Jumat, 12 Agustus 2016

Silom Village Inn, Bangkok

Ada 3 hal yang saya pertimbangkan dalam memilih hotel waktu trip ke Bangkok tahun ini. Pertama, ada rumah makan halal dekat dengan lokasi hotel. Kedua, lokasinya tidak terlalu jauh dari lokasi yang mau dikunjungi dan akses kendaraan mudah. Ketiga, walaupun saya cari hotel yang lokasinya tidak jauh dari pusat keramaian tapi saya menghindari lokasi hotel yang berada di pusat keramaian, karena untuk masuk dan keluar hotel biasanya agak ribet karena terhalang macet. Bangkok macetnya nyaris sama seperti Jakarta.

Atas dasar pertimbangan diatas saya pilih lokasi daerah Silom. Di daerah ini ada tiga stasiun BTS yaitu Chong Nongsi, Surasak dan Saphan Taksin. Dekat juga dengan dua dermaga (pier) untuk naik Chao Praya Express,  yaitu Sathorn pier dan Oriental pier. Kalau mau ke daerah pusat pertokoan seperti Siam square dan Pratunam juga tidak jauh, bisa naik taksi. Bahkan ketika disana sempat juga naik tuktuk dari MBK ke hotel di Silom karena antrian taksi panjang, ongkosnya memang sama seperti taksi tapi naik tuktuk ternyata lebih cepat sampai walaupun pakai olahraga jantung.

Di Silom banyak hotel yang bagus-bagus dan tidak mahal. Yang letaknya dekat sungai Chao Praya adalah hotel-hotel mahal bintang 5. Setelah lihat-lihat banyak pilihan hotel di Agoda, saya tertarik dengan Silom Village Inn. Menurut websitenya, bangunan hotel ini desainnya bangunan tradisional thailand yang dibangun di tahun 1900-an menggunakan teak wood. 

Sampai disana ternyata di dalam lokasi Silom Village Inn juga ada restoran, panggung pertunjukan, kios-kios merchandies khas thailand, spa & thailand massage. Saya booking kamar deluxe yang berada di bangunan lama yang dibangun dari teak wood, tapi karena bangunan lama jadi tidak ada lift, harus naik tangga. Kamarnya luas dan bersih, desainnya klasik dan sederhana. Lumayanlah, sesuai dengan rate yang dibayar.

Saya ambil paket kamar yang tidak termasuk sarapan karena biasanya juga percuma karena sarapannya tidak halal. Tapi pas disebelah hotel ada seven-eleven jadi gampang kalau pagi-pagi mau beli kopi. Selain itu juga tidak jaug dari hotel ada pasar yang pagi-pagi sudah ramai jual sarapan. Di ujung pasar ada mesjid kecil, jadi disekitar situ banyak ibu-ibu pakai kerudung yang jualan. 

Malam hari dari hotel bisa jalan kaki ke Patpong Night Market. Ke Ratanakosin, tempatnya Grand Palace (Wat Phra Kew) dan Sleeping Buddha bisa naik Chao Praya Express dari dermaga, kami waktu itu naik tuktuk ke oriental pier untuk naik express boat. Cari makanan halal juga tidak sulit disekitar situ, bisa dilihat di postingan saya yang Edisi Ngiler [Part 3].

Silom road sepertinya termasuk jalan yang sibuk, di pagi hari dan malam hari jalanannya padat merayap, motor-motor jalan di trotoar juga persis kayak di Jakarta. Tapi untungnya disana hanya macet ketika rush hour, selain itu cukup lenggang. Pagi-pagi banyak orang kantor yang take away sarapan di seven-eleven dan gerobak-gerobak di pinggir jalan. 

20 komentar:

  1. Kenapa gak ada foto-fotonya atuh mil -_____-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya (ada) foto. Tulisan akan semakin menarik. Para pembaca selalu berhadap ada foto atau gambar yang sesuai dengan artikel

      Hapus
    2. foto-fotonya ada di websitenya dan di agoda, soalnya disana kayaknya ga boleh sembarangan difoto buat dipublikasi.

      Hapus
  2. sama donk. Saya juga senang mencari penginapan yang dekat dengan lokasi wisatanya. Maunya sh begitu

    BalasHapus
  3. wah, jadi gampang nyari makanan halal di pasar ya, mba. noted dulu. siapa tahu nanti main ke bangkok. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah.. daerah silom banyak kog tempat makan halal

      Hapus
  4. Kabarnya kulinari bangkok sekarang udah ramah dengan muslim, karena banyak stand halalnya ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, gak susah cari makanan halal kog. lagipula thailand selatan sbnrnya bnyk muslim juga

      Hapus
  5. lebih parah mana olahraga jantung naik tuktuk sama naik bajaj di jakarta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih ngeri tuktuk soalnya lebih terbuka, kalau bajaj kan tertutup.

      Hapus
  6. Huahahaha kok olahraga jantung? Emang hanya Tuhan dan pengemudi tuktuk yg tau dia mau belok kemana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul, apalagi kalau lewat celah sempit, cuma tuhan dan sopir yang tau itu bakal muat, kalo menurut kita yang penumpang sih gak muat eh ternyata lolos juga

      Hapus
  7. enak ya kalau hotelnta dekat dengan resto halal

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, memang sengaja cari yang gitu mba, supaya ga ribet kalau mau makan hehee

      Hapus
  8. Foto2 hotelnya mana kak..hehehe..jd penasaran..udh lama ga ke bangkok euy

    BalasHapus
  9. tuktuk itu bentuknya seperti apa ya? wah.. asik ni jadi tau rekomen hotel yg pas dan ga perlu pesan sarapan krn makanannya gak halal hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau di bangkok tuktuk itu tempat duduk penumpangnya mirip bendi, tapi ditariknya sama motor gak pke kuda

      Hapus
  10. Terimakasih infomasinya... Dapatkan pula Katalog Buku PAUD

    BalasHapus
  11. bangkok memang paling banyak dikunjungi ya, bahkan penginapan disana pun mulai dari yang muhal dan termahal sekalipun ada..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...