Kamis, 01 April 2010

Visiting Budha

Kebudayaan dan Kepercayaan masyarakat Vietnam dan Kamboja (menurut wikipedia) sama-sama banyak dipengaruhi oleh Budha Mahayana. Uniknya kedua negara ini, walaupun sangat berdekatan, memiliki bangunan ibadah yang sangat berbeda sekali.


Di Vietnam, banyak bertebaran bangunan ibadah agama Budha berbentuk Pagoda. Di Kamboja bangunan ibadah nya berupa Wat (mirip dengan struktur bangunan candi di Indonesia). Perbedaan ini sempat menimbukan suatu pertanyaan di kepala saya, dan sempat saya tanyakan juga kepada Cipu. Menganut kepercayaan yang sama tapi kog bentuk bangunan ibadahnya bisa berbeda banget.

Sebenarnya saya belum mendapat jawaban yang pasti. Tapi kalau menurut ke-sok-tau-an saya siy perbedaan itu karena Vietnam lebih dekat dengan China sehingga pengaruh China lebih kental, akibatnya di negara itu tempat ibadah yang lazim bertebaran dimana-mana adalah berbentuk Pagoda China. Sedangkan Kamboja, yang tetangga-an sama Thailand, lebih banyak dipengaruhi unsur India. Kalau ada yang lebih mengerti masalah ini, bisa tolong jelaskan kepada saya? dan kalau saya salah mohon di koreksi.. hehee..

1. Quoc Tu Pagoda


Ini adalah satu-satu nya Pagoda yang sempat kita kunjungi di Ho Chi Minh karena letaknya paling terjangkau. Cuman di pengkolan *halah*. Masuk nya juga Free alias Gretongan. Kelihatannya tidak ada yang istimewa-istimewa banget dari Pagoda ini, walaupun memang banyak turis yang datang berkunjung. Malahan lebih banyak turis nya daripada orang yang beribadah.


Di halamannya ada Patung Dewi Kwan Im Raksasa, bisa dilihat perbandingannya sama saya yang foto di depan patungnya.Ada juga patung Dewa (atau Dewi ya?) yang tangannya banyak- yang setiap tangannya itu memegang senjata yang berbeda-beda (siapa ya namanya?). Ada seorang Biksu di samping gerbang yang membuka lapak, menjual dupa berbagai ukuran. Dan banyak ibu-ibu yang menjual burung-burung kecil *entah untuk keperluan ibadah atau untuk di piara*







Bagi yang sempat meluangkan waktu sebaiknya jangan lewatkan untuk mengunjungi Cao Dai Temple. Biasanya kalau kita ikut tur Cu Chi Tunnel yang satu hari, termasuk mengunjungi Cao Dai Temple ini. Sayang nya waktu itu saya, Cipu dan Mba Vonny hanya mengambil tur Cu Chi Tunnel yang setengah hari karena malamnya sudah harus kembali ke Jakarta.

2. Wat Phnom

Wat Phnom dibangun Tahun 1373, namun katanya sudah mengalami beberapa kali renovasi hingga saat ini. Untuk masuk ke Wat Phnom, tarifnya sebesar USD 1 saja (untuk penduduk lokal tidak dipungut bayaran). Yang saya perhatikan di bangunan-bangunan asli Kamboja, pasti ada sepasang ular kepala tujuh yang nongkrong di samping tangga-tangga nya. Setelah browsing kesana kemari ternyata Patung ular kepala tujuh itu adalah Naga, yang tugas nya menjaga Wat. Kenapa kepalanya tujuh? Katanya sih itu me-represent jumlah warna pelangi. Sebentar...sebentar.. coba saya hitung dulu warna pelangi: Me Ji Ku Hi Bi Ni U eh.. iya bener ada tujuh.. hihiiii..

Selain Naga ada juga dvarapalas (patung berbentuk orang yang konon kabarnya adalah God Warior) dan Chinthe (patung yang bentuknya Singa). Tiga serangkai itulah yang menjaga jalan masuk Wat Phnom.





