Senin, 30 Januari 2012

Tam Pee Hua To; goa jaman prasejarah

Ini ceritanya lanjutan dari cerita kayaking, jadi yang belom baca postingan kayaking meningan baca dulu supaya nyambung. Masuk ke dalam goa prasejarah ini ada dalam satu paket sama paket mengayak, karena akses ke goa ini cuman bisa melalui jalan air.

Goa ini dinamakan Tam Pee Hua To (Big Skull Devil Cave) karena konon di dalam goa ini pernah di temukan tengkorak yang menyerupai tengkorak kepala manusia tapi dengan ukuran lebih besar, hence it's the skull of big devil. 

Si Big Devil itu tidak sendirian, ada juga ditemukan tengkorak-tengkorak yang seukuran sama manusia biasa. Setelah diuji carbon date nya, ternyata tengkorak-tengkorak tersebut berumur 30,000 tahun. Tengkorak-tengkorak tersebut saat ini sudah tidak ada di gua tersebut, tapi sudah di pindahkan ke museum.

Yang tertinggal di goa ini adalah lukisan-lukisan pra-sejarah yang tersebar di dinding-dinding nya. Ga mungkin kan kalo mau dipindahin ke museum juga, secara yang diangkat musti sama tembok-tembok nya. Mau ditaruh dimana itu? hihihihi... Lukisan-lukisan ini gambarnya rada mirip-mirip gambar anak TK gitu. Menurut hasil tes carbon date, lukisan-lukisan tersebut pun berumur lebih dari 30,000 tahun.
Belagak di makan sama batu yang mirip Anaconda #abaikan
Di tengah goa inilah ditemukan kerangka-kerangka pra-sejarah tersebut

Galeri Lukisan Pre-Historic

Menurut keterangan disana sebenarnya ada 108 lukisan di dinding-dinding goa, tapi karena gelap banget di dalam sana jadi ga semua bisa keliatan. Apalagi kadang posisi lukisannya itu bener-bener impossible buat di capai tanpa memiliki keahlian melata kayak Spiderman. Dengan pencahayaan terbatas dan kemampuan kamera yang pas-pas-an, ini gambar-gambar terjelas yang bisa saya abadikan.
Seperti nya ini lukisan pernikahan

Mirip gambar ikan paus

kayak gambar orang sih

Gambar ubur-ubur dan udang

Kayak semacam cumi-cumi berambut -__-"

ini pasti Pterodactil
menginterpretasi lukisan-lukisan itu juga semacam interpretasi lukisan abstrak gitu, butuh imajinasi tinggi. Tapi dari sekian lukisan abstrak itu, yang paling terkenal ada dua. Cap tangan 11 jari dan gambar manusia-kepala kambing-congor ayam (mungkin dewa nya gitu).

Cap tangan 11 jari
Dewa Kambing bercongor Ayam
 Sangking ngetop nya lukisan dewa kambing bercongor ayam itu, di kantor pemerintahnya Ao Luk District dibikin patung yang mirip sama lukisan itu sebagai lambang pariwisata propinsi tersebut.

Patung nya jadi kereeeeeen
Orang-orang sana percaya bahwa manusia yang dulu tinggal dan melukis di goa itu adalah nenek moyang nya orang sana yang sekarang dikenal dengan sebutan Sea Gypsy, suku nomaden yang tempat tinggal nya pindah-pindah tapi  di sekitaran laut. Mereka juga tersebar hingga di sekitar Sumatera, sebutannya suku Orang Laut. Waktu jaman Sriwijaya, mereka adalah termasuk orang-orang kepercayaan Raja-Raja Sriwijaya karena ketangguhannya mengarungi lautan.

Waktu mulai ada peraturan perbatasan negara, orang-orang ini ga bisa bebas mondar-mandir lautan lagi. Sebagian yang sudah terlanjur berada di daerah Thailand itu akhirnya menjadi warga negara Thailand tapi hingga sekarang mereka masih hidup dekat dengan laut. Bahkan ada perkampungan nya, sea gypsy village. Saya ga sempat kesana sih, tapi katanya segalanya serba terapung di sana, bahkan satu-satu nya tempat yang ada Seven Eleven terapung ya disana itu. Saya rasa alay disana juga terapung kali yeee... 


