Senin, 28 Juni 2010

Cruising The Saigon River

Di hari terakhir petualangan Backpacking saya, Cipu & Mba Vonny kami memutuskan untuk bergabung dalam Half Day Cu Chi Tunnel Tour. Cu Chi Tour itu sendiri ada dua jenis dibedakan dari waktunya, yang setengah hari (half day) dan yang seharian (full day). Di paket full day, tour nya termasuk mampir ke Pagoda dan pusat pemberdayaan disable people korban perang vietnam.



Sayangnya di hari itu kita harus terbang kembali ke tanah air , jadi tidak bisa ikut full day tour. Half day tour juga ada dua macam di bedakan dari transportasi ke Cu Chi Village nya. Kami memutuskan untuk mengambil tour yang menggunakan Boat ke Cu Chi dan menggunakan Bus untuk pulang walaupun selisihnya lumayan dengan yang menggunakan bus Pulang Pergi. Per orangnya kami membayar USD 15.




Perjalanan dimulai pk. 8.30 pagi di kantor travel yang terletak di kawasan backpacker dan diakhiri sekitar pukul 3 siang di tempat yang sama. Kita dijemput oleh Bus dan di antar ke Bach Dang untuk naik Boat. Perjalanan satu setengah jam menyusuri sungai itu hanya seru diawal nya saja karena Saya dan Cipu dengan antusias mengekplorasi kapal dan mengeluarkan segala jurus bergaya di depan kamera. Tapi tidak lama kami pun mulai mati gaya dan bosan.

Hari mulai siang dan matahari mulai terasa terik ketika saya dan cipu asik mengobrol dengan sepasang turis Ausie di atas kapal yang sedang sunbathing. Tapi kemudian saya dan Cipu pamit masuk ke dalam kapal karena tidak tahan dengan panasnya dan mulai merasa kering seperti ikan asin yang sedang dijemur.


Saya pun kembali ke tempat duduk di dalam kapal, dan menikmati pemandangan di sisi sungai dengan mata terkantuk-kantuk karena serangan angin sepoi-sepoi.
Sementara itu Tour Guide rombongan kami, yang duduk di depan saya sudah mulai terlelap dan merangkai mimpi diiringi suara mesin kapal dan siulan Pak Sopir yang dengan riang mendendangkan lagu Jingle Bell *di bulan Maret*


Sebelum saya mulai menulis postingan ini barusan, saya konsultasi dulu sama Mbah Wikipedia tentang Saigon River ini. Menurut beliau, sungai ini panjangnya hanya 29 Km. Tapi kelihatannya cukup dalam juga, kalau dilihat dari banyaknya kapal-kapal besar yang parkir di sepanjang sisi sungai. Yah.. kalau di Indonesia mungkin mirip-mirip Sungai Musi di Palembang.

Di pinggir sungai ini juga ada restoran mengapung, persis banget kayak yang di Palembang. Kapal pun menepi sejenak dan rombongan di persilahkan turun di restoran mengapung ini selama 20 menit. Dalam waktu 20 menit tersebut sempat terjadi insiden yang menggemparkan antara Saya, Cipu, Mba Vonny Vs Para Pelayan, tapi sabar dulu yah.. nanti saya ceritakan di postingan yang lain nya deh. hehee...

Setelah istirahat di restoran terapung, rombongan dipanggil kembali untuk meneruskan perjalanan, dimana Tour Guide akan meneruskan mimpinya dan Pak Sopir akan meneruskan berdendang.. tapi kali ini lagu Jingle Bell diganti dengan lagu Disko Dangdut Vietnam,,, "Happy..Happy.." hingga tiba di Cu Chi Village.

Kamis, 17 Juni 2010

Antar Kota, Antar Propinsi, Antar Negara

Ini adalah pengalaman kedua kali nya saya melintasi perbatasan darat antara dua negara, setelah pengalaman perdana melewati perbatasan antara negara Singapore dan Malaysia. Tapi ini adalah pengalaman pertama saya mengurus Visa on Arrival di perbatasan.

