Sabtu, 28 November 2015

Princess Garden Plan 2016

Kemarin saya bangun pagi ketika matahari mulai terbit dan ayam-ayam papa said lagi pada berisik berkokok. Malam sebelumnya hujan deras pake petir mengguyur daerah rumah dan tentunya tanaman-tanaman di kebun Princess. 

Princess nya ya sudah pasti saya.

Sebelum berangkat ke kantor saya menyempatkan diri menengok kebun. Sudah sebulan lebih kegiatan berkebun saya berkurang drastis terutama yang di halaman samping. Alasan pertama karena pekerjaan. Hampir setiap hari saya pulang malam dan banyak menempuh jarak jauh sehingga sampai di rumah udah kehabisan energi. Alasan kedua karena saya lagi sebel sama ayam liar Papa Said yang suka ngacak-ngacak tanaman yang baru saya tanam. Setelah tanaman jagung saya yang baru tumbuh beberapa minggu di acak-acak, tanaman kacang panjang saya juga sempat di rusak dan malahan ada yang bertelur disitu. Rasanya jadi males tambah tanaman karena pasti akan dirusak ayam. 

Ayam-ayam itu bisa terbang melewati pagar kawat setinggi 1 meter. Tanpa ampun mereka menyerang tanaman yang baru, sementara tanaman yang sudah lama dan besar walaupun diacak-acak masih bisa bertahan. Selama beberapa bulan saya masih menikmati hasil panen terong ungu dan kacang panjang yang Alhamdulillah masih produktif sampai sekarang walaupun senantiasa tampak bekas koyakan patuk ayam di daun-daunnya. 

Tanaman-tanaman cabai yang daun-daunnya sempat banyak meranggas karena udara super panas bulan lalu sudah tidak menghasilkan cabai lagi. Akhirnya saya putuskan akan meremajakan tanaman-tanaman tersebut di musim yang mulai hujan ini. Lagipula mereka juga sudah terlalu tua, umurnya sudah lebih dari satu tahun dan yang terakhir saya tanam berumur 11 bulan.

Saya mencabut satu tanaman cabai yang sudah tua di kandang tanaman sayur saya, tanaman itu ditanam oleh Papa Said dan sudah ada sejak sebelum saya dapat jatah sepetak tanah untuk berkebun dari Papa Said. Sementara ada satu tanaman cabai yang saya sisakan, tanaman berumur 11 bulan yang saya tanam dari benih yang saya beli online, sejak mulai hujan akhir-akhir ini tanaman itu mulai menampakan semangat hidup lagi dengan muncul banyak daun-daun baru yang segar.

Pagi itu di Princess Garden semilir angin yang berhembus terasa sejuk. Bau tanah basah buat saya punya efek aromateraphy menenangkan jiwa. Burung-burung ramai berkicau menambah kesyahduan di hari Jumat itu. Daun-daun tampak sangat hijau dan segar dengan efek sedikit bulir-bulir air di atasnya. Tiba-tiba semangat berkebun saya jadi menggebu-gebu. Sampai di kantor saya langsung menggambar planning tanaman-tanaman apa yang akan saya tanam di penghujung tahun 2015. Karena bentuknya baru akan tampak tahun depan, maka saya sebut ini Year 2016 Plan for Princess Garden


Plot Plan untuk bulan Agustus 2015 yang gagal total

Menjelang bulan Agustus kemarin saya sempat bikin plot plan juga. Sebelumnya ada 3 pohon terong berjajar di kandang tanaman saya, kemudian ada kacang panjang dan buncis yang saya tanam di dalam pot, sementara sisi kanan kandang di dominasi oleh dua pohon cabe yang rimbun. Waktu itu masih banyak ruang kosong di kandang tanaman itu, saya pikir mereka memang harus dikasih jarak-jarak supaya akar-akarnya tidak berebutan unsur makanan.

Tapi kemudian saya nonton youtube satu acara berkebun yang bilang kalau tanahnya cukup unsur haranya ga perlu terlalu jauh jaraknya, kalau terlalu jauh malah nanti akan banyak rumput-rumput liar dan kita malah jadi ngabisin banyak waktu buat cabutin rumput liar. Yang perlu dilakukan itu adalah yang namanya Companion planting, jadi kita mencampur jenis-jenis tanaman supaya lebih efisien mempergunakan lahan yang ada dan menghasilkan hasil yang optimal.

