Rabu, 31 Desember 2008

MySpaceSELAMAT TAHUN BARU Semuanyaaah



Rencana Travelling tahun 2009, aku siy ga mo muluk-muluk bikin planning ke luar negeri. Apalagi aku juga termasuk orang yang terkena imbas krisis global, jadi secara financial tampaknya tahun depan belum memungkinkan untuk merencakan perjalanan ke luar dari Indonesia.

Thus, di negeri ku yang tercinta ini masih banyak kog tempat-tempat yang pengen aku datengin. Misalnya, Tana Toraja, Nusa Tenggara Barat dan Timur, bahkan Pulau Seribu yang ga jauh-jauh amat juga kayaknya seru tuh buat jalan-jalan.

Ada yang mau ikutan?

Senin, 29 Desember 2008

Benteng Otanaha


Ota berarti Benteng.


Sedangkan Naha adalah orang yang menemukan kembali benteng yang dibuat oleh ayahnya, Raja Ilato, pada abad ke-15.


Karena itulah Benteng ini di namakan Otanaha.



Benteng Otanaha terdiri dari tiga bangunan yang terletak di atas bukit tidak jauh dari kota Gorontalo. Untuk mencapai Benteng Utama dari pintu gerbang benteng ada 348 anak tangga dan 4 tempat peristirahatan.

Tapi tidak usah khawatir.. kita ga perlu susah-susah melewati ratusan anak tangga tersebut. Sekarang sudah dibuat jalan untuk mobil hingga sampai ke depan salah satu benteng. Untuk mencapai benteng utamanya tinggal jalan sedikit aja kog.




Dari atas benteng utama, kita bisa melihat danau Limboto. Satu lagi bangunan dari benteng Otanaha terletak agak ke bawah, dan dari sisi benteng utama kita bisa memandang benteng batu tersebut di tengah danau yang permukaannya menghijau karena di penuhi tanaman.



More Photos? Follow this Link

Lihat juga:

Senin, 22 Desember 2008

Trunyan


Pohon di samping ini kelihatannya seperti pohon biasa saja kan?

Tapi pohon besar ini digunakan dalam proses pemakaman masyarakat di desa Trunyan, Bali. Mayat penduduk desa yang meninggal di letakkan dekat pohon ini, tidak dikubur loh. Cuma di geletakan begitu saja melewati proses penguraian secara alamiah hingga tinggal tulang belulang.

Anehnya, mayat-mayat itu sama sekali tidak berbau.



Desa Trunyan terletak di tepi danau Batur, Kintamani. Untuk mencapai desa Truyan kita harus naik perahu motor menyebrangi danau selama 20-30 menit. Udara di daerah ini sangat sejuk, mungkin karena lokasinya di pegunungan kali ya.





Menurut sumber, secara spesifik, terkait dengan kepercayaan orang Trunyan mengenai penyakit dan kematian, maka cara pemakaman orang Trunyan ada 2 macam yaitu:


Cara Pertama, dikubur / dikebumikan. Orang-orang yang dikebumikan setelah meninggal adalah mereka yang cacat tubuhnya, atau pada saat mati terdapat luka yang belum sembuh seperti misalnya terjadi pada tubuh penderita penyakit cacar, lepra dan lainnya. Orang-orang yang mati dengan tidak wajar seperti dibunuh atau bunuh diri juga dikubur. Anak-anak kecil yang gigi susunya belum tanggal juga dikubur saat meninggal.



Cara Kedua, meletakkan jenazah diatas tanah dibawah udara terbuka yang disebut dengan istilah mepasah.
Orang-orang yang dimakamkan dengan cara mepasah adalah mereka yang pada waktu matinya termasuk orang-orang yang telah berumah tangga, orang-orang yang masih bujangan dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal.

Jadi kalau lihat foto di bawah ini, di belakang ku itu, di bawah kayu-kayu itu, tergeletaklah jenasah-jenasah yang disemayamkan dengan cara Mepasah.




