Sabtu malam itu saya melipat sepotong jaket serapih mungkin, berusaha menyelipkan onggokan kain padat itu ke sisa ruang dalam koper. Sesuai sms terakhir dari Cipu yang mengingatkan untuk membawa jaket tambahan yang agak tebal.
Seluruh berat badan saya tumpukan di satu lengan yang berusaha menahan tutup koper sementara tangan satu lagi menggapai-gapai resleting, menarik nya mengikuti jalur melingkar dengan sekuat tenaga. Setelah melalui perjuangan dan pergulatan beberapa menit, usaha berkemas saya pun tuntas. Di akhiri dengan menggantungkan gembok kecil manis di koper ukuran 24" yang akan menemani petualangan kali ini.
Di atas kasur tergeletak ponsel saya yang berbunyi nyaring, di samping lembaran print-out tiket dan buku tebal Lonely Planet Australia. SMS masuk, dari supir taksi langganan yang sudah saya kirim pesan sebelumnya untuk menjemput saya besok subuh. "Oke, Mba. Besok saya jemput jam 5," begitu isi pesan nya.
Malam itu mata saya terpejam tapi antara tidur dan tidak, exciting dengan petualangan apa kira-kira yang akan menanti saya selama 10 hari kedepan.
Ah...10
hari
adalah waktu yang sangat sebentar untuk berpetualang di benua yang unik itu. Sebenarnya rencana awal nya saya mau pergi ke 3 kota, Melbourne,
Perth dan Sydney. Tapi dengan berat hati saya harus mencoret Perth dari
jadwal karena terlalu jauh di bagian barat.
Semalaman saya memeluk kitab Lonely Planet edisi Australia yang saya beli hanya seharga 50 ribu rupiah di suatu bazaar buku bekas. Perjalanan kali ini bisa dibilang persiapannya minimal banget. Itinerary yang saya siapkan cuman berisi catatan tempat-tempat mana yang saya mau kunjungi, sisanya improvisasi nanti disana.
“There’s Nothing Like Australia”, itulah tagline pariwisata negara yang terkenal
dengan hewan khasnya, Kangguru dan Koala. Cocok sekali menurut saya, Australia
memang berbeda.
Selain
musim nya yang merupakan antithesis dari mayoritas negara-negara di dunia, ribuan
tahun benua paling imut ini terisolasi dari dunia luar sehingga menyebabkan
Flora dan Fauna yang ada disini unik. Dari 5,710 tanaman yang di temukan di
benua ini, 5,440-nya hanya bisa dijumpai di Australia. Dari 58 spesies mamalia
yang ditemukan di Australia, ada 46 spesies yang hanya di miliki oleh benua
ini, termasuk Kangguru dan Koala. Tapi jangan salah, walaupun di sana asalnya sapi import yang dikonsumsi orang Indonesia, asalnya hewan ini bukan asli dari sana. Melainkan dibawa oleh para imigran dari Eropa sebagai hewan ternak.
Puluhan ribu tahun yang lalu diperkirakan Homo Sapien pertama kali tiba di daratan bagian selatan bumi
ini. Pada saat itu Australia masih jadi satu dengan Papua Nugini dan
pulau-pulau kecil di Timur Indonesia, membentuk satu daratan yang diberi nama
Sahul. Sedangkan Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera menjadi satu dengan benua
Asia membentuk suatu daratan raksasa bernama Sunda Land.
Manusia-manusia bermigrasi secara berkelompok dari Afrika menyebrang Laut Merah, melalui perjalanan beberapa generasi mereka sampai di Sunda Land. Sebagian melintasi genangan air yang membatasi dua daratan hingga tiba di Sulawesi dan mentok di selat Weber yang permukaan airnya rada dalem.
Mungkin awalnya mereka coba-coba membuat alat yang bisa membuat mereka mengapung di air untuk mencari makanan, menangkap ikan atau kerang-kerang gitu. Tapi ternyata rakit sederhana temuan mereka fungsinya jadi berkembang digunakan untuk menyebrang selat Weber yang terletak di sekitar pulau Sulawesi menuju ke Sahul.