Waktu itu saya sudah mulai mengenal Companion Planting, tapi baru sedikit yang saya tahu. Diantaranya kalau Marigold bisa ditanam dengan tanaman jenis terong-terongan, tomat, cabai untuk membantu menghalau lalat-lalat yang suka hinggap dan bertelur di daun tanaman. Kalau cuma numpang bertelur sih tidak apa-apa, masalahnya ketika telurnya menetas, sebelum jadi lalat dan bisa terbang, larvanya makanin daun. Kalau banyak bisa menyebabkan daun-daun gak efektif berfotosintesis dan akhirnya merusak tanaman.

Tanaman bawang juga bisa berfungsi mengusir hama-hama yang bisa merusak atau memakan tanaman kita karena mereka tidak suka baunya. Karena itu di Plan bulan agustus saya menambahkan Marigold dan Bawang di dalam kandang tanaman saya.

Sepertinya saya memang harus lebih banyak riset dan praktek soal companion planting. 

Dari segala sumber browsing di internet saya juga tahu kalau tanaman kacang-kacangan (beans) kayak kacang panjang dan buncis bisa memperbaiki kandungan nitrogen dalam tanah. Nitrogen itu zat yang diperlukan tanaman untuk memperbanyak daun. Ada satu lagi konsep yang saya baru tahu yaitu Rotation Planting, jadi di satu tempat itu sebaiknya tanaman yang ditanam gak sama terus dari tahun ke tahun, kalau kita punya beberapa tempat, harus dirotasi. Hal itu untuk menghindari penyakit tanaman dan hama-hama keburu datang. 

Selain itu Rotation Planting juga ada hubungannya dengan unsur tanah. Jadi tanaman sayur pada intinya dibagi menjadi empat kelompok besar, masing-masing kelompok membutuhkan unsur hara yang berbeda, misalnya sayuran daun-daunan seperti selada, bayam, kangkung membutuhkan banyak nitrogen untuk daunnya. Maka dari itu sayur daun baiknya ditanam di tanah yang bekas ditanam kacang-kacangan, karena tanah itu pasti banyak nitrogennya. Kalau kita tanam (misalnya) tomat disitu sebelum sayuran daun, ya sebenarnya tidak apa-apa juga tapi sayang aja karena untuk tanaman tomat kalau terlalu banyak nitrogen nanti daunnya kebanyakan malah gak ada buahnya. 

Awalnya kacang panjang dan buncis saya tanam di pot. Buncis sudah layu lebih dulu karena panas. Sementara kacang panjang yang di dalam pot tidak menghasilkan buah yang banyak, daun-daunnya pun kecil-kecil dan jarang. Karena itu di Plan Agustus saya menanam kacang panjang langsung di tanah. Hasilnya sampai sekarang, tanaman tersebut sudah berusia 4 bulan lebih tapi masih produktif menghasilkan kacang panjang. Mungkin saya akan bikin postingan khusus tentang menanam kacang panjang besok-besok.

Asalnya tanaman terong ungu saya ada tiga. Kemudian tiba-tiba mereka diserang hama warna putih kayak ketombe yang mengerubungi batang-batang dan bawah daun. Cari-cari di internet akhirnya tahu kalau namanya adalah Mealybugs. Cara menghilangkannya adalah dengan menyiramnya dengan larutan bawang putih di campur sama sabun cuci piring. Tapi gak berhasil. Sementara itu ketiga pohon masih menghasilkan terong tapi ukurannya jadi drastis menyusut, jadi kecil-kecil dan jadi ada bercak-bercak di buahnya.

Akhirnya saya ambil langkah ekstrim. Saya cabut dua pohon terong, menyisakan satu yang serangan mealy bugsnya tidak terlalu parah. Satu pohon terong itu saya pangkas bagian atas pohon yang banyak hama nya. Saya tetap menyemprot dengan larutan bawang putih seminggu sekali, masih ada sedikit mealybugs tapi tidak parah seperti sebelumnya. Malahan sejak ada kepik datang makanin mealy bugs sampai sekarang saya sudah tidak pernah semprot larutan bawang putih lagi dan satu pohon itu terus berbuah hingga sekarang. 