Menurut penduduk setempat, kita tidak mencium bau anyir dari mayat tersebut karena baunya diserap oleh pohon besar tersebut. Pohon itu disebut pohon Taru Menyan, yang kemudian menjadi dasar nama desa tersebut, desa Trunyan.


Sabtu, 20 Desember 2008

Sekali Dayung, 3 Pulau Terlampaui



Maksudnya bukan secara harfiah, itu hanya perumpamaan dari rute jalan-jalan ku di daerah Bali.

Tiga lokasi objek wisata yang hukumnya wajib dikunjungi ini berada di wilayah yang berdekatan. Jadi sekali jalan bisa langsung mampir ke tiga tempat sekaligus.




1. Dreamland Beach

Dreamland Beach ini sepertinya salah satu lokasi favorit untuk yang senang surfing. Pantainya bersih, pasirnya putih dan ombaknya besar. Untuk mencapainya kita harus melewati kompleks perumahan dan lapangan golf di daerah Pecatu. Kalau yang tidak bisa surfing, bisa juga kog menghabiskan waktu di sini sekedar berjemur sambil di massage, dan sedikit main-main air di pantai. Tidak perlu khawatir kelaparan atau kehausan, karena banyak yang jualan makanan dan minuman. Tapi terakhir aku ke lokasi ini pada bulan agustus 2008 menurut aku udah terlalu rame, jadi kurang asik lagi.


2. Garuda Wisnu Kencana

Garuda Wisnu Kencana adalah patung Dewa Wisnu mengendarai Burung Garuda. Saat ini patung GWK yang berada di GWK Cultural Park memang belum selesai, tapi menurut rancangannya patung raksasa ini akan memiliki ketinggian 22 meter.

Patung GWK ini terbuat dari kuningan dan tembaga, pembuatannya sebagian besar justru dilakukan di Bandung, Jawa Barat per bagian-bagian yang kemudian di satukan dengan cara di las di Bali.

Selain patung GWK, di Cultural Park seluas 250 meter persegi ini juga terdapat restoran-restoran, panggung pertunjukan dan Exhibition Galery.




3. Pura Uluwatu

Masih di daerah Pecatu, yang ini adalah salah satu tempat favorit aku. Pura Uluwatu terletak di atas tebing, dari sekitar Pura kita bisa melihat pemandangan laut yang sangat indah. Konon kabarnya tempat ini banyak digunakan untuk tempat pernikahan.

Jalan kaki dari pintu masuk hingga ke Pura lumayan jauh juga, tapi tidak terasa karena pemandangan dan udaranya. Oh iya, untuk menghormati tempat ini sebagai salah satu tempat keagamaan, pengunjung di sini tidak diperbolehkan menggunakan celana pendek. Tapi jangan khawatir, bagi yang sudah terlanjur ke lokasi tersebut menggunakan celana pendek (kayak aku he3..), kita dipinjamkan kain sarung kog.




Di sekitar Pura Uluwatu ini juga banyak monyet-monyet lucu yang jinak-jinak, asal jangan mengenakan pernak-pernik yang mencolok seperti anting-anting panjang, kacamata hitam, dan kalung-kalungan yang ramai. Monyet-monyet lucu itu kan juga pengen gaya, jadi kalau lihat aksesoris yang unik jadi berasa ingin memiliki.





Buat menempuh rute ini, aku rekomendasikan sewa mobil dan driver nya (Rp.400rb/hari, thn2008). It's worth it kog. Apalagi kalau rame2, lebih enak soalnya bisa patungan. Di hari-hari tertentu, di Pura Uluwatu juga digelar pertunjukan tari kecak, biasanya ketika sunset. Aku belum pernah liat siy, tapi pasti keren banget tuh.

Jumat, 19 Desember 2008

Beda Bahasa

"Saksikan malam penganugerahan eP eP I..."
"eF eF I"
"Eh iya. Saksikan malam penganugerahan eF...eF...I, di eS Ce Te Pe"

Aku sampai senyum-senyum sendiri melihat iklan di salah satu televisi swasta menjelang di gelar nya acara Festival Film Indonesia yang waktu itu diadakan di Kota Bandung. Memang sudah jadi commonknowledge kalau orang sunda itu rada sulit mem-pronountiate huruf F dan V. Tapi aku baru tau ada yang hal semacam itu yang unik lagi di Makassar.


