Niat main ukulele di pinggir pantai Lombok sambil nunggu sunset memang batal dan saya juga menunda untuk membeli ukulele karena ketika saya lihat harganya di toko buku ternyata mahal juga.
Beberapa hari setelah kepulangan dari Lombok saya melihat seorang emak sosialita beranak 4 yang punya toko peralatan olahraga dan musik di Balikpapan share foto ukulele warna-warni di Path nya. Emak gaul yang hobi makan dan yoga ini bernama Meiyin. Perkenalan kami berawal dari sebuah social media bernama Plurk, kemudian merambat ke socmed lainnya. Ketika Path mulai merebak di dunia maya 2 tahun belakangan, pertemanan kami pun dilanjutkan melalui media ini. Sementara untuk bertemu muka secara langsung (baca: kopdar), belum pernah kami lakukan.
Di foto ukulele warna-warni yang dipajang Cece Meiyin di Path nya ada satu ukulele berwarna biru seperti warna biru kesukaan saya - biru seperti langit yang cerah, seperti lautan yang jernih, seperti gunung di kejauhan. Ternyata ukulele-ukulele itu barang dagangan di tokonya yang baru saja tiba dari suppliernya.
Awalnya saya hanya bertanya dimana beli ukulele warna-warni itu. Tak disangka, tak dinyana saya malah dikirimin satu ukulele biru langsung dari Balikpapan. Gratis.
Main ukulele ternyata beda dengan main gitar. Jumlah dan susunan senarnya beda, sehingga kunci nada (chord) yang digunakan juga berbeda. Jadilah saya seharian mengulik-ngulik ukulele dalam usaha untuk menaklukannya. Selama beberapa hari saya tidak lepas dari ukulele biru imut itu. Malam hari saya ngulik ukulele sampai mengantuk dan tertidur. Pagi-pagi bangun tidur langsung ngulik ukulele. Kemana saya pergi selama beberapa hari itu, saya senantiasa membawa alat musik berbentuk gitar mini itu - ke kantor, ke proyek, ke pantai.
Kebetulan beberapa hari setelah saya punya ukulele itu Papa Said pagi-pagi ngajak bolos kantor, katanya mau ke Tanjung Lesung. Saya yang belum pernah ke Tanjung Lesung segera mengiyakan ajakannya dan membawa serta ukulele biru saya.
Jalur yang kita lalui ketika berangkat melalui anyer - carita - labuan - hingga tiba di tanjung lesung. Sebenarnya saya mengajukan rute lewat pandeglang, tapi karena exit toll nya kelewatan akhirnya diputuskan perginya lewat anyer dan pulangnya baru via pandeglang ke serang. Karena bukan hari libur di jalan raya Anyer dan Carita sepi, jadi bisa tancap gas. Untuk ke Tanjung Lesung dari Jakarta via anyer memerlukan waktu kurang lebih 6 - 7 jam. dari Tanjung lesung ke Jakarta via pandeglang lanjut serang memerlukan waktu kurang lebih 5 jam.
Di pertigaan yang ada tanda panah PLTU Labuan kami ambil jalan lurus, beberapa saat kemudian baru sadar kalau jalannya semakin menjauhi laut yang berarti sudah nyasar. Ketika di cek di GPS benar saja, kita sudah makin menjauhi laut. Ketika Papa Said mau balik arah tiba-tiba ada motor dari arah lurus yang ngebut dan menyelonong ke bumper depan mobil yang sedang ambil ancang-ancang belok. Motor tersebut kemudian menyerempet ujung bumper mobil dan pengendaranya mental terpelanting sendiri. Kejadiannya begitu cepat dan kami semobil hanya bisa ternganga terdiam melihat motor itu jumpalitan sendiri.
Motornya ringsek, pengendaranya tampak hanya luka ringan dan tidak punya SIM. Mobil Papa Said, gompel di bagian bumper dimana badan motor menyerempetnya, pelat nomor mobil ringsek dan terlempar. Warga kampung disitu membantu meluruskan pelatnya dan mengikatnya kembali di mobil dengan kawat bekas yang diambil entah darimana.
Setelah insiden itu kami tetap melanjutkan perjalanan ke Tanjung Lesung.
Ternyata seharusnya kalau mau ke Tanjung Lesung kita musti belok di pertigaan yang ada penunjuk ke PLTU Labuan. 1,5 jam dari pertigaan itu, kami tiba di gerbang kompleks pantai Tanjung Lesung.
Di gerbang kami disapa satpam.
"Kalau ke resort, di bulatan ke empat..." satpam muda di depan gerbang menjelaskan sembari tangannya lurus memberi gestur ke arah depan,"bulatan 1, bulatan 2, bulatan 3, bulatan 4..nah belok kanan."
"Kalau mau ke pantai...."satpam muda itu masih menjelaskan, " di bulatan keempat, bulatan 1, bulatan 2, bulatan 3, bulatan 4..nah belok kanan."