Ketika mulai hujan satu masalah muncul lagi, yaitu belalang. Telur-telur belalang menetas ketika tanah mulai lembab oleh hujan, jadi sekarang di terong saya lagi banyak bayi belalang. hiks. 

Tanah yang bekas dua pohon terong yang saya cabut itu saya cangkul sampai gembur kemudian di tambah kompos, sambil menunggu bibit jagung yang saya pesan online datang. Sewaktu mencangkulnya saya sambil nyanyi: Cangkul Cangkul Cangkul yang dalam. Menanam jagung di kebun Princess.

Princessnya ya sudah pasti saya.

Biji jagung pun datang dan saya langsung tanam di tanah. Tidak seperti tanaman-tanaman saya yang lain yang saya semai dulu di wadah kecil sampai mereka cukup besar untk dipindah ke tanah, menurut berbagai macam sumber yang saya baca tanaman jagung harus di tanam langsung di tanah dari biji karena akarnya rentan dan gak bisa dipindah-pindah. Satu bulan tanaman jagung saya tumbuh cukup tinggi sekitar 10 cm.

Hingga suatu hari mimpi buruk itu datang. Suatu sore sepulang kantor ketika mau menyiram tanaman saya mendapati tanaman jagung saya hilang. Ketika di dekati tampak ujung-ujungnya seperti dimakan hewan. Awalnya saya menuduh itu perbuatan tikus. Saya menaruh jebakan tikus dan racun tikus di sekitar kandang tanaman dan kembali menanam jagung. 

Sebulan kemudian kejadian itu kembali terulang. Kali itu bukan hanya jagung yang hilang, tanaman kacang panjang saya juga di obrak abrik, beberapa ada yang tercerabut dari tanah. Untung saya masih ada sisa anakan kacang panjang yang saya semai, langsung saya pindah ke tanah itu untuk mengganti tanaman yang tercerabut. Tapi karena kesal saya tidak tanam jagung lagi.

Beberapa hari kemudian saya memergoki biang kerok yang suka acak-acak kandang tanaman saya. Ternyata ayam Papa Said yang masuk dan seenaknya mengais-ngais, mematuk-matuk dan meluluh lantakan tanaman saya. Setelah itu saya lumayan males nambah tanaman baru di situ.

Hingga 2 minggu lalu. Saya punya pohon okra di pot yang mau saya pindah ke kandang tanaman saya. Tapi sebelumnya saya bikin benteng untuk melindungi okra saya itu. Saya bikin sekat lagi di tengah kandang tanaman dan saya beli net (semacam jaring yang mirip jalan nelayan) untuk menutup atasnya supaya ayam tidak bisa masuk dari atas. Sampai sekarang sih masih aman.

2016 plot plan

Melihat tanaman okra yang sudah semakin besar sejak di transplant dan bahwa lokasi yang telah di bentengi itu cukup aman dari serangan ayam, maka selanjutnya saya akan tanam beberapa tanaman baru sampai Okra jadi besar banget dan cukup kuat mempertahankan diri sendiri dari serangan ayam.

Marigold yang saya semai beberapa bulan lalu untuk diletakan di kandang tanaman masih saya pelihara di pot. Sejak peristiwa pembantaian jagung saya takut meletakan tanaman lain di situ, takut di eksekusi sama ayam. Saya punya tempat lain di pojok belakang rumah, sebelah kamar saya, tempat tanaman pot-pot saya seperti kangkung, bayam, sawi, kemangi. Tanaman Marigold saya pelihara di situ juga. Beberapa hari lalu saya mulai menanam marigold di kandang tanaman. Berikutnya saya akan tanam Parsley saya disitu, saya juga punya parsley di pot yang biasa di pakai langsung kalau mau bikin pasta oglio olio. Mungkin di tempat yang agak terhalang sinar mataharinya saya akan tanam kemangi lagi.

