Benteng Speelwijk merupakan bekas markas VOC di Banten setelah kerajaan ini berhasil ditaklukan oleh mereka. Puluhan tahun VOC mengincar Banten karena lokasinya yang strategis sebagai pusat perdagangan dan sumber nya lada. Sejak mulai melakukan aktifitas dagang di Banten tahun 1603, dengan segala tipu daya muslihat VOC baru berhasil menundukan Kesultanan Banten sekitar 80 tahun kemudian dan baru membangun benteng ini setelah itu.
Di postingan sebelumnya kan saya singgung, Kesultanan Banten berdiri di timing yang pas banget sama kejatuhan Malaka - yang sebelumnya merupakan pusat perdagangan rempah-rempah internasional. Portugis yang berhasil menguasai Malaka saat itu tidak berhasil meneruskan kejayaan port itu, yang ada malah pedagang-pedagang Cina dan Arab beralih mencari port lain untuk menghindari konflik di selat Malaka itu. Banten ini lah salah satunya sumber penghasil lada yang jadi banyak disinggahi pedagang-pedagang.
Portugis, sebagai bangsa Eropa pertama yang berhasil mencapai "spice land" mengunci rapat-rapat rahasia rute navigasi mereka dari bangsa Eropa lain. Tentu saja dengan tujuan supaya mereka bisa monopoli perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Tapi rupanya di antara orang Portugis itu menyusup mata-mata Belanda yang membocorkan penemuan Portugis itu. Sebagai eksperimen, dikirimlah Cornelis de Houtman dan sampai juga dia di Banten, itu di akhir abad ke 16. De Houtman berhasil membawa rempah-rempah kembali ke negeri nya, misi nya sukses walaupun di pulau Jawa dia rupanya berhasil mendapatkan banyak musuh akibat ketengilannya.
Peta jaman dulu di Museum Situs Purbakala Banten, Australia belum ditemukan |
Keberhasilan misi Cornelis De Houtman membuat perusahaan-perusahaan dagang lain dari Belanda kemudian memutuskan untuk berlayar ke "spice island" juga. Beberapa waktu berselang, di Banten saja terdapat 4 agen perusahaan dagang Belanda yang saling bersaing mendapatkan rempah-rempah. Kemudian pemerintah Belanda memerintahkan 4 perusahaan itu merger dengan nama VOC. Yang awalnya hanya punya niat dagang, VOC kemudian jadi ikut campur dalam politik kerajaan-kerajaan dan akhirnya jadi semakin ngelunjak mau menguasai wilayah.
Di puncak masa kejayaan Banten pada jaman Sultan Ageng, selain ngiler pengen menguasai perdagangan lada disitu, VOC juga mulai merasa terancam sama kekuatan kerajaan ini. Apalagi Sultan Ageng anti banget sama VOC dan letak Batavia yang merupakan markas utama VOC sebelahan sama Banten. Tapi kemudian VOC melihat ada celah, konflik antara Sultan Ageng dan putranya Sultan Haji. VOC kemudian mendekati Sultan Haji untuk mendukungnya merebut kekuasaan dari ayahnya sendiri. Sultan Ageng berhasil disingkirkan, ga lama Banten pun takluk di tangan VOC.
Benteng tua Speelwijk masih terletak di kawasan Banten Lama, lumayan
jaraknya dari kompleks Istana Surosowan dan Masjid Agung Banten. Kalo jalan kaki ya lumayan gempor. Rombongan petualang cantik yang sempat saya singgung di postingan awal mengenai trip ke Banten Lama ini menyewa sebuah angkot. Di halaman depan Benteng Surosowan kita disambut kembali oleh pak kuncen Naraji yang naik motor dari Surosowan untuk membukakan Benteng untuk kita.
Uniknya, bangunan ini merupakan perpaduan dari batu bata dan batu karang. Di halamannya yang hijau beberapa ekor domba tampak asik merumput. Kumpulan bocah-bocah lincah bermain bola sepak di bawah teduh nya pohon kelapa yang berjejer jarang-jarang di luar tembok benteng.
Halaman dalam Benteng Speelwijk |
Batu Bata dan Karang dalam satu tembok |
Masuk ke dalam Benteng suasananya ngeri mencekam. Aroma lumut dan lembab jadi satu menggelitik rongga hidung. Konon di sini pernah menjadi tempat penahanan anggota kerajaan yang ditangkap semasa Daendels memerintahkan penyerangan terhadap Kesultanan Banten. Kita dibawa menyusuri lorong yang gelap dan sempit menuju gudang penyimpanan senjata. Bebatuan dan air yang terserap di dalamnya membuat udara di dalam lorong benteng itu dingin, bulu tengkuk saya jadi merinding.
Lorong dalam Benteng |
Kurang cahaya di dalam benteng tidak menyurutkan semangat para petualang cantik untuk tetap eksis narsis berfoto-foto. Sementara itu pak kuncen sudah mulai alih profesi menjadi juru foto karena kerap kali dimintai tolong memotret kita bareng-bareng. Pucuk kumis di ujung bibir nya pun bergoyang-goyang tatkala pak kuncen mulai berhitung, " satuuuu... duaaaa.... tigaaaa...," diikuti kilatan lampu blitz dari kamera mungil di tangannya.
