Selasa, 02 Januari 2018

Journey to Full Marathon

Postingan pertama di 2018.

Dua tahun lalu saya menghabiskan malam tahun baru di UGD RS Persahabatan Rawamangun. Kejadiannya mengerikan waktu dialami tapi agak konyol kalau diingat-ingat sekarang. Waktu itu Papa Said iseng main petasan sendirian pas malam tahun baru, sementara itu saya sudah terlelap di dalam tenda yang didirikan di kebun setelah kekenyangan menyantap sate kambing, plus kelelahan ngipas-ngipas satenya. Tiba-tiba saya terbangun oleh bunyi petasan yang sangat keras dan bunyi alarm mobil yang masif. Saya langsung terbangun dan keluar tenda lari ke arah mobil yang alarmnya bunyi, disitulah saya menemukan Papa Said dengan tangan dan baju berlumuran darah. 

Singkat cerita, saya dan Chacha langsung bergegas membawa Papa Said ke RS naik mobil Chacha. Tapi pas tengah malam pergantian tahun baru, jalan utama dari rumah say ake arah jalan raya penuh dengan kerumunan massa. Saya langsung turun berusaha membelah kerumunan tapi sia-sia. Sementara itu Chacha di belakang langsung putar balik dan ketika saya sadar hampir saja saya ditinggal. Saat itu saya merasa latihan lari saya membuahkan hasil, saya lari mengejar mobil hingga chacha sadar dan menghentikan mobilnya, saya langsung naik.

Pertama kami pergi ke RS Harum, yang terdekat dari rumah. Disitu Papa Said mendapat pertolongan pertama dan disitu kami baru tahu kalau satu ruas jari manis sebelah kanannya hilang. Tapi di RS Harum tidak ada dokter bedah yang bisa menjahit, satu-satunya dokter bedah yang ada 24 jam yang terdekat ada di RS Persahabatan Rawamangun. Dokter bilang akan lebih cepat kaalu naik mobil sendiri daripada naik ambulance. Di jalan keluar UGD RS Harum, saya melihat ada satu lagi korban petasan yang lebih parah dari Papa Said.

Sampai di UGD RS Persahabatan kondisinya lebih parah. Rasanya kayak ada di bangsal rumah sakit pas lagi perang, yang saya suka liat di film-film. Pasien di UGD sudah penuh, hampir semua berlumuran darah. Sementara itu masih banyak lagi yang terus berdatangan, berdarah-darah juga. Kebanyakan korban kecelakan motor dan petasan, ditambah lagi ada korban-korban tawuran warga yang kejadiannya tidak jauh dari Rawamangun. Dibandingkan dengan yang lain, ternyata cedera Papa Said masih belum parah-parah amat. Mungkin itu kenapa setelah luka dibersihkan dan diberi infus, Papa Said dibiarkan menunggu. Katanya ruang operasi dan dokter bedahnya sibuk, pasien antri. Kami baru dapat giliran jam 8 pagi, itu pun operasi menjahitnya dilakukan di ruang klinik, bukan ruang operasi. 

Tahun ini malam tahun baru saya tidak memacu adrenalin seperti dua tahun lalu itu. Saya menghabiskannya di kamar, membaca buku Memoar pendiri Brand olahraga terkenal, Nike. Namanya Philip Knight. Buku itu bercerita bagaimana Philip Knight mengejar passionnya untuk jualan sepatu olahraga di tahun 1960-an, hingga jadi distributor sepatu jepang Onitsuka di US, hingga akhirnya mendirikan salah satu perusahaan sepatu dan pakaian olahraga terbesar di dunia, Nike. 

Dulu saya pernah ngobrol dan bilang ke salah satu kawan saya. "coba deh lo baca buku biografi orang-orang pendiri perusahaan-perusahaan besar. Chapter yang menceritakan saat dia berhasil mencapai impiannya atau tujuannya atau goal-nya palingan cuma satu chapter, paling banyak dua chapter. Tapi belasan bahkan bisa puluhan chapter sebelumnya isinya cerita tentang kegagalan, perjuangan, kegalauan."

"Kalau misalkan kita sukses dan kelak bikin buku biografi, mungkin hidup kita sekarang masih ada di chapter-chapter awal, kita masih belum tau berapa chapter lagi sampai kita mencapai chapter terakhir yang isinya menceritakan tentang impian kita yang sudah tercapai." Mungkin juga chapter itu gak akan pernah ada, selalu ada kemungkinan buat itu. Tapi bisa juga chapter terakhir itu ditulis saat kita udah gak ada untuk bisa cerita sendiri - itu kalau apa yang kita lakukan bisa jadi inspirasi buat orang lain. 

Sebenarnya saya takut mau lari full marathon, 42.2 km itu jauh banget. Untuk lari half marathon yang 21 km aja buat saya sudah penuh perjuangan, terutama lewat dari 17km, itu kayaknya semua badan rontok seketika. Tapi ya kayak saya bilang, saya terinspirasi. Ketika ikut race saya selalu mupeng sama orang-orang yang berhasil finish Full Marathon, begitu pula waktu saya riset tentang lari dan menemukan pengalaman first marathon orang-orang di youtube. Tapi gak tau kenapa yang paling memotivasi dan membulatkan tekad saya adalah Karlie Kloss, model victoria secret, pilihan motivasi yang aneh sih buat ikut Full Marathon. 

Selain itu saya juga terinspirasi ketika baca buku tentang Kara Goucher. Saya terinspirasi ketika baca-baca dan nonton youtube tentang Paula Redcliff. Saya terinspirasi ketika nonton film dokumenter tentang founder New York Marathon. Saya terinspirasi oleh musisi idola masa muda saya Alanis Morissette. Saya terinspirasi sama Oprah Winfrey. Saya terinspirasi sama kisah senior-senior usia 70an yang masih mampu finish full marathon. Dan tahun 2018 ini saya mau coba menaklukan jarak 42.2km itu. 

Saya akan share pengalaman saya di channel youtube saya, mudah-mudah sempat update terus dan lebih memotivasi saya untuk latihan. 



6 komentar:

  1. Wooww!! Sesuatu yang sangat membuahkan hasil..meski harus rela terhalang riuhnya acara malam tahun baru yang penuh sensasi..😃😄

    BalasHapus
  2. Pengalaman yang sangat mendebarkan... ga kebayang kalau aku yang mengalaminya...
    semangat untuk marathon nya.

    BalasHapus
  3. Nggak nyangka tahun baru bisa juga ada yang menyedihkan begitu :'(

    Aku pikir semua orang gembira

    Yep, inspirasi emang datangnya dari orang orang yang berhasil

    Semangat di tahun 2018! ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang kita melihat dari sudut pandang yg bahagia saja uda..
      banyak yg tidak merasakan bahagianya malam tahun baru :D termasuk jomblo ya :D haha

      Hapus
  4. Wooow,, 21 km telah terlewati dan itu jauh bgt dalam hal lari (terutama buat saya pribadi), apalagi 42,2 km.. bisa2 pengsan di tengah jalan kalau saya.

    Semangat!!

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  5. Mpok, lu beneran lari ngejar mobil? Dih gila jago banget lu.

    Ya ampun, ngeri banget ya main petasan malah akhirnya melukai badan. Semoga cepet sembuh deh papanya.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...