Tadi pagi saya menebar biji kangkung di depan pohon Okra. Biasanya kangkung sudah bisa dipanen dalam waktu 30 - 40 hari, jadi kurang lebih sebulan, cukup lah sampai okra nya makin besar dan benteng di lepas.

Saya belum punya rencana sama pohon cabe dan terong ungu yang lama, jadi sepertinya akan saya biarkan disitu dulu sampai benar-benar sudah tidak menghasilkan buah lagi.

Kacang panjang rencananya akan saya cabut di awal desember, rencananya disitu saya mau tanam Jagung dan Kacang Panjang gaya the three sisters. Suku Indian kuno dulu punya tradisi menanam gaya ini, mereka biasa menanam Jagung, tanaman kacang-kacangan merambat dan squash di satu tempat, jadi kayak semacam sistem tumpang sari. Saya tidak punya bibit squash, jadi cuma akan menanam jagung dan kacang panjang aja. Nantinya kacang panjang akan berfungsi sebagai nitrogen fixer buat jagung dan tumbuhnya merambat di pohon jagung yang akan berfungsi sebagai penyangganya.

Kali ini saya mau semai jagung dan kacang panjang di tempat lain dulu sampai besar baru saya pindah ke tanah. Sementara itu menunggu waktu persemaian kurang lebih sebulan saya akan tanam kangkung atau bayam, yang tentunya nanti akan dilindungi lagi pakai net (jala) supaya aman dari ayam.

Di depannya itu saya belum kepikiran mau tanam apa. Pengennya sih tanam bawang merah atau bawang putih. Tapi waktu tanam bawang awal-awal gagal total, mungkin karena tanah saya masih terlalu berstruktur lempung jadi kurang bagus untuk tanam bawang. Mungkin bisa kalau tanahnya dicampur sedikit pasir, kepingin sih coba lagi. 





Minggu, 22 November 2015

Lawangwangi dan Gubug Mang Engking

Belakangan saya memang jadi sering mondar-mandir jakarta - bandung karena ada urusan pekerjaan. Nah seringnya yang terjadi adalah urusan kerjaan selesainya sebentar saja, yang bikin lama nyangkut di Bandung urusan nongkrong dan makan (dan biasanya ada unsur-unsur nostalgia sih). 

Seperti belum lama kemarin saya ke bandung untuk urusan pekerjaan, sengaja menyempatkan diri mampir di Yoghurt Cisangkuy dan makan siang di Gudeg Banda. Saya baru tau kalau sate ayam yang dulunya dijual sama nenek-nenek yang pakai gendongan di depan toko yoghurt cisangkuy sudah naik derajat pakai gerobak modern yang bagus. Si nenek kemana ya? Jangan-jangan lagi leyeh-leyeh di pinggir kolam renang di rumah mewahnya, hasil dari usaha sate ayam yang sukses.

Makanan jajanan saya jaman dulu banyak yang masih belum berubah, harganya juga relatif masih pada terjangkau. Tapi ada juga yang bikin syok, kayak kemarin banget kawan saya jajan Cireng Cipaganti di Cipaganti. Pas selesai sempat kaget karena perasaan gak beli banyak tapi total belanjanya bisa sampai sembilan puluhan ribu rupiah. Beli cireng 20rebu di belakang kantor saya bisa dapet dua kantong plastik. Udah gitu cireng nya tipis-tipis dan bulatannya kecil banget.

Yang saya mau cerita sekarang ini kejadiannya sudah lama sih, sekitar bulan lalu, sebelum makan gudeg banda dan cireng mihil bingits itu. Saya bertiga dengan chacha dan nico ada janji ketemu sama Pak Made yang ada di cerita Mendadak Bali Part 2. Kami bertiga sampai di Bandung kepagian, karena janji sama Pak Made baru jam 10 akhirnya kami memutuskan sarapan di Kiosk Setiabudi, saya sarapan Kupat Tahu Gempol disitu. 

Selesai urusan kerjaan sama Pak Made ternyata masih siang, mumpung lagi ada di Bandung pas weekday jadi kesempatan buat kami ke tempat-tempat happening di Bandung yang kalau weekend ramai sama orang jakarta. Lawangwangi adalah salah satu tempat yang lagi seliweran di sosial media, tempat itu yang jadi tujuan kami di siang menjelang petang sambil ngopi dan ngemil cantik.

