Kamis, 25 Februari 2010

Ritual Wajib Mila di Bandung

Berikut ini adalah 5 ritual wajib saya setiap berkunjung ke Bandung.


Mi Yamin asin special + 1 porsi baso lagi, pangsit goreng & Lemon tea
hangat di Warung Lela.






Cireng Cipaganti






Salmon Steak di Siera Cafe, Dago Atas






Es Duren






Bubur Mang Oyo








Eh.. tapi kog ritualnya makan semua yah? hehee...

Sabtu, 20 Februari 2010

Behind The Scene: Turis Kere Singapore-Malaysia

Behind The Scene 1: Security Check

Inilah salah satu perbedaan antara penerbangan domestik dan internasional. Di penerbangan domestik pemeriksaan barang-barang hanya basa basi saja. Sedangkan di penerbangan internasional peraturan ini ketat bukan main. Sampe ada acara buka ikat pinggang dan jam tangan segala sewaktu melewati metal detector. Karena kebiasaan sama sistem penerbangan domestik yang seperti itu, salah satu anggota para bekpeker cupu ini ada yang kurang 'ngeh dengan peraturan tidak boleh membawa cairan diatas 100mL ke dalam kabin pesawat, dan membawa dua kemasan besar Susu cair.

Di pemeriksaan terakhir sebelum masuk ruang tunggu, dua kemasan susu cair yang belum diminum itu pun disita. Coba dia bilang-bilang dulu sebelum susu-nya disita, anggota rombongan yang lain pasti dengan sukarela siap membantu menghabiskan susu nya, dari pada di sita trus nantinya diminum sama petugasnya.

Ternyata di Singapore dan Malaysia, bahkan sistem security check-nya lebih parno lagi. Selain ikat pinggang dan jam tangan, jaket yang tebal harus dilepas dulu sebelum melewati metal detector.

Tidak hanya di Bandara Udara, bahkan ketika kita melewati perbatasan darat antara Singapore ke Johor, sistem pengamanannya juga ketat. Ketika di perbatasa darat waktu itu, setelah tertahan mengantri di imigrasi berjam-jam dan hampir ketinggalan kereta ke KL, salah satu anggota bekpeker kita merasa geregetan ketika di security check masih ada acara buka-buka tas dan interogasi.

Entah antara kesal, panik karena merasa takut ketinggalan kereta, atau kebelet pipis... ketika ditanya security nya mengenai isi kantong kecil di tas backpacknya, dia menjawab: Make-Up, sir. Seketika itu wajah pak security langsung berubah aneh dan buru-buru mempersilakan dia lewat. Ya jelas aja Pak securitynya ngeri. masa cowok bawa-bawa Make-up.

Behind The Scene 2: Demi Update Status

Sebagai peng-update setia Plurk dan Facebook, kita sempat khawatir kalau sewaktu kita jalan-jalan ga sempet update status. Sedemikian sehingga kehilangan momen untuk memberitakan apa yang sedang kita lakukan, demi eksistensi. Maupun hanya untuk sekedar membuat iri para penggemar kita di Plurk dan FB *belagu abeezzz*

Hal pertama yang kita lakukan saat melihat ada fasilitas internet gratis (berikut komputer-nya) di airport Changi adalah: meloncat-loncat kegirangan. Rasa gembira bukan kepalang karena bisa Up-Date Status: Telah tiba di Singapore. Kebetulan lagi hostel kita di Singapore menyediakan fasilitas internet gratis juga, jadi kita bisa tetap eksis di jagat plurk dan facebook.

Pokoknya setiap ada internet dan komputer nganggur rasanya ga tahan untuk segera meng-update status. Mau ya itu gratisan, pakai koinan, bahkan yang sistem bayar per-jam kayak warnet gitu... yang penting Up-Date Status.

Behind The Scene 3: Digi

Sebagai Turis Kere, salah satu hal yang paling bikin miris dan berat adalah pulsa telepon. Apalagi turis kere sok sibuk yang walaupun sedang cuti liburan teteup dii tilpunin Pak Boss Besar sehingga pulsa tersedot karena menerima telpon *curcol*. Untuk sms aja, tarifnya 4000-5000 sekali sms, cukup bikin kepala pusing setiap cek pulsa. Makanya itu kita hemat hemat banget sama yang namanya pulsa.

