Minggu, 11 September 2011

Lebaran Keliling Kampung

Menepati janji saya di postingan terdahulu mengenai Mudik Lebaran, kali ini saya akan cerita mengenai tradisi Hari Kedua Idul Fitri di daerah Kampung Arab nya Menado.

Pagi-pagi sekali di hari kedua Lebaran, semua laki-laki yang ada di daerah Kampung Arab - yang tua dan yang muda, berkumpul untuk bersama-sama mendatangi setiap rumah yang ada di Kampung Arab. Mau itu rumah yang besar dan mewah maupun rumah gubuk yang kecil di dalem gang, semuanya harus kebagian di datengin.

Kepala rombongan nya adalah Pak Imam Mesjid Kampung Arab situ.  Pak Imam akan memimpin doa di setiap rumah, kemudian para tamu akan menyalami tuan rumah nya dan mencicipi hidangan yang disediakan. Setiap tahunnya Pak Gubernur Manado yang non-muslim pun ikut serta bersama rombongan ikut menyambangi rumah-rumah disitu. Nah keliatan kan toleransi beragama nya kuat banget disini.

Sementara bapak-bapak nya keliling (tawaf) ke rumah-rumah tetangganya, ibu-ibu nya di rumah masing-masing sibuk mempersiapkan rumah dan hidangan untuk tamu-tamunya. Konon setiap tahun nya ada beberapa rumah yang hidangannya selalu sama dan menjadi khas nya. Misalnya, ada orang yang tinggal di Kampung Arab tapi sebenarnya dia dari Gorontalo, nah pas acara ini di rumahnya di sediakan Binte Miluhuta (semacam sop jagung khas Gorontalo). 

Rumah yang setiap tahunnya kebagian di kunjungi awal-awal menyediakan sarapan pagi berupa Tinutuan. Kalau tuan rumahnya kebetulan orang kaya, hidangan nya juga mewah. Seperti misalnya salah satu warga di situ yang anggota DPRD, tahun ini beliau menyediakan hidangan berupa nasi bulu (nasi ketan yang di bakar dalam bambu) dan Gulai Kambing.

Giliran rumah yang dikunjungi sore-sore biasanya mereka menyediakan buah-buahan dan minuman segar. Ada yang menyiapkan rujak dan gohu (semacam asinan irisan pepaya muda yang pedas dan kriuk-kriuk). Menurut Om saya, di daerah Kampung Arab itu ada lebih dari seratus rumah. Kebayang ga tuh kalo di setiap rumah icip-icip makanan berarti dalam sehari makan 100 kali lebih. Ya tapi sebanding sih sama kalori yang dibakar buat jalan kaki seharian dan salaman-salaman.

Saudara-saudara dekat saya - adik-adik Papa Said, yang bermukim di Kampung Arab total nya ada 3 rumah. Kalau sodara jauh sih banyak. Bahkan sodara yang baru saat itu ketemu juga ternyata banyak >_<

Dupa Aromatherapy
Papa Said dari pagi udah heboh pengen ikutan tawaf sama Bapak-Bapak. Saya & adik, juga pengen dong ngerasain hebohnya acara tersebut dengan pura-pura jadi tuan rumah. Kita pun memilih rumah Om & Tante yang kebagian di kunjungi agak pagi, lokasi nya pun strategis karena berada tepat di depan Mesjid Kampung Arab.

Rumah nya pun unik banget. Rumah panggung kayu gitu, usianya sudah lebih dari seabad. Jangan-jangan tu rumah di bangunnya barengan sama Museum Fatahilah hihihiii.... Tapi kayu-kayu jaman dulu itu awet banget loh. Terbukti kondisi rumah tersebut hingga saat ini masih kokoh berdiri dan ga ada kayu nya yang digerogotin rayap. Mungkin sangking kerasnya tu kayu rayap yang berusaha gigit giginya langsung pada ompong,  jadi rayap-rayap yang lain langsung pada kabur.

Menurut perkiraan Tante saya, rumahnya akan kebagian di kunjungi sekitar jam 10-an. Which means, jam segitu orang-orang pasti lagi sakau-sakaunya sama kopi. Secara jam-jam segitu kan jamnya coffee break. Jadi Tante saya menyediakan Kopi Jahe dan cemilannya berupa biji-biji-an. Bukan biji-biji-an as in makanan burung, tapi itu istilah orang sana buat snack semacam kacang-kacangan dan keripik-keripik.

Kopi Jahe dan Biji-bijian
Sebelum pukul 10 ternyata Om saya sudah datang dan mengabarkan kalau rombongan sudah dekat dan posisi nya sudah ada di rumah sebelah. Tante & Om, adik, sepupu dan Papa Said bersiap-siap menyambut tamu. Sementara gerombolan orang-orang yang keliatan mirip iring-iringan demo mulai berkerumun di muka rumah.

Kerumunan rombongan tawaf

Tuan rumah menunggu tamu
Kejadian nya sangat cepat, dalam hitungan menit saja rumah yang tadi nya rapi jali mendadak jungkir balik persis kayak di serbu angin tornado.