Lokasi Lawangwangi terletak di Dago Giri, jalan di dago yang menuju arah Lembang. Jadi lewatin Terminal Angkot Dago sedikit sebelum jembatan jalannya terbagi dua, yang jalan lebih besar agak lurus ke atas itu ke arah Dago atas (cafe-cafe seperti siera, the valley, congo etc). Kalau mau ke Lawangwangi ambil yang jalan di kiri, lebih kecil dan sedikit menurun, dari situ lurus-lurus aja ikutin jalan besar nanti tempatnya ada di sebelah kanan.

Selain cafe, di Lawangwangi juga ada art gallery. Ikon dari tempat ini adalah lookout point buat melihat pemandangan yang bentuknya mirip dermaga, dari situ bisa melihat kebun-kebun sayur dan hutan pinus yang sepertinya merupakan bagian dari hutan raya Ir. H. Djuanda. Dari segi arsitektur tempatnya bagus banget, tapi saya kurang betah lama-lama akhirnya memutuskan cari tempat makan lain.

Instagramable lookoutview

Pemandangan hutan pinus dan petak-petak kebun sayur

Dari Lawangwangi kami niat cari makanan sunda, walaupun belum tahu akan kemana kami memutuskan ke arah Lembang. Di jalan menuju Lembang muncul ide buat makan di Gubug Mang Engking. Sebenarnya restoran khas sunda ini juga ada di Jakarta, tapi kami belum pernah cicipin masakan sunda disana yang katanya terkenal sama hidangan udang galahnya. 

Walaupun tiba di Gubug Mang Engking sebelum magrib dan masih terang, tapi udaranya sudah dingin sekali. Bikin tambah lapar. Ditambah kami duduk di atas saung yang terletak di atas danau, makin tiris euy. Nah kalau di Gubug Mang Engking ini saya betah lama-lama. Saya memang suka tempat-tempat yang close to nature, pake bambu-bambu, liat pohon-pohon dan daun-daunnya, dengar suara gemericik air, diterpa angin sepoi-sepoi, bawaannya kepingin selonjoran sambil sarungan. 

Kami memesan set menu yang terdiri dari nasi, udang galah bakar madu, gurame, tumis kangkung dan teh botol yang kami minta ganti sama teh hangat. Udang bakar madunya terlalu manis kalau buat saya, tapi gurame nya enak karena pedas sesuai dengan selera saya nyaammm. Gak pakai lama hidangan itu ludes kami garap bertiga. 

Gubug Mewah Mang Engking

Di bawah meja langsung air, hati2 sama HP jangan sampe jatoh ya


Ludesssss

Jumat, 13 November 2015

Instagrammable Batiqa Hotel


Pas di tanggal cantik 11 - 11 (november) kemarin saya jalan-jalan ke kawasan industri Jababeka di Bekasi untuk acara Grand Launching Hotel BATIQA. Ini adalah merupakan hotel unit ketiga  yang telah  diluncurkan di bawah jaringan BATIQA Hotel Manajemen, yang pertama ada di Karawang, yang kedua di Cirebon. Hotel keempat BATIQA berada di Palembang, sudah soft opening sejak 5 november 2015. 

Walaupun hotel ini termasuk kategori Budget Hotels, tapi desainnya beda banget dengan hotel-hotel sejenis yang rata-rata desain arsitekturnya minimalis dan banyak pakai warna cerah. BATIQA hotel mengusung tema Batik dengan desain interior yang didominasi oleh unsur kayu, hal ini menimbulkan kesan mewah dan nyaman, tidak seperti rata-rata budget hotel yang kadang karena terlalu minimalis sampai terasa seperti tidur di kamar kos. Dari mulai masuk Lobby, Lounge, Restoran hingga ke kamar, semuanya instagrammable. Karena itu Pihak Manajemen Hotel BATIQA - yang ternyata juga memiliki dan mengelola Hotel Bintang 5 Gran Melia - mengatakan bahwa ini adalah bintang 3 plus plus.  