Mungkin awalnya mereka coba-coba membuat alat yang bisa membuat mereka mengapung di air untuk mencari makanan, menangkap ikan atau kerang-kerang gitu. Tapi ternyata rakit sederhana temuan mereka fungsinya jadi berkembang digunakan untuk menyebrang selat Weber yang terletak di sekitar pulau Sulawesi menuju ke Sahul.
Kemudian
terjadi perubahan besar-besaran di bumi. 20,000 tahun lalu permukaan laut naik
drastik karena es mencair.
Hal ini mengakibatkan persentasi air dan darat di bumi jadi seperti yang
sekarang ini, 70 : 30. Sahul terpecah menjadi beberapa pulau kecil dan dua
pulau besar Australia dan Papua Nugini yang kini terpisah oleh laut dalam. Manusia-manusia pertama yang berhasil sampai di kedua pulau besar itu pun terjebak, rakit sederhana mereka sudah tak mampu mengarungi lautan yang kini luas dan sangat dalam.
Selama beberapa ribu tahun setelah itu Terra Australis terisolasi
dari the rest of the world. Suatu
pulau raksasa yang berada sendirian di bagian bawah bola dunia, The Continent Down Under. Dengan
demikian terisolasi pula seluruh isi pulau itu, flora dan faunanya beserta
manusia yang telah turun temurun menghuni tempat itu sejak 40 ribu hingga 60
ribu tahun lampau.
Aboriginal
yang mempunyai arti “the first” adalah sebutan bagi penduduk pertama yang menghuni benua Australia. Terisolasi di waktu sebelum 20.000 tahun yang lalu, terjebak di jaman
batu. Bagaikan hidup di dimensi waktu paralel yang berbeda, bagi mereka hidup adalah di era
Palaeolitikum dimana mereka hidup nomaden dengan cara berburu dan mengumpulkan
makanan.
Kapal pertama dari "masa depan" yang berhasil sampai ke daerah dimana waktu berhenti itu bernama Batavia, kapal yang berlayar dari kota Batavia menuju Cape of Good Hope tapi nyasar terbawa badai hingga ke teritori yang waktu itu masih belum ada dalam peta. Peristiwa terdamparnya Batavia di bagian barat pulau raksasa ini yang mengantarkan Belanda sampai ke Terra Australis dan mengklaim wilayah baru yang ditemui mereka itu dengan nama New Holland.
Baru kemudian Inggris yang ga mau kalah datang meng-klaim bagian timurnya dan menjadikan nya sebagai tempat pembuangan para narapidana. Kehidupan damai para aborigins yang serasi dan seimbang dengan alam serta merta terganggu oleh kemunculan orang-orang asing, para imigran dari Eropa yang kelak menggilas keberadaan para penghuni "pertama" di Terra Australis.
Bagi para imigran dari Inggris yang pertama tiba di Australia, tak mudah hidup di benua ini. Kondisi alam nya yang tidak ramah seolah-olah menolak kedatangan tamu asing. Kelaparan, kekurangan air dan cuaca yang tidak stabil membuat hidup para imigran berasa di neraka. Walaupun lambat laun para imigran bisa mengatasi masalah tersebut tapi tetap saja, hidup di benua ini tidak semudah dan seindah pemandangan alamnya. Kondisi alamnya sensitif banget.
Karena itu rada wajar kalau peraturan yang berkaitan dengan lingkungan disana paranoid berlebihan, seperti misalnya semua kayu-kayuan yang mau masuk negara itu harus melalui proses fumigasi supaya ga ada rayap-rayapan yang lolos menyusup. Malahan antar state aja ada peraturan tidak boleh membawa buah-buahan lewat batas state karena takut lalat buahnya salah kawin sama varian lalat buah sembarangan yang tidak akan direstui oleh keluarga-keluarganya di state yang bersangkutan.
Bunyi alarm dari henpon membangun kan saya dari alam setengah tidur. Sudah saat nya. Petualangan baru pun dimulai sejak telapak kaki saya menyentuh lantai kamar yang dingin.
Bunyi alarm dari henpon membangun kan saya dari alam setengah tidur. Sudah saat nya. Petualangan baru pun dimulai sejak telapak kaki saya menyentuh lantai kamar yang dingin.
