Sabtu, 23 April 2016

Mengantar Si Mama Belanja

Saya sebenarnya bukan termasuk orang yang suka shopping, kalau mau beli sesuatu musti perlu dulu dan kalau pergi ke mall atau ke toko khusus untuk beli barang yang diperluin itu. Misalnya, sepatu. Biasanya teman-teman saya beli sepatu kalau ada model baru, atau pas lagi jalan atau liat online shop ada model yang disuka langsung beli, atau kalau lagi ada sale di brand tertentu. Saya cuma beli sepatu kalau salah satu sepatu saya rusak atau sudah jelek. Dan biasanya belinya modelnya pasti sama. Misalnya sepatu resmi saya untuk urusan kantor yang serius pasti hitam polos. Kalau sehari-hari saya sering pakai sepatu Converse dan kalau rusak saya selalu beli Converse lagi. 

Baju juga begitu. Saya jarang beli baju. Malahan Mama saya yang kadang suka menyelipkan baju baru di lemari saya diam-diam karena liat baju yang saya pakai itu lagi, itu lagi. Handphone saya juga biasanya saya pakai sampai rusak atau hilang, jadi sementara kawan-kawan saya sudah ganti tipe handphone 3 kali, saya masih setia dengan handphone yang saya beli 5 tahun lalu. Malahan iPhone saya tahun depan sepertinya sudah gak bisa update iOS karena udah mentok. Tapi karena masih bagus, saya belum ada niat untuk ganti.

Kadang ada barang yang saya kepingin banget tapi bimbang untuk beli karena sayang uangnya. Iya, saya memang se-pelit itu hihihi. Sejak jarak tempuh lari saya meningkat saya kepingin banget punya Garmin Forerunner, tipe yang saya mau pun saya sudah tau. Tapi untuk beli nya masih maju mundur, belum yakin. 

Walaupun gak terlalu suka shopping, kalau travelling saya tetap suka liat-liat pusat perbelanjaan, toko-toko, pasar. Saya senang lihat-lihat barang apa yang lagi trend disana, perbedaan harganya dengan disini, bagaimana cara dagang orang-orang disana, cuma mengamati saja buat saya seru. Ya pasti beli lah satu atau dua barang yang khusus mengingatkan kalau saya pernah ke tempat itu. 

Waktu pertama ke Bangkok, saya awalnya berangkat sendiri, kemudian janjian dengan dua orang kawan yang menyusul. Saya sempat ikut dua orang kawan saya muterin beberapa pusat perbelanjaan di Bangkok, tapi hari berikutnya saya putuskan pisah lagi sama kawan-kawan saya yang masih belum puas belanja dan jalan sendiri ke Vimanmek Mansion.

Ke Bangkok tahun ini tujuan utama saya memang mengantar Mama saya shopping spree di Bangkok, jadi di itinerary yang saya bikin untuk Mama saya setiap hari pasti ada shoppingnya. Malahan sebagian besar waktu dihabiskan di pusat perbelanjaan. 

Tiba di Bangkok hari pertama, malamnya kami langsung melipir ke Patpong Night Market. Jalan kaki dari hotel yang sengaja saya pilih di daerah Silom. Memang ibu-ibu itu kalau soal belanja cepet banget adaptasinya, biar bahasanya gak nyambung tapi Mama saya tetap saja bisa tawar menawar barang sendiri, malahan colek-colekan ama banci.

Keesokan harinya setelah lihat-lihat Wat dan Sleeping Buddha, kami naik taksi ke Siam Square dan jalan kaki ke MBK. Nah Mama saya betah nih di MBK. Mallnya gede banget, enaknya kalau belanja oleh-oleh disini ada tempat khususnya dan harganya pas, jadi gak perlu repot nawar. Baju-baju a la thailand juga banyak disini dan harga pas. Oleh-oleh makanan juga komplit. 

Keesokan harinya adalah hari sabtu. Pagi-pagi kami naik taksi dari depan hotel ke chatuchak. Mama saya juga betah disini. Saya dan Anissa, adik bungsu, cuma menunggu sambil ngopi di depan Clock Tower. Saya sempat minta difotoin di depan Clock Tower, tapi pas lagi gaya tiba-tiba di belakang saya muncul rombongan orang foto pre-wed pakai wedding dress putih. Sengaja banget mau nyindir jomblo. KZL. 

Liat yang foto pre wed dibelakang huhuu
Sebelum makin siang dan panas, saya menggiring Mama saya untuk pindah dari chatucak ke Pratunam naik taksi. Muter-muter sebentar di Platinum mall, Mama saya tampak kurang tertarik. Kami makan siang disana kemudian ke Siam Paragon karena mau ke Madame Tussaud. Setelah dari Madame Tussaud, Mama saya minta balik ke MBK. Betah banget, bu.

Dan..... seperti biasa, setiap pergi sama Mama saya ketika pulang barang bawaannya bertambah satu koper lagi.

Sabtu, 09 April 2016

Pantai Bodur

Lagi sumpek sama Jakarta dan kangen sama pemandangan pasir putih dan laut biru yang masih bersih? Ada Pantai Bodur di Tanjung Lesung, hanya 4 - 5 jam dari Jakarta. Untuk ke Pantai ini dari Jakarta bisa melalui dua jalur, lewat toll merak keluar di Pandeglang atau exit toll Cilegon menyusuri jalur pantai Anyer - Carita- Labuan. 

Kalau pilih jalur lewat Pandeglang waktu tempuh lebih dekat, tapi harus jeli memperhatikan penunjuk arah ke Tanjung Lesung. Di beberapa persimpangan ada petunjuk arahnya. Kalau sudah ketemu PLTU Labuan berarti Tanjung Lesung sudah dekat. Kalau lewat jalur anyer jarak tempuh memang lebih lama karena jalan memutar tapi lebih mudah karena tinggal lurus-lurus saja mengikuti jalur pantai hingga ketemu persimpangan yang ada petunjuk ke arah PLTU Labuan, arah yang sama dengan Tanjung Lesung.

Kalau mau trip satu hari PP dari Jakarta bisa banget, kalau mau menginap yang tidak mahal di dekat pintu masuk Tanjung Lesung banyak terdapat homestay di pinggir jalan. 

Untuk ke Pantai Bodur harus masuk ke kawasan resort Tanjung Lesung dulu, posisinya ada di paling ujung kawasan ini. Waktu saya kesana banyak terdapat warung-warung tapi sepi, konon kata penjaga resort dulunya Pantai Bodur terbuka untuk umum, tapi kemudian setelah diambil alih dikelola oleh resort jadi tidak seramai sebelumnya tapi lebih bersih dan ekslusif. 

Lokasinya sebenarnya cukup unik, karena sebelum ketemu pantai kita akan lihat melewati semacam savana yang dihiasi rumput, beberapa kumpulan semak dan sedikit pohon. Mungkin juga karena waktu saya kesana lagi musim panas, tumbuhan di kawasan itu tampak mengering sehingga mirip savana dengan rumput kering kecoklatan.

Panas tapi fotogenik.







Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...