Waktu aku sedang di Makassar, kebetulan ada keperluan harus ke Bank. Aku bertanya ke pak supir mobil rental yang mengantar aku selama di kota tersebut,"Pak, disini ada bank?"

"Oh, disini banyak Ban mbak. Ada Ban Mandiri, Ban BCA, Ban Danamong..." Jawab pak supir.

Saat itu aku belum ngeh dengan keganjilan pengucapan pak supir itu. Hingga besoknya, pak supir itu bilang," Maaf telat mbak, tadi saya ganti Bang dalam dulu." Kemudian sayup-sayup aku dengar calon gubernur sedang berkampanye di radio, katanya, "Itu gunanya pajak. Untuk menutup Loban-Loban di Jalang." Aku baru mulai menyadari ada sesuatu yang berbeda.

Setelah di konfirmasikan ke salah satu teman aku yang asli orang Makassar, aku baru tahu ternyata disana pengucapan kata yang diakhiri huruf n, pengucapannya diakhiri dengan ng. Kebalikannya, kata yang diakhiri huruf ng, pengucapannya diakhiri dengan n. Contohnya, Ulang tahun akan menjadi Ulan Tahung.

Bahkan konon ada cerita seorang pria makassar yang di tuntut cerai oleh istrinya, pada waktu dikasih kesempataan membela diri dia berkata," Pak hakim, saya tidak mengerti apa yan kuran dari saya. Saya ini ganten, banyak uan, punya mobil kijan."

Istrinya menjawab," Kurang G, pak hakim"

Bagi orang makassar, tolong jangan diambil hati bukan maksudnya untuk menyinggung SARA loh. *peace*

Kesalahpahaman lain akibat perbedaan bahasa juga terjadi di Makassar. Ketika aku dan pak supir telah tiba di Ban Mandiri, aku berkata," Bapak tunggu disini ya, saya turun dulu sebentar."

"Iya. Kita turun saja disini," kata pak supir. Aku jadi bingung, kenapa dia mau ikut turun juga ya? " Oh, ga usah pak. Saya cuma sebentar. Bapak tunggu di mobil saja."

"Maksud saya juga begitu mbak. Kita yang turun...." si bapak itu ternyata masih nekad mau ikut-ikutan juga, aku segera menyanggah dengan lebih ngotot,"Saya bisa sendiri kog, pak. Ga usah ditemenin."

Tiba-tiba pak supir tertawa sendiri. Tiba-tiba aku kebingungan sendiri. "Kalau disini, 'kita' itu artinya sama dengan 'kamu' tapi halus, mbak." pak supir menjelaskan.

"Oooh.. gitu ya pak," aku jadi malu sendiri. Ternyata di beberapa kota di Sumatera aku juga sering menemukan bahasa 'kita' yang artinya 'kamu versi halus'.

Aku juga baru tahu bahwa di Aceh orang menyebut 'sepeda motor' dengan 'kereta' dan 'mobil' dibilangnya 'motor'.

Setelah selesai dengan urusan pekerjaan, salah satu rekan kerja yang berdomisili di Aceh menawarkan untuk tur keliling kota Banda Aceh. Dia bilang,"Habis ini mbak masih sibuk?" Aku menggeleng sembari tersenyum.

"Kalau mau jalan-jalan beli oleh-oleh, mari saya antar. Kebetulan saya bawa kereta diluar."

Mataku langsung membelalak," Kereta?" Yang terbayang di otak saat itu kereta api panjang dan jalan di atas rel itu loh.

"Iya," jawab orang itu sambil menunjuk satu-satunya sepeda motor bebek yang diparkir di sebelah tiang bendera.