Hingga akhirnya di Malaysia kita memutuskan untuk mengganti SIM Card indonesia kita dengan SIM Card Malaysia bernama Digi. Jadi kita semua men-save nomor digi setiap anggota dengan menambah kata Digi di belakang namanya (Mila Digi, Cipu Digi, Lenia Digi, Gunard Digi). Dan.. Mila Digi bisa menelpon Cipu Digi dengan tenang. Cipu Digi bisa sms-an sama Lenia Digi sepuasnya. Gunard Digi bisa menelpon ibu nya di Jakarta dengan tarif relatif lebih murah. Kami semua bisa berbual lebih leluasa berkat Digi *bukan iklan loh* LOL

Series of Turis Kere Singapore-Malaysia:


- Turis Kere

- Singapore Tour a la Kere

- Naik MRT

- Keretaapi Tanah Melayu Berhad

- Nyicipin Rasanya Backpacker Hotel


Sabtu, 13 Februari 2010

My Australian Best Friend

Berawal di bulan Mei 2009, ketika takdir menyatukan kita dalam pekerjaan dimana kita berbagi suka dan duka bersama, melalui dunia maya. Sistem kerja kita memang agak unik, saya di Tambun dan Carly di Perth. Komunikasi antara kita ya hanya melalui e-mail dan chatting-an.

Sampai suatu ketika di penghujung tahun 2009, Carly di kirim ke Tambun untuk melihat dan mempelajari mengenai sistem di pabrik kita yang tercinta. Salahnya, karena saya yang ditunjuk sebagai guide, maka business trip tersebut jadi melenceng jauh ke acara leisure trip. Melenceng jauh dari Tambun, menelusuri Mall di Jakarta sampai ke kota Bandung.

Bagi Carly, ini merupakan kunjungan perdana ke Jakarta. Komentarnya ketika melihat gedung-gedung perkantoran, Mall-mall, mobil-mobil yang tumpah ruah di jalan raya dan kehidupan ibu kota yang ga ada matinya adalah, " WOW.. This is not Indonesia, This is New York." Selama ini anggapannya mengenai Indonesia itu adalah negara yang isinya sawah-sawah, pantai-pantai yang sunyi, hutan-hutan tropis lengkap dengan penduduk suku pedalaman yang masih mengenakan daun-daunan sebagai pakaian. Kenyataannya, menurut dia, bahkan di Australia sendiri ga ada Mall yang semegah Mall-Mall di Indonesia. Beuh.. kemana aja do'i.

Atas perintah dari Boss Besar, kita pun berangkat ke Bandung. Setelah beberapa hari di Tambun, Carly mengalami dehidrasi parah jadi boss besar memerintahkan saya untuk membawa Carly ke Bandung yang cuaca nya *katanya* lebih friendly. Baru dua jam di Bandung, Carly udah menjelma jadi selebritis. Kemana aja kita pergi, orang-orang berebutan mau foto bareng sama dia. Saya aja yang bertahun-tahun mondar-mandir di bandung, belum pernah ada orang yang minta foto bareng *ngiri*
. Pasti karena dia tinggi, putih, pirang sampai orang-orang ngira Carly adalah Paris Hilton *sirik*.

Yang menarik tentang Carly adalah, setiap saya tanya mau makan apa dia selalu bersemangat untuk mencoba makanan-makanan Indonesia. Favoritnya: Nasi Goreng dan Gado-Gado. Di Bandung saya ajak makan di Rumah Makan Sunda, semua menu di tanyain secara mendetil mengenai bumbunya, cara masaknya, cara makannya.. Kalau menjelaskan cara makan sih ga ada masalah buat saya. Tapi jelasin soal cara masak, apalagi bumbu *tepok jidat*, masak air aja gosong.

Pengalaman paling menarik buat Carly, katanya, adalah sewaktu naik becak. Ya siy.. kalo diliat tampangnya di atas becak itu.. pucat pasi. Mulutnya ga berenti-berenti nanya, "Is it safe? Is it safe?". Off course it is safe, secara ini tuh salah satu transportasi favorit dari generasi ke generasi hihihii... sayangnya tu anak belom sempet diajak naik bajaj. Sewaktu Becak membelok di tikungan tajam, sedemikian sehingga miring ke salah satu sisi, Carly pun berteriak, "We're gonna die." Ya ga sampe segitunya kali, Neng *pikir si abang becak*.