Kamis, 19 Januari 2012

Mampir di Petak Sembilan

Habis beli gadget baru atau borong dvd bajakan di Glodok? Kawasan yang terkenal sebagai pusat elektronik di Jakarta ini ternyata punya nilai sejarah loh, bukan cuman sekedar pusatnya elektronik. Saya baru aware setelah baca bukunya M.C. Rickfles. Di daerah ini lah China Town pertama di kota Jakarta berada, bahkan tua nya China Town ini setua Jakarta itu sendiri. Atau jaman dulu nya disebut Batavia.

Daerah Pecinan ini memang jaraknya dekat sekali dengan bekas markas VOC jaman dulu yang sekarang menjadi Museum Fatahillah, cuman 3 km-an sih kalo diliat dari google map. Sejak VOC  mulai membangun Batavia mungkin bisnis perdagangan mulai kelihatan prospektif bagi para pedagang dari Negeri China sehingga mereka banyak yang berdatangan dan settle down di Batavia.

Sebenarnya hubungan dagang dengan China sendiri sudah di jalin sejak berabad-abad. Biasanya para pedagang dari China mondar-mandir datang untuk menjual baju, sutra, keramik dan membeli rempah-rempah. Tapi sepertiya dengan adanya VOC, gaya bisnis mereka jadi beda sehingga kebanyakan malah menetap. Selain pedagang dan pemilik toko/warung, banyak juga yang berprofesi sebagai skilled artisans yang dipekerjakan oleh Belanda untuk membangun gedung-gedung. Banyak juga yang datang bekerja di perkebunan tebu (gula) di sekitar Batavia

Jalan sedikit ke belakang Pertokoan Glodok, ga jauh di sebelah kiri ada jalan yang terkenal dengan nama Petak9. Di dalam jalan itu ada sebuah Klenteng yang menjadi saksi sejarah di kawasan tersebut dari mulai jaman Belanda sampai sekarang. Klenteng Jin De Yuan atau terkenal dengan sebutan Klenteng Petak Sembilan. Nah, kalau mau kesini pas banget nih pas Imlek. Pasti meriah banget.

Klenteng ini sempat dihancurkan oleh Belanda sewaktu ada peristiwa yang namanya serem banget, "Batavia massacre" di tahun 1740. Jadi pas waktu itu ada semacam kerusuhan dimana Belanda mencurigai orang-orang China di daerah ini sedang merencanakan suatu pemberontakan yang akan mengancam keberadaan VOC di Batavia. Belanda kemudian menyerang orang-orang China yang tinggal di Batavia. Ada lebih dari 10,000 korban yang terbunuh. Klenteng-klenteng dan rumah-rumah milik mereka yang berada di Batavia pun di hancurkan.

Para survivor dari tragedi itu ada juga yang tetap bertahan di Batavia. Tapi kemudian Belanda membuat peraturan bahwa golongan etnis tersebut hanya boleh tinggal menetap di kawasan yang  bernama Glodok ini. Beberapa tahun dari insiden itu Klenteng tersebut di bangun kembali, seperti yang sampai sekarang bisa kita lihat ini.

Buat yang suka kuliner Chinese Food, keluar dari jalan Petak 9 nyebrang jalan ada yang namanya Gang Gloria. Lorong kecil ini kiri kanan nya dipadati para penjual makanan, dari mulai makanan berat (nasi-nasi-an maksudnya) hingga kue-kue. Paling terkenal disini adalah kedai kopi (kopitiam) Tak Kie yang konon katanya sudah 3 generasi. Ga susah kog cari tempat ini walaupun letaknya menyempil, tanya aja sama orang sekitar situ pasti mereka tau. Kalau sudah puas menikmati segarnya es kopi khas kopitiam, pulang nya jangan lupa beli oleh-oleh kue keranjang buat yang dirumah.