Lepas dari lorong yang gelap, kita dibawa ke atas benteng yang terik oleh sinar matahari. Mata saya memicing sementara pupil saya menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya. Dari atas celah benteng kita dapat melihat atap merah cerah sebuah klenteng yang diatasnya tampak sepasang naga hijau saling berhadapan, Vihara Avalokitesvara. Vihara ini sedang di renovasi akibat kebakaran beberapa waktu lalu. Dari sisi lain, kita bisa melihat tambak milik masyarakat yang merupakan pertanda bahwa lokasi itu tidak jauh dari laut.
Seolah-olah kayak mau bungee jumping di New Zealand, diantara domba-domba |
Rossa lagi ngintip gudang senjata dari atas |
Pemandangan dari atas benteng ke bagian dalam |
Lantai atas benteng, kelihatan ada menara penjaganya |
Salah satu pojok benteng |
Tiba-tiba dengan intonasi menantang pak kuncen berseru,"Siapa yang berani jalan di atas tembooook?"
Ga bisa dapet challenge kayak gitu, para petualang-petualang cantik pun serta merta menyambut gayung tantangan sang kuncen. Begitulah, delapan orang perempuan meniti tembok benteng setinggi 5 meter dengan gagah berani dan tak lupa narsis doooonk...
Di atas tembok benteng, bersama pak kuncen paling belakang (pic by Mba Ariya Dewi) |
...dan ini lah 8 petualang cantik nya (pic by: Uni Afrina ) |
posemu lebih mirip ngusir domba deh mil. hahaha..
BalasHapuseh, itu bentengnya mirip reruntuhan candi yah?.
benteng nya sih kayak benteng, tapi udah semi reruntuhan gitu. heheee.. nanti klo lu kemari gw ajak kopdar ke sono deh, main2 sama domba :p
Hapustempat penahanan jaman Daendels horror begitu ya..
BalasHapusbuat uji nyali mantap tu..
uji nyali? masuk benteng pada jam malam ya pals...heheh
Hapustakut ah...seraaaaaam
siang2 aja aku udah merinding, boro2 malem hiiiiiy.. sorry yaaaaah *kabooorrr
Hapuskalo dipikir pusat kejayaan ekonomi jaman dulu memang ada di indonesia ya
BalasHapusbuktinya rempah rempah jadi bahan rebutan kaya orang sekarang rebutan uranium
kenapa sekarang indonesia katrok ekonominya..?
karena dari dulu ga pernah berubah, yang untung nya gede distributor nya hahaha.....
HapusKenapa pak kuncen Naraji selalu jadi highlight dalam postingan Banten ini ya -___-"
BalasHapusRossa, dia itu adalah pemeran utama nyaaaaaah.... dia itu semacam dark shadow nya film betmen terbaru
HapusLuas ya bentengnya...
BalasHapusKlo Mila disuruh masuk sendirian, berani gak? hehehe...
ga beraniiiiii hahahaa
HapusMampir juga ke Benteng Speelwijk ya mbak..
BalasHapusWah datangnya siang-siang, coba datang menjelang maghrib dan malam hari mbak kayak waktu aku dulu kesana.. hmmm... suasananya "mantep", hue hue hue hue
ga ah, takut ada penampakan apalagi dibelakang itu kan ada kuburan...spooky hiiiy
Hapusseru ya, belajar sejarah sambil jalan2. atau sebaliknya. kayaknya ingatan lbh tajam kalau langsung mampir ke lokasi kejadian :)
BalasHapusiya, harus nya blajar sejarah gitu, mba. kita mengerti esensi nya, bukan cuman ngafalin buku teks dan tahun2nya :p
HapusMil, nggak ada foto viharanya yak? Pengen liat :D
BalasHapusada sih, mba. tapi menurut aku biasa aja :p
Hapusbentenng nya luas banget yaa... !!
BalasHapusJadi Keingat pelajaran Sejarah
BalasHapushihihiy.. mudah2an ga ketiduran yah bacanya, kyk pas lagi belajar sejarah di sekolah :p
Hapuspengen kesana dong
BalasHapussilahkeeenn heheee
Hapusthanx for share your story here,fren...:)
BalasHapusReview ini Laku.com Belanja Online Grosir Eceran Murah dan Aman
BalasHapusawas Mil ati2 masuk lorongnya, ada penunggunya loh...
BalasHapushehe..
wah lebih seram benteng ini dari benteng keraton Buton ditempat saya... hehehehe
BalasHapusknjungan perdana mbak, dtnggu knjungan bliknya.. :)
happy blogging :D
mbak Mila cocok deh kalau jadi guru Sejarah..."
BalasHapusHaduhhhh....8 bidadari cantik pergi tanpa ada cowoknya. Apa gak takut kalau digodain cowok-cowok nakal?
BalasHapus