BATIQA Hotel Jababeka memiliki 127 kamar yang terdiri dari  122 kamar tipe superior dan 5 kamar tipe suites. Setiap kamar tipe Suites memiliki beranda masing-masing. Selain itu BATIQA Hotel Jababeka juga dilengkapi berbagai fasilitas pendukung  seperti FRESQA Bistro, Gym Center, Spa and Massage, 24 jam room service serta fasilitas Wi-Fi dengan kecepatan tinggi, dan TV cable.

Superior Room

Superior Room

Suite Room
BATIQA Hotel Manajemen berharap BATIQA Hotel Jababeka dapat menjadi pilihan utama  bagi para pebisnis dalam melakukan kunjungan bisnisnya di kawasan industri Jababeka seperti halnya BATIQA Hotel & Apartments Karawang yang telah lebih dahulu beroperasi dan menjadi tempat pilihan untuk melakukan segala aktivitas relasi bisnis di dalam kawasan industri. Karena itu Hotel BATIQA Jababeka juga menyediakan paket meeting untuk kantor-kantor dan pabrik-pabrik yang banyak terdapat disana.

Hotel BATIQA memiliki 4 ruang meeting dan 1 ballroom yang kapasitas maksimalnya 250 orang. Sesuai dengan tema budaya Indonesia yang diusung, penamaan ruang meeting ini berdasarkan nama karakter wayang Pandawa Lima. Paket meeting yang disediakan beragam dari mulai Full-day meeting package, hingga Half-day meeting package dengan harga bervariasi mulai dari175.000 NETT/PAX

Tahun ini Hotel BATIQA sedang membangun Hotel baru lagi di beberapa lokasi yang rencananya akan di buka tahun 2016, yaitu Hotel BATIQA Pekanbaru dan Hotel BATIQA Lampung. Tahun 2017 rencananya juga akan dibuka Hotel BATIQA Cassablanca Jakarta (Psssttt.. bocorannya lokasinya di seberang Mal Kota Kasablanka).

Sambil menunggu itu sepertinya saya bakal coba nih Hotel BATIQA yang di Jababeka, kebetulan untuk tahun baru ada promo kamar hanya dengan Rp. 950.000,net untuk menginap di superior room untuk minimum menginap dua malam berlaku dari 24 Desember 2015 – 2 Januari 2016 sudah termasuk Welcome Drink, sarapan untuk dua orang, 5 pcs laundry dan makan malam untuk dua orang (menu pilihan). Selain itu, FRESQA Bistro juga menghidangkan hidangan spesial akhir tahun yaitu menu Soka Salty Egg Rp. 70.000,nett per porsi dan Buffet Barbecue Special tahun baru hanya dengan Rp. 100.000,++.






Hotel BATIQA Jababeka
Jl. Niaga Raya dalam Kawasan Industri Kota Jababeka II Blok CC 3A
Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Phone : +62 21 2809 9000
Fax : +62 21 2809 9009

twitter : @batiqahotels
Instagram : batiqahotels

Rabu, 04 November 2015

Tiba di 10 Kilometer pertama

Butuh waktu 1,5 tahun dari pertama saya mulai rutin lari hingga mencapai jarak 5km. Mulai dari awal tahun 2013 hingga pertengahan tahun 2014. Sebelumnya kalau lari pagi palingan cuma 2 sampai 3 km aja, satu kali keliling komplek. 

Dari 5 km pertama ke 10 km pertama butuh waktu 1,5 tahun lagi. Sengaja momen lari 10 km pertama kali itu dipas-in sama hari ulang tahun saya ke-33, yaitu pada bulan agustus 2015. Walaupun dari saat itu sampai sekarang saya belum lari sampai 10 km lagi.  

Sebenarnya saya lari tidak punya target mau ikut marathon atau punya ambisi harus mencapai pace tertentu. Saya senang lari-lari santai sambil mendengarkan lagu yang sudah saya pasang di playlist, kadang sambil lihat-lihat orang-orang. Beberapa bulan lalu sempat ada saatnya kegiatan lari saya berantakan, efeknya langsung terasa di badan terutama saat baru bangun tidur. Waktu itu selain jadwal lari berantakan, makan saya juga sempat berantakan, badan jadi terasa capek terus dan lemas. 

