Senin, 22 Desember 2014

Seminggu di Lombok

Akhir Oktober 2014, dua tahun berlalu sejak awal rangkaian perjalanan mencari innerpeace. Selama satu minggu penuh, tepat tujuh hari - saya, Chacha dan Pagit meninggalkan hiruk pikuk ibukota yang makin memenatkan. Kami berangkat untuk menambah satu episode dalam rangkaian perjalanan mencari innerpeace - destinasi : Pulau Lombok.

Sinar matahari pagi menyapa kami bertiga yang berada dalam taksi melaju menuju bandara Soetta. Perjalanan Innerpeace ini dibuka dengan sarapan paket nasi ayam A&W, beberapa potong gorengan bakwan dan Beard Papa's Cream Puff. Keberangkatan sempat tertunda beberapa puluh menit walaupun itu adalah penerbangan pertama dan cuaca cerah. Sebagai orang Indonesia yang punya sifat dasar pemaaf dan penuh pengertian, kami bertiga hanya bergumam pasrah "yaaaah.. maklum deh, namanya juga L***"

Rencana ke Pulau Lombok ini didasari oleh niat saya untuk mewujudkan cita-cita mendaki Rinjani. Chacha memutuskan ikut ke Lombok, tapi waktu saya ke Rinjani dia ke Gili Nanggu. Kami mengajak Pagit turut serta, gayung pun bersambut. 

Kami membagi perjalanan satu minggu ini menjadi dua segmen, segmen pertama di sepakati lokasi yang dipilih adalah Lombok Selatan, segmen kedua adalah saat kita berpisah - saya ke Rinjani, Chacha dan Pagit ke Gili Nanggu. Waktu cari-cari penginapan di daerah Lombok Selatan, kami menemukan satu tempat bernama Bumbangku yang langsung menimbulkan semacam panggilan jiwa buat saya. Pertama, saya suka banget sama namanya, ga tau kenapa. "Bumbangku". Kesannya eksotis gitu. Kedua, penginapan ini adalah resort yang terletak di pinggir pantai tapi harganya terjangkau.

Melihat foto-foto nya di internet saya langsung membayangkan duduk di pinggir pantai, dibawah payung bambu beratap alang-alang kering khas Lombok saat matahari terbenam, langit berwarna kuning keemasan, sambil bermain ukulele menyanyikan lagu Cayman Island - Kings of Convenience. Ide ukulele itu langsung ditentang secara keras oleh Chacha. Padahal saya sudah mengusulkan dia buat ikut main pukul-pukul galon kosong gaya-gaya perkusi untuk mengiringi ukulele, tapi tetap saja Chacha ga setuju.




 Jadi garis besar perjalanan innerpeace kami kali ini adalah sebagai berikut, 3 hari di Bumbangku, 1 hari menyusuri pantai-pantai indah di sepanjang Lombok Selatan - Pantai Kuta, Selong Belanak dan Mawun, 3 hari di Rinjani untuk saya, 3 hari di Gili Nanggu untuk Chacha dan Pagit, terakhir menginap semalam di Senggigi sebelum kembali ke Jakarta. 

Di hari menyusuri pantai-pantai Lombok Selatan kami sewa mobil dari rekomendasi Cipu. Drivernya yang asik dan gaul bernama Mas Koko ternyata masih inget banget sama Cipu, entahlah ada apa diantara Cipu dan Mas Koko sampai berkesan banget. 

Saya mendapat kejutan ketika baru turun dari Rinjani. Saat itu jam 12 siang, saya mengabari Chacha kalau sudah turun dari Rinjani dan akan diantar ke Senggigi. Tapi chacha kemudian menelpon, mengabarkan kalau dia, Pagit dan Mas Koko sedang dijalan menuju Senaru. Rencananya mereka mau ke air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep sembari menunggu saya turun gunung. 

Di halaman kantor Rudy Trekker (operator tur saya ke Rinjani) mereka bertiga berhamburan keluar mobil demi buru-buru melihat kondisi saya udah sehancur apa. Raut kecewa di wajah-wajah mereka ketika melihat kondisi saya ga hancur-hancur amat. Dan dengan penuh ketegaan saya masih juga di seret untuk ikut ke air terjun. Blisters di telapak kaki saya menggigit-gigit perih di tangga menuju dan pulang dari air terjun. Walaupun begitu saya tidak menyesal karena air terjun nya indah banget, terutama yang Tiu Kelep walaupun jalan kesana nya lebih jauh dan harus nyebrang-nyebrang aliran sungai. 

Jalan menuju air terjun Tiu Kelep
Keesokan paginya saya bangun di kamar hotel di Senggigi dengan kaki yang tidak bisa ditekuk dan meruapkan bau Counterpain dari sekujur tubuh.




17 komentar:

  1. tepuk tangan buat Mila
    seorang trekker sejati
    hehehehehe

    salut bener!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa.. akuh berasa artis deh di tepokin, artis topeng monyet bwahahahaaa

      Hapus
  2. huahhahahahaa
    bisa gw bayangin abis turun dari Rinjani mesti ke tiu kelep
    i know it well...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bayanginnya aja tulang2 kaki gw lgs ngilu2 ihiks!

      Hapus
  3. Punya temen di Lombok, namun belum pernah mampir ke sana. Belum ada waKTU dan kesempatan. Sudah kepengen sih mampir. Hmmmm

    BalasHapus
  4. Kereeeen!!! Penasaran sama air terjunnya euy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baguuss air terjunnya.. yg tiu kelep keren banget. di google aja hehee

      Hapus
    2. semoga kapan-kapan bisa nyampe ke sana dan masih baguus...

      Hapus
  5. Mau ke lombok...tp gak mau kalo kudu jln2 jauh trus kaki sakit :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. justru disitu seni nya yang bikin jalan2 jadi lebih berkesan mba hehehee

      Hapus
  6. Menu makanan yang muncul di paragraf kedua, itu semua menu sarapan gw!

    -Pagitta-

    BalasHapus
  7. Kebayang dah tuh bau counterpain..hihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. bangeett.. adek gw sampe bilang berasa jalan2 ama nenek2 bwahahaa

      Hapus
  8. Jadi antara mas koko dan cipu erjadi sesuatu ???? #kepo #gagalFokus

    BalasHapus
  9. punya hobi jalan - jalan apa gak habis kak duitnya ??

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...