Di balik Wat Phnom ada stupa dan patung salah satu Raja Khmer, Ponhea Yat. Di hadapan patung Raja Ponhea Yat tersebut ada Jam Raksasa yang berbahan dasar tumbuh-tumbuhan. Kira-kira kalau jam segede gitu batere nya segede apa ya? *garuk-garuk dagu*




Kalau di perhatikan relief-relief di bangunan ini, sepertinya mirip-mirip sama relief-relief yang ada di Candi-candi Jawa. 

Jadi ada semacam cerita legenda (ga tau bener atau enggak). Salah seorang Raja Water Chenla pernah sompral mulut nya, menyatakan kalau beliau mampu memenggal kepala Maharaja dari tanah Jawa dan di sajikan di nampan gitu *sadis*. Sampailah berita ini ke telinga Raja, langsung panas deh si Raja itu. Akhirnya Raja berangkat menyerbu kerajaan tersebut dan memenggal kepala Raja Chenla yang sombong itu. 

Raja tersebut memerintahkan kepada perdana menteri Khmer untuk mencari pengganti rajanya dan dipilihlah Jayavarman II yang sebenarnya masih keturunan Raja Funan, tapi lahir dan besar di Jawa pada masa dinasti Sailendra.  Keluarga nya mengungsi ke Jawa pada saat Funan di kalahkan Chenla. Jayavarman II kembali menjadi raja di tanah leluhurnya dan memulai Khmer Empire. 

Walaupun pada saat pemerintahannya Jayavarman II menyatakan bahwa kerajaannya tidak lagi berada di bawah kekuasaan Jawa tapi menurut para ahli-ahli ternyata budaya dan seni dari dinasti Syailendra itu terbawa dan mempengaruhi kesenian Khmer, hal ini bisa dilihat dari  bangunan-bangunan keagamaan yang terdapat di Angkor.

Khmer Empire berjaya dari abad ke-9 sampai abad ke-13. Dari segi religion, Khmer di pengaruhi oleh Hindu (yang menyebar dari India sejak abad ke-1) dan Budha Mahayana (yang  dibawa oleh Jayavarman II  sebagai salah satu pengaruh dari dinasti Syailendra). Ketika ajaran Budha Theravada yang merambat dari Sri Lanka mulai mendominasi di akhir abad ke-13, dari situlah awal kehancuran kerajaan Khmer. Kawasan kekuasaannya pun mulai melepaskan diri satu persatu.


3. Silver Pagoda


Kalau yang ini namanya memang Pagoda, tapi beda sama Pagoda model China yang banyak di Vietnam. Pagoda ini terletak di kompleks Royal Palace di Pnom Phen, Kamboja. Untuk mengunjungi Pagoda ini harus membayar entrance fee USD 6.5. Syaratnya harus menggunakan pakaian yang sopan (celana dibawah lutut) dan kalau masuk ruangan harus lepas topi dan sepatu. Mengambil foto dengan kamera juga tidak di perbolehkan.


Di dalam Silver Pagoda terdapat banyak Patung-patung Budha berbagai macam pose dan ukuran. Tapi yang paling istimewa adalah Patung Budha ukuran asli yang terbuat dari Emas asli & di hiasi batu-batu giok.

Halaman Silver Pagoda juga cantik dan artistik banget. Ada pohon kamboja, kolam-kolam bunga teratai, stupa-stupa, dan ada hutan-hutan-an kecil juga. Tapi puanas nya bo'... terik banget.


7 komentar:

  1. PERTAMAX!!

    komen dolo baru baca (hassle)

    BalasHapus
  2. Gua paling suka ke yang ketiga... meski mahal ongkos masuknya (HIKS)......

    BalasHapus
  3. Gua juga suka yang pertama, soalnya di depan [pagoda itu, ada ibu penjual es kopi yang bilang gua "GANTENG" wakakakakak

    BalasHapus
  4. liat pagoda yang pertama, jadi inget pilm the snake legend :)

    BalasHapus
  5. wah, pengen banget ksana.. antropologis banget!

    BalasHapus
  6. beuh, pengen....
    (gigit jari)

    BalasHapus
  7. hampir mirip ya dengan di thai, banyak temple..
    sementara patung dewi kwan im mengingatkan saya akan patung yang sama di batam :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...