Senin, 17 Agustus 2009

Istana Maimun



Istana Maimun terletak di ibukota Sumatera Utara, Medan. Lebih spesifik nya terletak di Jl. Brigjen Katamso. Mirip-mirip seperti keraton di Jawa, Istana ini masih ada penghuni nya dan masih digunakan untuk upacara adat.


Istana peninggalan Kerajaan Deli ini dibangun pada 26 Agustus 1888 (wuih kog sama tanggal nya kyk tanggal ultah yg nulis he3..) dan baru diresmikan pada tanggal 18 Mei 1891, jadi berapa tahun tuh bangunnya? Hitung sendiri aja ya.

Yang memprakarsai berdirinya bangunan ini adalah Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan keturunan raja ke-9. Menurut daftar silsilah yang di pahat diatas marmer dan dipajang di halaman istana, Raja Deli yang pertama adalah Tuanku Panglima Gocoh Pahlawan (1632-1669). Sedangkan yang terakhir terpahat adalah nama Raja deli ke-12, Sultan Azmy Perkasa Alam sejak tahun 1967.

Arsitektur bangunan ini sangat menarik, perpaduan dari beberapa budaya tapi kesannya ga' tabrak-tabrakan. Konon menurut kabar arsitek bangunan ini adalah arsitek asal Italia. Arsitek yang sama dengan arsitek Masjid Raya nya yang terletak tidak jauh dari Istana Maimun. Dari luar kelihatan bernuansa India Islam. Tapi ketika masuk ke dalam perabotannya bernuansa Eropa, seperti lemari, kursi, lampu-lampu kristal. Sedangkan Singgasana nya sendiri bernuansa Melayu dengan warna kuning keemasan yang megah.





Sayangnya tidak seperti Keraton di Jawa, Istana Maimun ini kondisi nya kurang terawat. Untuk masuk ke Istana, kita hanya perlu membayar sumbangan sukarela. Di sini juga menyewakan pakaian adat Melayu apabila kita mau foto-foto dengan pakaian adat di Istana ini.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Suramadu

Akhirnya sampai juga di Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Surabaya dan Madura. Secara jembatan ini lagi jadi jembatan yang paling hip & hapening di indonesia saat ini, waktu minggu lalu ada kesempatan ke Surabaya di paksa-paksain deh ke jembatan ini.

Setelah selesai urusan pekerjaan di daerah Tuban, yang mana lebih lama dijalan nya dari pada urusannya, aq langsung meluncur ke TKP (baca: suramadu). Sampai disana sekitar jam setengah sembilan dan gelap gulita. Setengah mati mau motret jembatan nya. Mana dilarang berhenti di sepanjang jembatan, jadi nya fotonya ga kliatan apa-apa deh hehehe...





It's oke lah, gagal mendapatkan gambar jembatan suramadu, yang penting pengalaman menyebrang nya. Tarif suramadu untuk mobil, Rp. 30.000. Di ujung Madura, kalau malam di pinggir-pinggir jalan banyak terdapat warung-warung makan dan penjual suvenir. Pun hanya menjejakan kaki sepanjang beberapa meter di pulau Madura, yang penting bisa merasakan makan Sate Madura di Madura. he3..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...