Minggu, 15 Januari 2012

Vihara Burung Mandi di Belitung

Vihara Burung Mandi atau yang lebih dikenal dengan nama Vihara Dewi Kwan Im terletak di daerah Manggar, Belitung. Lokasi nya di atas bukit dengan view menghadap laut, tapi waktu saya tiba disana sepi banget.

Katanya vihara ini dibangun di pertengahan abad ke-18, ya kira-kira waktu  timah mulai ditemukan oleh Belanda di daerah ini dan penambang dari China mulai berdatangan. Kemungkinan besar para pendatang itu lah yang membangun vihara ini, dilihat dari arsitektur nya yang Tionghoa banget.

Menurut M.C. Ricklefs dalam buku nya "A History of Modern Indonesia Since c.1200",  populasi penambang timah dari China di pulau Bangka dan Belitung mencapai puncak nya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin. Di akhir masa pemerintahannya sekitar tahun 1750-an tercatat populasi China miners mencapai 25.000 - 30.000 jiwa.. Tapi angka tersebut segera anjlok di tahun 1780-an menjadi hanya sepertiga-nya, para penambang tersebut banyak yang migrasi ke Perak dan Kalimantan. Hingga saat ini keturunan para China miners itu masih banyak yang menetap di Bangka dan Belitung. Di pulau Belitung sendiri, tercatat 20% lebih dari penduduk nya adalah etnis Tionghoa.

Vihara Burung Mandi - yang letak nya tampak jauh dan sepi bagi pendatang seperti saya yang baru pertama kali datang ke daerah ini, didedikasikan untuk Dewi Kwan Im. Karena itu Vihara ini lebih populer dengans ebutan vihara Dewi Kwan Im. Dewi welas asih ini umumnya di kenal oleh penganut Buddha yang berasal dari China dan sekitarnya, termasuk Vietnam. Sosok Dewi ini tidak ditemukan di tempat ibadah agama Buddha di daerah Thailand dan Kamboja.

Laskar Pelancong di Vihara Dewi Kwan Im

Warna merah yang cerah

Mendaki kuil

Sembahyang dengan view lautan

Tiang penyangga di peluk Naga

Pekarangan Vihara yang asri

Altar

Senin, 09 Januari 2012

Fireworks

Fireworks, bahasa Indonesia nya Kembang Api. Seperti kata Mbak Katy Perry, "boom..boom.. boom.. even brighter than the moon..moon..moon..", benda ini biasa ditemukan sedang meledak dengan cantiknya di malam hari. Kadang muncul dengan warna kuning, kadang warna hijau, ada juga warna biru dan putih terang seperti kilat.

Pernah ga sih kalian kepikiran, itu kenapa bisa warna-warni ya? trus kenapa itu pola meledak nya bisa macem-macem gitu? ada yang kayak bintang, bunga, air mancur, hujan meteor, meteor pegasus, debu-debu intan (lha kog jadi saint seiya.. hihihiii...)

Ternyata manusia sudah mengenal kembang api dari sejak abad ke-7. Invented secara tidak sengaja di China. Di abad ke-10 baru mulai di komersialisasikan, maksudnya mulai diperjual-belikan di pasar gitu. Dari dulu memang kembang api umumnya di gunakan untuk memeriahkan acara-acara festival, pernikahan dan segala macam pesta. 

Gunpowder, campuran bahan kimia yang memiliki sifat explosive dan  merupakan bahan utama pembentuk Kembang Api ini kemudian berkembang fungsi nya. China membuat roket pertama kali untuk berperang melawan Mongol yang di ledakan menggunakan bahan kimia, gunpowder, yang persis sama seperti yang digunakan di Kembang Api. Hanya saja dengan kapasitas ledakan yang lebih dashyat.

Teknologi bahan peledak ini pun sampai di Eropa pada pertengahan abad ke-17 dan menjadi asal muasal berkembangnya teknologi senjata api (senapan, pistol, meriam etc etc).

Ironis banget kan? dari sesuatu yang seindah itu ternyata kalau di salah gunakan bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya dan mengerikan. 