Perjalanan sekitar 7 jam dimulai di Duong De Tham, backpaker area di Ho Chi Minh City. Sekitar jam 12-an, Bus Capitol menjemput saya, Mba Vonny dan Cipu. Di atas Bus, petugas membagikan sebotol air mineral dan tissue basah (plus masker sewaktu perjalanan balik dari Pnom Penh ke HCMC). Rate Bus Capitol HCMC-Pnom Penh = USD 10 / orang.

Tidak berapa lama, petugas mengumpulkan paspor-paspor penumpang termasuk menawarkan jasa mengurus Visa on Arrival di perbatasan Moc Bai dengan hanya membayar USD 25 (resminya USD 20), pokoknya kita tinggal tahu beres dan menikmati perjalanan.


Di perbatasan Moc Bai semua penumpang turun dari bus dengan membawa semua barang-barang nya, kemudian menunggu paspor kita di cap di imigrasi, setelah itu naik kembali ke Bus untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah melewati perbatasan Moc Bai, Bus Capitol tersebut berhenti 15 menit untuk istirahat di sebuah restoran Mie. Penumpang di persilahkan untuk meluruskan badan, makan, minum, dan menuntaskan urusan pribadi di toilet. Di perjalanan balik dari Pnom Penh ke HCMC juga Bus itu berhenti di tempat yang sama selama 15 menit.

Daerah perbatasan Vietnam-Kamboja yang gersang dan tandus ini, di sepanjang jalan nya berjejer kasino dan hotel mewah, persis di Las vegas. Di halaman parkir nya juga berjejer mobil-mobil mewah.


Sore hari, menjelang terbenam nya matahari, Bus Capitol membawa kita naik ke atas kapal feri menyebrangi sungai yang luaaaaas banget sampe ujungnya ga terlihat. Secara ini adalah pengalaman pertama saya naik kapal feri, serta merta saya meloncat dari dalam Bus dan berfoto-foto dengan cuek nya di antara barisan mobil-mobil, motor-motor, dan pedagang asongan.

Kira-kira sebulan setelah nya, dalam perjalanan ke Bromo, saya kembali merasakan naik Bus luar kota. Secara keseluruhan sih rasanya sama saja dibandingkan dengan yang saya tumpangi di Singapore, Vietnam dan Kamboja. Dari mulai model bus nya hingga cara menyetir Pak Sopir nya sama, sepertinya ada standard internasional untuk Bus luar kota semacam ini... yah, sama seperti standar penerbangan internasional gitu.


Tapi diantara terminal-terminal bus internasional yang pernah saya datangi di kawasan Asia Tenggara, baru di Surabaya saya menemui Terminal Bus yang lengkap dengan panggung hiburan Live Music. Memang walau bagaimanapun, saya harus bangga, negara saya masih lebih unggul dalam hal fasilitas di terminal bus nya.


Minggu, 13 Juni 2010

2 breakfast menu at 2 city in 2 days

Halooooo semuanyaaaah.....
Sudah cukup lama blog ini terbengkalai akibat dari kesibukan saya berkutat dengan pekerjaan demi mengumpulkan pundi-pundi buat modal jalan-jalan lagi a la kere hihihihii...
Sebenarnya masih banyak yang mau saya ceritain dari pengalaman bekpeking ke vietnam-kamboja berapa waktu lalu, tapi nanti dulu lah. Soalnya kesibukan gara-gara kerjaan ini sedikit menumpulkan kreatifitas.

Jadwal perjalanan kali ini sangat ketat, jadi pagi ini kita di vietnam, pagi berikutnya kita sudah ada di negara lain: kamboja. Begitu pula dengan sarapannya, pagi ini sarapan Pho di Vietnam (gambar kiri), pagi berikutnya sarapan Bubur Ayam ala Kamboja (gambar kanan). Bubur Ayam ala Kamboja beda sama Bubur ayam disini. Kuahnya sama kayak kuah Pho, trus pke toge juga. Jadi kalo menurut saya mah bukan bubur ayam, lebih mirip soto ayam hihihii..



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...