Gak tahan sama kondisi badan yang sluggish dan sakit-sakit tiap bangun tidur, saya mulai lari lagi. Asiknya sekarang banyak teman-teman yang bisa diajak lari bareng. Saya memang belum minat ikut event lari berjamaah yang lagi marak akhir-akhir ini, tapi senang kalau lari bareng teman-teman. Belum lama ini kami coba lari di Kebun Raya Bogor, lari dari Sentul City ke Gunung Pancar, yang terakhir lari di Buperta Cibubur. Nanti kapan-kapan saya ceritain disini deh.

Tempat saya rutin lari kalau hari biasa di Taman Tebet yang lokasinya pas di belakang gedung kantor, tinggal nyebrang. Kalau sabtu atau minggu saya biasa lari di komplek rumah. Waktu awal-awal saya lari kayaknya jarang menemukan orang seusia saya yang olah raga di taman atau di sekitar komplek, seringnya ketemu oma-oma dan opa-opa yang masih lincah dan tampak sangat sehat di usianya. Setahun / dua tahun belakangan baru mulai banyak orang-orang muda yang pakai gear lari komplit wara-wiri lari di rute lari rutin saya. 

Kadang kalau di  kantor lagi tidak banyak pekerjaan, saya gabung sama teman-teman yang rutin lari di GBK Senayan tiap Selasa dan Kamis. Nah kalo itu banyak mas-mas cogan (cowo ganteng) yang pakai celana gemes dan adik-adik unyu yang walaupun  udah lari keringetan tetap terlihat segar. Kalau lagi iseng banget weekend lari di Ancol. 

Rute Komplek Rumah

Rute Komplek
Ada 3 macam rute lari di area dekat rumah yang saya rangkai hingga bisa mencapai 5 km. Yang pertama rute lari dari rumah ke arah Kalimalang dan balik lagi, bukan rute berputar jadi pulang pergi lewat jalan yang sama. Tantangannya adalah rute ini harus lewat dua kali tanjakan lumayan dashyat ketika lewat jalan jembatan yang lewat diatas jalan toll. Rute kedua lewat komplek tetangga, tapi sama seperti rute pertama jalur ini jalur ramai kendaraan apalagi semenjak ada proyek pembangunan jalan di kalimalang. Jadi agak males lewat kedua rute ini sekarang karena banyak debu dan banyak motor walaupun subuh-subuh.

Rute satu lagi adalah rute komplek. Dari sejak saya mulai lari pas jaman kuliah sebenarnya rute ini yang saya pakai, tepatnya sebagian dari rute ini, yaitu rute yang melingkar totalnya sekitar 2,5 km. Setelah saya sudah biasa lari 5 km saya tambah dengan rute melintasi jalan raya komplek bolak-balik karena kalau mau berputar belum ketemu jalurnya dan pastinya akan lebih dari 5 km (3 mil lebih), jadi untuk sementara ini masih jadi rute comfort zone saya tiap weekend.

Rute Taman Tebet

Rute Taman Tebet
Ada dua taman di Tebet Barat yang letaknya bersebelahan. Taman Honda dan Taman sebelahnya yang saya tidak tahu namanya. Nah, saya biasa lari di taman yang saya tidak tahu namanya. Kalau taman Honda satu kelilingnya hanya 400m dan lebih ramai sama orang pacaran daripada orang olahraga. Kalau taman yang saya tidak tahu namanya satu keliling 800m, walaupun kadang suka agak bau kali tapi tempatnya adem dan kontur tracknya tanjakan turunan jadi seru. Yang lari disitu juga lumayan serius larinya. Biasanya saya lari setiap selasa dan/atau kamis, dan ada beberapa orang tertentu yang selalu ketemu di hari dan jam yang sama. Kalau pagi banyak opa-opa dan oma-oma. Saya biasa lari sore, di jam pulang kantor. Jadi kalau ada yang mau lari di taman tebet hari selasa atau kamis sore, kemungkinan besar akan ketemu saya ;)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...