Kalo pernah nonton film Kung Fu Panda 2 pasti familiar sama cerita ini. Kalau di Kung Fu Panda yang menemukan fireworks nya si Pangeran Burung Merak itu looooh.... lupa lagi namanya -______-". Nah itu kisah  nyaris nyata tuh, bukan sekedar fiksi.

Warna-warni dari kembang api itu asalnya dari serbuk-serbuk mineral gitu. Warna merah dari Stronsium dan Lithium, warna oranye dari kalsium klorida, warna hijau dari Barium Klorida, etc etc... 

Pada dasarnya Kembang Api itu terdiri dari beberapa bagian. Ada sumbu, untuk menyalakan api. Ada serbuk peledak - gunpowder. Ada juga serbuk-serbuk mineral yang menghasil warna-warni indah. Beberapa jenis kembang api juga diisi dengan gas bertekanan tinggi yang kalau dipanaskan dengan api bisa membantu melontarkan Kembang Api sampai jauh ke atas.

Pola-pola ledakan cantik kembang api didapat dengan cara menyusun serbuk-serbuk mineral di dalam serbuk peledak. Kegiatan begini ini pastinya memerlukan suatu keahlian dan kemampuan estetika yang bagus banget, tingkat kerumitannya juga pasti tinggi banget bukan sembarangan.


Tahun baru 2011 di Carita saya sempat rekam pertunjukan kembang api, tapi kejauhan jadi kecil banget keliatannya.

Nah Tahun baru 2012 ini saya semakin mendekati pusat keramaian pertunjukan kembang api dan berhasil merekam. Walopun kalo dari deket ternyata bau nya menusuk banget, asap nya bikin perih mata dan kadang kejatuhan serpih-serpih sisa bakaran kembang api yang masih suam-suam kuku.


Minggu, 01 Januari 2012

Last Year was Fun

Happy New Year temans....!
Ga berasa banget udah tahun 2012 lagi. Semoga ramalan suku Maya tidak beneran kejadian karena masih banyak banget tempat-tempat yang belum saya kunjungin. 

Kata orang hidup ini seperti roda yang berputar, kadang diatas...kadang dibawah. Setelah tahun 2010 saya merasa roda kehidupa saya posisi nya pas lagi dibawah banget di jalanan yang berlubang. Tahun 2011 saya merasakan roda kehidupan saya berputar, paling ga posisi nya udah ga dibawah walaupun jalan nya masih lobang-lobang dan banyak polisi tidur nya heheee... 

Jadi kesimpulan dari tahun 2011, overall it was fun! 
Dimulai dengan template baru di awal tahun (walopun warnanya tetep biru muda). New Job. Dan banyak juga hal baru yang saya coba - seperti Flashmob, Kayaking, Snorkeling.... tapi tetap saja saya tidak akan mau nyobain yang namanya Battlestar Galactica di USS walopun dibayarin -______-"

Tahun lalu juga pertama kalinya dan kedua kalinya saya menginjakan kaki di Thailand. Yang pertama kali ke Bangkok dan kedua kalinya ke Krabi dan Phuket.
Saya juga dua kali menginjakan kaki di Malaysia. Ke Malaka (walaupun hanya beberapa jam disana) dan ke Penang. Perjalanan saya terakhir kalinya adalah ke Belitung, pulau yang letaknya deketan sama Palembang.

Ohiyaaaaah.. hampir lupa. 
Tahun kemarin juga saya dua kali pulang kampung (ke kampung Papa Said maksudnya). Di bulan Juni disana sempat berburu Tarsius Spectrum, hewan langka yang hanya ada di Sulawesi. Kemudian menjelang lebaran di bulan September saya kembali pulang kampung. Eniweeeeiii.... ini juga adalah pengalaman mudik pertama saya seumur hidup selama 29 tahun ini loooooh....

Resolusi tahun 2012 saya adalah : membuat dan meng-upload lebih banyak video di youtube dengan kualitas yang lebih baik. 
Postingan ini akan saya tutup dengan persembahan salah satu video youtube saya mengcover lagu Cherrybelle - Dilema. Plissss jangan pada pingsan yah hihihiiihhihiiii.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...