However, menyadur dari status fesbuknya Carly,"It's the best Business Trip ever," saya sebagai guide-nya jadi merasa tersanjung. Huhuhuu... kapan yah saya bisa sempet kunjungan balik ke Perth... Visa udah jadi, tapi kog kerjaan di sini masih belum bisa ditinggal pergi lama.. *hiks*

Sabtu, 06 Februari 2010

Ikan Patin dalam Bambu

Salah satu blog favorit yang rutin saya kunjungi adalah Jenzcorner.com, disini tempatnya buat yang doyan petualangan kuliner. Salah satu tempat yang saya kunjungi karena "teracuni" oleh review di blog ini adalah Pondok Ikan Patin Bakar khas Kalimantan.

Lokasinya rada jauh dari Jakarta, agak lewat sedikit dari kawasan Cibubur dan letaknya agak sedikit terpencil. Anehnya kog rame aja ya? Kebetulan waktu saya tiba disana belum jam makan siang jadi saya dapat meja tanpa harus mengantri, tapi yang datang setelah saya harus rela menunggu giliran mendapat meja dengan sabar.


Tapi jauh-jauh dibela-belain dateng kesini ga kecewa deh. Ikan Patin nya dibumbui dan dibakar di dalam bambu, disajikannya juga masih di dalam bambunya. Baunya saja sudah bikin perut berontak dan rasanya juga enak banget. Bumbunya gurih, ikannya lembut, nyam..nyam.. Harganya memang lumayan, Rp.100ribu per porsi Ikan Patin Bakar, tapi memang porsinya besar. Ikan patinnya beda dari ikan-ikan patin yang banyak di temui di rumah makan padang, yang ini rasanya mirip seperti ikan patin yang pernah saya cicipi di Pekanbaru, nyaris ga berasa seperti ikan air tawar.

Selain itu Sup Guramenya juga enak, di sajikan di mangkok yang besaaaaar. Bahkan Es Kelapa Mudanya pun dalam porsi gelas yang besar. Pokoknya disini semuanya porsi besar.
Beberapa pengunjung juga memesan Ikan Patin Bakar ini untuk dibawa pulang. Dan uniknya Ikan Patin Bakar ini di kemas masih di dalam bambunya dan diikat dengan tali plastik buat tentengannya kalau kita pesan untuk dibawa pulang. Unik.

Senin, 01 Februari 2010

My Best Travelmate


Namanya Suaib, entah kenapa bisa jadi Cipu. Awalnya saya terperangkap di tempat kerja yang sama dengan cipu pada tahun 2007-an. Di beberapa kesempatan kita sering di tugaskan bersama, tapi siy seringnya saya sibuk dengan urusan saya berlari-larian kesana kemari dan Cipu sibuk dengan urusannya sebagai babysitter hihihii *piss ah*

Tugas dinas pertama saya bersama cipu kebetulan ke Makassar, yang merupakan wilayah jajahan Cipu yang asli berasal dari SidRap, suatu kabupaten somewhere di Sulawesi Selatan. Di waktu senggang, dikala tidak bekerja.... Cipu & keponakannya yg seumuran (Shinta) mengajak daku keliling-keliling Makassar dan menularkan virus OKKOTs kepada diriku ini *sigh* dan mendapatkan award karena ke-OKKOTs-an saya *tepok jidat*
Salah satu petualangan saya & Cipu yang paling berkesan adalah waktu kita tugas ke Palembang. Waktu itu kerjaannya agak santai sehingga kita banyak waktu luang. Cipu dengan suksesnya mempengaruhi saya untuk membeli baju renang norak di Carefour (soalnya ga ada pilihan lain) dan berenang malem-malem buta. Lumayan.. dapat ilmu banyak, cara berenang ala Cipu.. seperti gaya "berenang korban banjir", "ikan paus mabok", "ikan teri kelelep", dst..dst.. Kita juga berpetualang kuliner malem-malem, ke martabak Har (nyam..nyam..). Bersama-sama membajak live music di cafe hotel, walaupun akhirnya saya menyerah karena sudah terlalu malam dan tidur duluan sementara Cipu masih belum rela melepaskan microfon nya dan terus bernyanyi.


Petualangan kita yang paling seru pastinya petualangan Backpacking Singapore-Malaysia. I'm sure he's gonna be The Best Travelmate ever for every traveler in the whole world.


And Girls.... the good news is... he's still single *wink-wink*. Bagi yang berminat bisa langsung menghubungi saya sebagai agen resminya *ampooooon Cipuuuu* huahahaaa...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...