Beuh! Baru tahu saya kalo seketat itu kalo mau masukin kayu atau buah ke sono. Tapi, gak ada pemeriksaan kutu rambut kan yah? Sapa tahu orang sono paranoid ama kutu rambut dari Asia gituh, takut kawin ama kutu rambut di sono.
BalasHapusKutu rambut sini paling juga ga betah disana sangking terlalu steril nya wkwkwk
HapusThere's nothing like Australia .... Australia keren .. pengen kesana ..
BalasHapusjadi tahu sejarah Australia nih nek ...
di tunggu kelanjutan petualangan Jaketnya ...
Kenapa cuman jaketnyaaaah? Gue nyaaaa dooonk -___-"
Hapusndak perlu paspor dan visa untuk lalat buahnya mbak mila?
BalasHapuskayaknya perlu juga hehehehe
HapusUntunglah lu cuma bawa koper ya Mil, ga bawa lemari baju. Makan waktu tuh kalo musti difumigasi dulu ;))
BalasHapusTapi gw berhasil menyeludupkan tasbih kayu cendana titipan temen gw disono tanpa pke fumigasi2an
Hapusyaelah, baru prolognya doank.. berasa belajar geologi-paleontologi deh.
BalasHapusSeperti biasaaaa... Klo postingan gw mesti ada historical value dan kedodolan value wkwkwk
Hapusmain gitar nggak disana?
BalasHapusga bawa gitar saia, ribet nanti musti di fumigasi dulu hahahahaa
Hapusjadi inget jalan jalannya Oprah yang ke australia ya
BalasHapusbetapa australia berasa special banget gitu
ooooh bagus ya oprah edisi ostrali, blom nonton siy. Tapi pas aku kesana lagi banyak poster2 menyambut oprah di Sydney Harbour itu
HapusJangan-jangan klo kena panu juga ga boleh masuk hehhehhe
BalasHapusPanu disana langsung kering, secara udara nya tuh kering banget. ketek basah aja kering disana -_____-"
Hapuskayanya ini ulasan paling keren yang pernah kubaca di sini, hehehe.
BalasHapusJadiii... jadiii... selamaaa iniiii.... ooooooowh *galaudipojokan*
HapusHuhuhuhu..... suka page ini. :)
BalasHapus*nunjuk peta ausi
di page mana itu? perasaan disini ga masang peta soalnya aku nyah buta peta hahahaaa
Hapusckckckc.... anak gadis mainnya jauuuuhhh benerrrrr @_@
BalasHapuswkwkwk... ke cirebon yuuuuuuk mbaaaaa
HapusDan selama beberapa menit, aku larut dalam sejarah..
BalasHapusMestinya dulu saya punya guru-guru sejarah kayak kamu, Mil, jadi nilai sejarah saya nggak perlu merah tiap semester :D
coba baca sejarahnya dari Lonely Planet deh mba, seru itu heheheeh
Hapustitip bawain sy koala donk balik dr aussie nya ntar... hi3...
BalasHapusaaaah telat nitipnya, aku sudah balik.. tapi baru sempet aja nulis laporan perjalanannya.
HapusAsyiknya jalan-jalan! Thanks buat cerita sejarahnya Aussie. Di tunggu edisi setlah kembali dari Aussie nya. Salam kenal, baru pertama mampir nih.
BalasHapusaku udah balik siy hihihiy... ma kasih udah mampir, semoga ga bosen yaaaah :D
HapusOooo
BalasHapus*manggut-manggut*
Banyak banget "Ooooo" dan manggut-manggut sayanya di post ini :D
Campuran pelajaran Geografi sama Sejarah..
aaaah.. ini cuman cerita perjalanan kog, perjalanan hidup #eaaa
HapusMesti gue telat komen, saking sibuknya sih.
BalasHapusIni ceritanya masih pemanasan ternyata. Jadi....bawa jaket berapa akhirnya?
Sampe segitunya ya peraturannya, tidak boleh bawa barang asing ke Negara Kanguru, takut ketularan kali. Hehehe.....
Ditunggu cerita seru lanjutannya.
eeeerrr.... tau deh yg lagi sibuk hehehe....
Hapusaku cuman bawa 2 jaket siy, abis kopernya imut bgt gitu wkwkwk