Di daerah Bengkulu (kalau tidak salah. aku agak lupa daerah nya), kalau mau bertanya ke orang sana dimana bisa dapat taksi, pastikan orang tersebut mengerti dengan 'taksi' yang kita maksud. karena di sana 'mobil angkutan kota' juga disebut 'taksi'.

Selasa, 16 Desember 2008

Kawah Putih Ciwidey

Satu lagi dari koleksi jadul.

Berawal dari posting-an foto di facebook dari jaman aku masih muda, tepatnya jaman kuliah di kota Bandung. Aku jadi teringat sama yang satu ini.


Ceritanya waktu itu, sekitar tahun 2004 waktu aku masih kuliah di salah satu universitas di Bandung, salah satu teman seangkatan ku memutuskan untuk mengakhiri masa lajang nya. Aku dan beberapa teman seangkatan pergi berombongan menghadiri ijab kabul di rumah pengantin yang berlokasi di daerah Kopo.

Pulang dari kondangan, entah siapa yang mencetuskan ide, rombongan melanjutkan perjalanan ke kawah putih Ciwidey. Meskipun berjejal-jejalan di mobil, pangku-pangkuan, dengan pakaian kondangan kita tetap kekeuh melanjutkan perjalanan.

Setelah memasuki pintu gerbang kawasan wisata kawah putih, ternyata mobil yang isinya overload itu tidak mampu menanjak sehingga terpaksa beberapa orang, temasuk aku, merelakan diri berjalan kaki menempuh sisa perjalanan. Dan mohon di catat, saat itu aku sedang menggunakan sepatu sandal ber-hak 7 cm. Bayangin ga sih, bagaimana rasa nya tertath-tatih, nanjak, sejauh 3 km, pake hak 7 cm... benar-benar kejam manusia yang menyuruh aku turun dari mobil. Begitu ketemu warung dan melihat sandal jepit, wah.. rasanya kayak orang sakau yang nemu drugs. Lega banget dah.




Hari sudah mulai sore ketika kita sampai di kawah gunung tersebut. Kabut tebal sudah mulai turun, sehingga permukaan kawah seolah-olah berasap. Semuanya serba putih, pantas saja di namakan kawah putih he3.. Dingin nya? jangan tanya. Untung aku berhasil merampas jaket tebal milik salah satu teman ku.

Melihat foto-foto itu tiba-tiba aku jadi kangen masa muda. Huhuhu.. bapak yang baju biru diatas sekarang ada di Malaysia dan bapak gendut yang lagi main pasir lagi di Paris. Masih di rombongan ini, ada satu bapak yang jadi TKI di arab dan satu lagi di Jerman. Satu ibu akhirnya berangkat ke Jepang. Sisanya tersebar di seluruh Indonesia, Makassar, Kalimantan, hingga Papua. Kapan ya aku bisa keluar negeri? Kalau bapak berkaca mata di bawah ini yang terkenal sebagai pujangga di angkatan ku, tidak jelas dimana rimbanya. Tiba-tiba raib seperti di telan bumi. Mungkin perlu di daftarkan di acar termehek-mehek.



Dan akhirnya, inilah formasi lengkap dari rombongan jalan-jalan ke kawah putih ciwidey.
Hiks! I miss u all, guys..


Senin, 08 Desember 2008

Jajan Sore di Pinggir Batanghari

Tuntutan pekerjaan akhirnya membawa aku ke kota yang bernama sama dengan propinsinya, Jambi. Kota ini termasuk salah satu kota di Sumatera yang masih dalam tahap membangun.

Banyak berkeliling ke berbagai daerah, aku biasa mengukur tingkat kemajuan suatu kota berdasarkan pusat perbelanjaan atau mall-nya..(he3.). Kota Jambi ini memang belum semaju kota Palembang atau Medan. Tapi jika dibandingkan dengan Bengkulu dan Aceh, kota ini jauh lebih maju dan lebih ramai.


