam umpan sudah dicoba, mulai dari keju, daging hingga daun-daunan, ternyata tidak mampu menarik perhatian ikan-ikan nila yang berenang-renang di empang. Kasian Chacha Said. Sampai-sampai Papa Said ikut turun tangan, mengambil alih pancingan.


Akhirnya Chacha Said dan Papa Said pulang dengan tangan kosong.


Sementara itu Om yang mengajak memancing itu, dengan hanya bermodalkan daun-daunan sebagai umpan berhasil mengail beberapa ekor ikan. Chacha Said dan Papa Said hanya bisa memandang dengan tatapan sinis penuh iri dan dengki.


Trus, aku ngapain ya kira-kira? kan ga suka ikut-ikut mancing... Petik Cabe aja deh. Biar kayak Chacha Said & Papa Said udah seharian mancing ga dapet apa-apa.. cabe deeech.. heheheheee..



Senin, 19 Januari 2009

Gorontalo-Manado Mampir-Mampir

Jalan darat dari Gorontalo ke Manado merupakan medan yang sangat menantang dan memabukan buat orang-orang yang ga biasa menempuh perjalanan naik mobil yang lama, di jalanan yang berkelok-kelok tajam, naik dan turun, muter-muter sampe pusing. Tapi kalau enjoy, dibalik medan yang mengerikan itu banyak hal-hal yang menarik untuk diamati.

Gorontalo termasuk propinsi yang baru di Indonesia, dan sekarang lagi mulai membangun. Jadi jangan ngarep kota di sini hingar bingar kayak di manado.
Buat yang suka diving, di sini ada site yang keren banget dan wajib di kunjungi. Jangan lupa oleh-olehnya, pia gorontalo dan kain karawang.



Limboto adalah nama kabupaten di propinsi Gorontalo. Di daerah ini terdapat danau Limboto yang sayangnya telah mengalami pendangkalan sehingga sebagian telah berubah menjadi daratan dan di gunakan sebagai sawah. Di sini terdapat menara keagungan Limboto yang bentuknya mirip menara eiffel di Paris. Kita juga bisa naik tangga hingga ke puncak menara.




Dari atas puncak gunung di Kwandang, kita bisa bersantai-santai sambil menikmati pemandangan lembah, laut dan langit. Wuiiih.. damai banget dah. Yah emang manjatnya agak sedikit ngeluarin tenaga siy. Eits, jangan lupa beli jagung putih yang gurih buat camilan di jalan.




Yang satu ini bener-bener AJAIB. Pohon-pohon yang tumbuh di batu. Keanehan ini bisa di saksikan, bahkan bisa di panjat di situs Otalojin, di kecamatan Atinggola. Menurut kepercayaan masyarakat lokal, batu ajaib ini merupakan pintu masuk ke kota jin.








Jalan darat dari Gorontalo ke Manado memang sebagian besar nya menyusuri laut. Sembari beristirahat, meluruskan kaki yang bengkok karena kelamaan duduk, main-main pasir dulu di pantai sambil menghirup udara laut yang segar di Boroko. Lebih komplit kalau sambil makan kelapa muda kenari yang manis, yang baru dipetik langsung dari pohonnya.



Aku dan rombongan agak melenceng dari jalur gorontalo-manado, berbelok ke Kotamobagu untuk bermalam dan berjalan-jalan keliling kota naik bentor.

Kemudian mengambil jalan memutar lewat Tomohon. Dari Tomohon kita bisa lihat kota manado dari atas.




Tujuan terakhir dari perjalanan ini adalah singgah di Danau Tondano, salah satu danau terluas di Indonesia. Katanya danau ini di tengahnya ada sumber air panas, jadi semakin ke tengah airnya makin panas. Di pinggir danau banyak rumah makan terapung yang menyajikan menu khusus ikan air tawar yang hidup di danau.. Mmmm.. uenak.

Minggu, 04 Januari 2009

Menggoreng ala Nekad


Profesi penjual gorengan mungkin adalah hal yang biasa.
Tapi di Gorontalo, ada seorang ibu berprofesi penjual gorengan yang sangat unik dan banyak dicari. Bukan karena rasa gorengannya yang mak nyuss (pinjem istilah pak bondan), melainkan karena cara menggorengnya.

Emang menggoreng nya gimana?


Ya.. pake tangan. Pasti pada binggung dimana istimewanya. Kalau menggorengnya menggunakan tangan juga pasti sudah biasa, kalau menggorengnya pakai kaki baru aneh.

Eits, tunggu dulu. Ibu ini menggoreng nya hanya menggunakan tangan saja, dari mulai mencelup gorengannya dan membalik-balikkan nya di dalam minyak panas. Kita yang melihatnya mungkin bergidik ngeri membayangkan gimana rasanya minyak goreng panas yang mendidih kalau kena tangan, tapi ibu satu ini kelihatan santai aja mencelup-celupkan tangannya ke dalam penggorengan. Bahkan sembari menggoreng, ibu dengan nama Hartin Maliki sesekali menerima telepon dari telepon genggamnya.

Ibu ini membuka warung sederhana di Jl. Mayor Dullah, Gorontalo. Beliau sempat bercerita, karena keahliannya menggoreng pisang dengan tangan beliau sempat diundang menggoreng pisang di Jakarta, Singapura, hingga ke Perancis. Luar Biasa...

Keahlian menggoreng dengan tangan ini juga diturunkan ke pada putrinya. Jadi kalau beliau sedang mendapat undangan menggoreng pisang ke luar kota, putrinya yang menggantikan berjualan gorengan.

Inti Moral dari cerita ini adalah: Profesi apa pun kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh bisa mengantar kita untuk go ointernasional, termasuk profesi penjual gorengan.

Jumat, 02 Januari 2009

Becak + Motor = Bentor


Bentor adalah transportasi umum yang merupakan modifikasi dari Becak yang di gabung dengan motor. Kendaraan ini cocok banget buat medan jalan di daerah sulawesi yang banyak tanjakan turunan, naik-turun bukit dan gunung.

Kalau pake becak biasa kebayang kan gimana si abang becak musti ngegenjot becaknya naik gunung.



Banyak dari bentor-bentor yang di temui di jalan di modifikasi dengan kreatif, di cat warna ngejreng, di pasangin spoiler dan speaker, jadi deh bentor gaul. Mungkin karena kecintaan masyarakat daerah sana terhadap musik, bentor-bentor umumnya dilengkapi dengan CD player, jadi full music gitu deh.

Di Kotamobagu, dengan tarif hanya 2000/org, kita bisa diajak keliling kota menikmati pemandangan kota.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...