Menit ke-1:

Pak Imam memimpin rombongan memasuki rumah
Menit ke-2 dan ke-3
Pak Imam memasuki rumah dan mengambil posisi duduk
Menit ke-4  dan ke-5

Pembacaan Do'a

5 Menit selanjutnya........

Salaman

Salaman
Salaman... dan salaman.... sampe pusing. Ketika badai Bapak-Bapak itu mereda, kita baru sadar kondisi rumah yang sudah kacau balau. Gelas-gelas kopi jahe sudah pada kosong jungkir balik dimana-mana, biji-bijian berjatuhan di lantai, tutup toples yang satu entah kemana, dan abu dari dupa bertebaran di atas karpet karena ketendang.

Pokoknya saat itu termasuk dalam 10 menit terheboh dalam hidup saya. Seru abis hahahaaa......

23 komentar:

  1. asik banget dan pastinya kenyaaaangg,,, hehe.asik banget dan pastinya kenyaaaangg,,, hehe.

    BalasHapus
  2. Tampilan baru ya Mba kayaknya....masih lebaran aja ya Mba??

    BalasHapus
  3. Asli tuh kayaknya seru banget yah B)

    BalasHapus
  4. Mil, lu sepertinya kudu ngerencanain mudik tiap tahun deh ke Manado. Sekarang lu tahu kan betapa nikmatnya mudik lebaran? Heheheh

    BalasHapus
  5. Tradisi yg luar biasa ya, setiap rumah dikunjungi :P

    BalasHapus
  6. @sketsa: iyaaaa pastinya kenyang banget hahahaa

    @Shudai: seruuuu hahahaa...

    @Nuellubis: buat pewangi ruangan doang hehee

    @Cipu: pengennya sih tiap taun, tp tiket ke Manado klo musim lebaran hampir sama kyk tiket ke melbourne -________-"

    @Amy: iya, jadi pasti kenal sama tetangga. ga kyk di jakarta gitu, tetangga sebelah aja blm tentu kenal hahaaa

    BalasHapus
  7. mbak Mila selalu seru kalau ceritaaaaaaaa, unik!
    mbak apa di depan Mesjid ada semacam keunikan juga? hari (pas lebaran kalau nggak salah) apa gitu ada diliput di tipi di depan Mesjidnya pada nglemparin duit. nah yang di bawah pada rebutan duit cowok2nya...apa itu di kampung Arab sana?

    BalasHapus
  8. kk mila rumahnya emang museum fatahilah kalee...! -_-"

    BalasHapus
  9. haha, jungkir balik kacau balau karena kena badai bapak2 ya Mil...
    :D
    hehe

    BalasHapus
  10. Setahun sekali yang sangat melelahkan. Bukan begitu?

    BalasHapus
  11. yaowoh, nunggu cerita Mila pulang kampung sabar banget gue... akhirnya ncul juga......

    gue dah njadi orang kampung... jadi bingung mw komentarnya... seru abis emang di kampung!

    BalasHapus
  12. rumahnya klasik. selalu tertarik dgn interior rumah2 lama.
    slmt lebaran ya, better telat than never :)

    BalasHapus
  13. Mils, gw yakin nikahan lo nanti pasti lebih heboh :D

    BalasHapus
  14. aaaaaaaaa..i bet it's not late to wish u selamat menyambut hari lebaran..mohon ampun maaf lahir dan batin ya..ayuh kita bermaaf2an skali lagi..hewhewhew ;)

    BalasHapus
  15. klo disini jg tradisi ngider2 mba tp gak masuk rumah cm depan rumah aja
    btw gak pegel ya keluar masuk 100 rumah hehe tp pasti seru :D

    BalasHapus
  16. wuiiihhh seruuuuu...tapi hanya lelaki saja ya yg melakukan tawaf *garugarug*

    BalasHapus
  17. kurang lebih samalah kayak kampung gw. tawaf sana sini, hehehe.
    kami jarang menyediakan kopi kepada tamu yg datang ke rumah. biasanya sirup sih. teh aja jarang..

    BalasHapus
  18. Saya pengen coba kopi jahenya! :D

    BalasHapus
  19. Kunjungan silaturahmi di ceritanyamila sahabat...
    Bahagianya bila di hari raya kita brkumpul dengan sanak saudara dan saling bersilaturahmi...
    Indahnya Silaturahmi sahabat

    BalasHapus
  20. wihhhh seru tw kalo lebaran pasti selalu kaya gitu... :)

    BalasHapus
  21. baru sempat baca postingan ini. SERUUUUU!!!! :d

    BalasHapus
  22. Salam kenal mbak ^.^

    Jadi pingin makan Binte Miluhuta lagi, dulu dibuatin ibu kontrakan tapi berhub sedang mual + nafsu makan lagi berkurang gila-gilaan, cuma bisa nyicip sedikit hehe

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...