Sayangnya, karena jadwalku di kota ini sangat padat, aku tidak sempat menjelajahi objek-objek wisata dan kuliner yang unik bin menarik. Bahkan 1000 kali mondar-mandir di depan masjid 1000 tiang, aku tidak sempat untuk sekedar mengabadikan diri di depan bangunan ibadah yang terdiri dari banyak tiang tersebut.

Satu-satu kesempatan untuk bersantai-santai di sela break kerja digunakan rombongan untuk bersantai menghabiskan sore di tepian sungai batanghari, konon di jaman dahulu sungai ini biasa dilewati kapal-kapal uap. Di pinggiran salah satu sungai terlebar di pulau Sumatera ini berjajar warung yang menjual aneka jajanan, dari mulai jagung bakar, mie ayam, baso, nasi goreng, sate-satean dan banyak lagi. Sedangkan untuk minuman khas di Jambi, menurut driver di sana, adalah es air tebu, yang mana sebenarnya di Jakarta juga banyak.

Setelah itu, kita sempat mengunjungi toko yang menjual batik khas Jambi. Khas dari corak batik Jambi ini adalah burung garuda dan kulit duren. Tapi waktu itu aku tidak berniat membeli karena warna nya kusam, sehingga kurang menarik, dan harganya pun relatif mahal. Yah, kalau sekarang di pikir-pikir lagi, agak menyesal juga... kan lumayan untuk koleksi.


Jumat, 05 Desember 2008

Burst Gank

Iseng-iseng buka foto-foto lama, eh nemu foto-foto gila ini.



Foto ini diambil sekitar 2,5 tahun yang lalu, sewaktu aku baru menyandang title mahasiswi s2 di salah satu sekolah bisnis di Jakarta. Waktu liburan tiba, serombongan kita pergi jalan-jalan ke Bandung. Pada saat itulah kita menemukan sesuatu yang sangat mengasyikkan, bernama BURST.


Burst itu salah satu feature yang bisa kita temui di digicam dan beberapa type camera handphone. Sekali tekan tombol, 4 gambar (bahkan ada yang lebih) langsung terjepret dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu itu biasanya hanya dalam hitungan detik, jadi kita otomatis seperi orang kalang kabut berusaha berganti gaya empat kali.

Hasilnya ya seperti ini:



Dan ini:



Lokasi yang dipilih oleh para foto model diatas untuk beraksi adalah salah satu Factory Outlet yang terletak di Jl. Dago.



Ketika aku meng-up load foto-foto diatas ke facebook dan men-tag para pelakunya, salah satu ibu yang turut ikut dalam kekacauan ini berkomentar, "ya ampun, itu kan tempat umum."



Dan salah satu oknum yang ikut berpartisipasi, menjawab komentar tersebut, "mungkin waktu itu kita stress kali ya?"

Selasa, 02 Desember 2008

PLTD Apung yang terhempas Tsunami



Kapal PLTD apung seberat lebih dari 3000 ton ini terhempas gelombang tsunami sejauh 2 km.

Kapal yang dulunya berfungsi sebagai pembangkit listrik berkapasitas 10 Mega Watt tersebut merupakan bukti monumental kedashyatan bencana tsunami Desember 2004 silam. Menurut penduduk setempat, kapal apung PLTD yang sebelumnya tsunami berada di pelabuhan Ulee Lhue, terseret ke Desa Punge Blangcut, menghantam, menghancurkan dan menimpa perumahan penduduk yang dilewatinya.

Hiii.. aku bergidik ngeri membayangkannya. Bahkan hingga saat ini mungkin di bawah kapal tersebut masih terdapat korban-korban yang terhimpit pada saat kapal itu terdampar. Bagi yang belum pernah melihat secara langsung, coba saja bandingkan besarnya kapal tersebut dengan mobil avanza yang parkir di depannya.

Hampir empat tahun berselang setelah bencana tersebut, kapal PLTD apung ini menjadi objek wisata bagi turis lokal maupun interlokal. Di sekitar lokasi ini pun telah berdiri perkampungan baru. Dari atas kapal ini kita bisa menikmati pemandangan kota Aceh dari ketinggian 15 meter.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...