Orang-orang di Australia menyebutnya Bushwalking - kegiatan jalan-jalan atau hiking di alam terbuka seperti di gunung dan hutan. Mereka termasuk gemar sekali dengan kegiatan yang berhubungan sama outdoor activities dan berhubungan langsung sama alam, jadi olahraga menyusuri alam ini sangat populer disana.
Orang Aussie membedakan istilah hiking di daerahnya dengan nama khusus yang mengandung kata "bush" kemungkinan besar untuk membedakan aktifitas hiking disana dari aktifitas hiking di lain tempat. Seolah-olah untuk menunjukan bahwa kalau hiking di australia itu gak sekedar hiking, tapi hiking di "bush" yang menggambarkan kondisi alam disana yang keras banget. Hanya orang-orang tangguh yang bisa survived di alam australia yang gak friendly.
Sekarang aja Bushwalking jadi salah satu kegiatan refreshing untuk menghilangkan stress, tapi jaman dulunya, sewaktu imigran eropa pertama-tama datang ke australia, banyak dari mereka yang tewas karena mencoba menantang kekejaman alam di sana. Banyak dari imigran itu yang mencoba explore ke inland australia hanya untuk mendapati diri mereka kelaparan karena gak bisa menemukan makanan. Kehausan karena ga gampang menemukan sumber air di tanah aussie yang kering. Belum lagi panas mataharinya yang terik. Hingga mereka mulai belajar dari para bushmen (orang-orang aborigin) bagaimana cara menaklukan dan hidup dari kondisi alam yang keras itu.
Saya - dengan kondisi baru tidur 3 jam, akan mencoba menantang kekejaman alam di Grampian national park dengan bushwalking.
Subuh-subuh pintu kamar digedor-gedor oleh Damon, menyuruh kita bersiap-siap untuk berangkat. Di kabin saya dan kate sih hangat karena ada pemanas ruangan, tapi pas keluar dinginnya setengah mati. Saya yang menggigil takjub melihat Elaine mondar-mandir di halaman pakai tank top dan rambut yang masih setengah basah. oh well, she's irish, mungkin di kampungnya jauh lebih dingin.
Setelah mandi saya ikut sibuk di dapur, bikin kopi dan roti sendiri. Bahannya sih udah disiapin, tinggal bikin sendiri aja. Habis sarapan, gak lupa cuci piring sendiri. Mandiri.
Kita tiba di suatu tempat yang di sekeliling kita hanya ada gunung-gunung batu yang berdiri tegak dan kokoh. Saya mulai mengerti inti dari tur Great Ocean Road dan Grampian ini pada dasarnya adalah untuk mengamati bebatuan-bebatuan. Setelah kemarinnya mengamati batu-batu yang ada di pantai, sekarang mengamati batu-batu yang ada di gunung. Kata Damon, tempat yang mau kita bushwalking-in ini adalah Grand Canyon nya Australia. Kata saya, tempat yang mau kita bushwalking-in ini adalah tumpukan batuan raksasa.
Sekali lagi saya tekankan enaknya jalan-jalan di alam di Australia adalah sepatu gak akan kotor sama sekali dan gak usah mikir milih-milih jalan. Karena trail (jalur) - nya udah dibikin jalan setapak yang bagus banget, batu-batuan yang untuk di daki sudah dibentuk seperti tangga dan di kasih pegangan di pinggir-pinggirnya. Jadi gak akan mungkin ada kejadian kejeblos tersuruk di tanah basah seperti yang saya alami ketika hiking di dieng.
Masalahnya adalah titian tangga yang di buat dari batu-batu itu mengikuti ukuran kaki orang-orang bule yang panjang-panjang. Sementara kaki saya kan pendek. Jadi kalo buat mereka bisa melangkah, buat saya kadang musti butuh usaha ekstra buat memanjat. Mendekati puncak pendakian saya berhasil membuat teman-teman satu tur saya ngakak di sela-sela napas mereka yang tersengal-sengal akibat lajur pendakian ketika saya bilang, "I wish my feet were longer."
Manjat batu memang saya perlu usaha ekstra dibanding yang lain, tapi saya tersenyum lebar ketika jalur pendakian sampai di tempat dimana kita harus melewati celah yang kecil banget. Yang ukuran badannya besar-besar musti ribet jalannya miring-miring, sedangkan saya bisa melenggang gembira tanpa sesak napas. Elaine yang ukuran badannya termasuk mungil juga bisa melenggang gembira, tapi Kate musti pakai sumpah serapah dan sempat nyangkut hingga akhirnya berhasil keluar dari celah itu.
Akhirnya saya berhasil menyusuri jalur pendakian yang nyaris terus menanjak sepanjang hampir 2 km, malahan termasuk di rombongan pertama yang sampai diatas. Sementara itu setengah anggota tur yang kakinya lebih panjang dari saya baru tiba di puncak sekitar setengah jam setelah saya.
Pemandangan dari atas puncak tumpukan batu raksasa itu - indah luar biasa.
Jalur trekingnya |
Batu-batu nya sudah disusun kayak tangga |
Teman Mexico yang kepayahan pas mendaki |
Grand Canyonnya Aussie ceritanya |
Akhirnya teman mexico saya sampai juga di atas |
Celah sempit yang buat saya ga sempit-sempit banget |
Dari Grand Canyon nya Australia itu, kita naik mobil sebentar menuju ke McKenzie Waterfall, air terjun yang masih berada di kawan Grampian National Park juga. Air terjun nya sih biasa aja, kalau menurut saya bagusan air terjun di Indonesia. Rangkaian perjalanan tur ditutup di McKenzie Waterfall dengan acara foto bersama, setelah itu kami kembali ke mobil, mampir sebentar untuk beli makan siang di kota terdekat dan langsung menuju Melbourne.
McKenzie Waterfall |