"Lah.. sama donk, Pak," kami semobil serentak berseru.
Jalan masuk ke resort ( dan tentunya pantai) lumayan jauh tapi teduh, di kiri dan kanan ada pohon-pohon rindang yang menyatu di atas membentuk semacam atap yang menaungi jalan masuk itu. Di bulatan ke-4 belok kanan ada Tanjung Lesung Resort dan Kalicaa Villa Resort. Sayangnya untuk tahun baru-an di sana sudah full booked. Kami pun mencari restoran untuk makan siang disana.
Sembari menunggu pesanan ikan bakar matang, saya dan chacha melakukan photo session dengan ukulele biru. Ketika kami sedang menikmati makan siang yang agak telat hari itu, hujan deras tiba-tiba mengguyur tanjung yang berada di bagian barat pulau jawa itu.
aiiih ukelele biruu.. serasi ama lautnya..
BalasHapuseh itu jembatan yg di sblh mana? kok waktu kesana aku ga nemu jembatan itu
buletan ke tiga belok kanan mba hahahaa
Hapuspengen liat deh Mila mainin Ukulele
BalasHapusayoo ketemuan, nanti gw bawa ukulele
HapusDari tadi penasaran ama ukulele nya eh ternyata ada juga fotonya. Gimana mba sudah menguasainyakah?
BalasHapusMotor yang kek gitu emang serem ya. Suka ga perhatian ama sekitar..
sekarang sdh lumayan, sdh bisa bbrp lagu hehee
Hapusdaritadi baca,sempat bingung sama ukelele,ternyata gitar kecil ya hehehe
BalasHapusiya, alat musik dari hawaii
Hapuslucu jg ya ukulele warna biru.. btw, itu pemotor nggak marah2 karena udah jatuh jumpalitan? hahaha
BalasHapusjustru dia yang dimarah2in, mobil lagi berenti ditabrak. udah hampir dibawa ke polisi tuh, eh ternyata ga punya SIM. yaudah akhirnya ditinggal
Hapuseh beda ya aturan senar ukulele dengan gitar. yang bener apa mbak, kasih tahu dong.
BalasHapusbeda ternyata hehee.. di google aja :D
HapusAku belum pernah ke Tanjung Lesung, jadi penasaran pinhin kesana
BalasHapusbagus diana,mba. ga jauh dari jakarta tapi pantai nya bagus banget
HapusRequest lagu dangdut boleh?
BalasHapuscita citata?
HapusYa Tuhan, kadang kita udah hati2 saat di jalan aya, tapi org lain suka pada nyelonong ya, Mbak.
BalasHapusUkulele itu mirip gitarnya para pengamen yg sering aku liat. Sama bentuk dowang. Kecil. :D
pengamen itu juga pada pake ukulele kog
Hapusaku suka cara kamu cerita mila, hhehhe. tanjung lesung emang jauh banget, dulu waktu aku se sana rasanya tepos banget nih bokong :)
BalasHapusanyway salam kenal :)
from: Saturday Love Sunday
makasiii :D
Hapuspas perginya berasa jauh, tapi pulangnya cepet hehee
Ooooo jd gitar kecil itu namanya ukulele, enak ya mbak kalau dlm prjalanan trs naik mobil gitug mabuk n menikmati bs smpe cerita detail gini lagi..
BalasHapusiya hehehee alhamdulillah :)
HapusUdah keren kok main ukulelenya sekarang Mil :)
BalasHapusmau ganti senar dulu, trus mau bikin video di yutub hahahaa
HapusPidionya lagi main ukulele ud diaplot blom?
BalasHapusbelum ada yg satu lagu. baru di aplod nya di path aja mba ratu
HapusLha, kok sama? Hahahaha. Ukulele pertamaku warnanya biru muda, dan baru belajar pula. Tiap bangun tidur sama mau tidur getol banget belajar. Malah aku bikin tulisannya juga (masih belum di post tapi, masih antri, hihihi). Lagu pertamanya apa nih, Mila? Jangan-jangan samaan juga! *gubrak* :D
BalasHapuslagu pertama: all about that bass - meghan trainor.
Hapustrus: somewhere over the rainbow. skrg udah banyak sih hehee..
Waah ga sabar mau liat ukulele Indi.
Tanjung Lesung ini sebenernya bagus kalau cuaca lagi cerah. Gradasi air lautnya kelihatan banget hijau, biru, bening. Tapi, mungkin, cuaca juga dipengaruhi oleh suasana hati juga keleus yes #eh :D
BalasHapuskemaren pas aku kesan ajuag bagus lautnya, bening banget. tapi ya karena memang lagi musim ujan ya ujan deh :p
HapusIya yah.. Kita pun belum juga bersua, padahal mo berguru :D
BalasHapusnyanyikan lagu gadis atau janda kak, di rekam trs upload ke yutub ya kak :D
BalasHapusUkulelenya lucu mbaaak ^^
BalasHapus