Ini adalah salah satu contoh dari kurangnya riset sebelum melakukan travelling. Kalo mau tau salah banyak nya, coba liat-liat aja postingan terdahulu di blog ini. Banyak kejadian "dodol" yang berakibat dari modal ke-nekat-an.
Bermodal ke-nekat-an dan selembar peta wisata yang kita dapat dari lobby hostel, di malam kita tiba di HCMC tanpa membuang waktu kita segera bergegas menjelajahi kota dengan semangat membara. Tujuan kita adalah melihat gedung City Hall atau biasa juga disebut People's Committee Hall yang katanya megah di waktu malam.
Dengan penuh percaya diri, saya bersama dengan kedua oknum lainnya (Cipu dan Mba Vony) menyusuri jalan-jalan sepi HCMC di malam hari dengan panduan peta wisata tersebut. Setelah berjalan beberapa blok, kami juga belum menemukan City Hall itu. Bertanya kesana kemari, setiap orang sepertinya menunjukan arah yang beda-beda.
Sampai ketika kami bertemu tukang ojek, yang memberi info bahwa gedung yang kami cari tidak jauh, tinggal lurus...mentok... belok kanan.
Tadaaa.... dan akhirnya kami pun kegirangan karena telah menemukan gedung yang kita cari semalaman. Kita pun berfoto-foto berbagai macam gaya di depan gedung tersebut. Untung nya lagi, ternyata di depan gedung tersebut ada Cathedral Notre Dame yang tidak kalah indahnya di waktu malam. Kami pun mengabadikan momen tersebut hingga dini hari dan memutuskan kembali ke Hostel.
Bermodal ke-nekat-an dan selembar peta wisata yang kita dapat dari lobby hostel, di malam kita tiba di HCMC tanpa membuang waktu kita segera bergegas menjelajahi kota dengan semangat membara. Tujuan kita adalah melihat gedung City Hall atau biasa juga disebut People's Committee Hall yang katanya megah di waktu malam.
Dengan penuh percaya diri, saya bersama dengan kedua oknum lainnya (Cipu dan Mba Vony) menyusuri jalan-jalan sepi HCMC di malam hari dengan panduan peta wisata tersebut. Setelah berjalan beberapa blok, kami juga belum menemukan City Hall itu. Bertanya kesana kemari, setiap orang sepertinya menunjukan arah yang beda-beda.
Sampai ketika kami bertemu tukang ojek, yang memberi info bahwa gedung yang kami cari tidak jauh, tinggal lurus...mentok... belok kanan.
Tadaaa.... dan akhirnya kami pun kegirangan karena telah menemukan gedung yang kita cari semalaman. Kita pun berfoto-foto berbagai macam gaya di depan gedung tersebut. Untung nya lagi, ternyata di depan gedung tersebut ada Cathedral Notre Dame yang tidak kalah indahnya di waktu malam. Kami pun mengabadikan momen tersebut hingga dini hari dan memutuskan kembali ke Hostel.
Setibanya di Hostel, resepsionis menyapa dan menanyakan dengan basa-basi kemana saja kita pergi. Dengan bangganya Cipu memperlihatkan hasil foto-foto City Council temuan kita. Tak disangka tak dinyana.... si resepsionis berkata, " This is not City Hall building.... This is Central Post Office"
Ups!
Tapi kita tidak pantang menyerah! Kita tidak akan pulang ke tanah air sebelum menemukan City Hall yang asli! Titik!
Cipu pun mempunyai ide. Dia meminta resepsionis menuliskan Gedung City Hall dalam bahasa vietnam nya dan menunjukannya pada supir taksi.
Di depan hotel kami mencegat sebuah taksi yang langsung melipir. Cipu melompat ke bangku depan, duduk dan langsung merogoh saku celana, mencari kertas bertuliskan City Hall dalam bahasa Vietnam yang ditulis resepsionis. Celaka! kertasnya hilang... dan Cipu pun mulai berusaha menjelaskan kepada supir taksi dengan bahasa inggris. Supir taksi tampak berpikir keras, dia tidak mengerti bahasa inggris. Cipu terus menjelaskan dengan dibantu gestur tangan. Supir taksi mengerenyit dahi, "haaaa.. a su.. a su.." kata supir taksi itu, yang bisa saya terjemahkan dengan bahasa kalbu sebagai 'I see'.
Supir taksi tancap gas, menikung ke kiri, berbelok tajam ke kanan di antara jalanan Ho Chi Minh yang sepi malam itu, di kiri kanan kami tampak gedung-gedung kuno yang memancarkan cahaya redup yang malas. Ciiiiittt... taksi mengerem. Supir taksi menampakan muka ceria sambil menunjuk, "A su.. A su.." katanya.
Kita ada di depan Gedung Central Post Office.
Cipu yang mulai dilanda keputus-asa-an, hampir menangis dan hanya mampu bergumam, " Noooo... Nooo... Not the post office.... Please take us to City Hall.. PLEAAASSSEEE". Hmm.. Okey... Cipu mulai punya suatu obsesi yang aneh terhadap City Council itu. Saya di bangku belakang lihat-liahtan sama Mba Vony.
Supir taksi malang yang tampaknya juga mulai bingung itu pun tampak berpikir keras. Hingga tiba-tiba dia seperti mendapatkan sebuah pencerahan. "Haaaa.... A su.. A su.."
Supir taksi tancap gas, menikung ke kiri, berbelok tajam ke kanan di antara jalanan Ho Chi Minh yang sepi malam itu, di kiri kanan kami tampak gedung-gedung kuno yang memancarkan cahaya redup yang malas. Ciiiiittt... taksi mengerem. "A su.. A su..." kata supir taksi, "Uncle Ho." katanya sambil menunjuk sebuah patung.
Mba Vony langsung ingat kalau pernah baca disuatu tempat kalau di depan city hall memang ada patung Uncle Ho. Sukurlah... CITY HALL yang ASLI!!!
Next time saya kembali ke HCMC dan mau ke City Hall, sekarang saya sudah tau perbedaannya. Yang di seberangnya ada Cathedral Notre Dame adalah Central Post Office. Bukan City Council. Dan yang di seberangnya ada Patung Uncle Ho adalah City Hall yang asli.
Ups!
Tapi kita tidak pantang menyerah! Kita tidak akan pulang ke tanah air sebelum menemukan City Hall yang asli! Titik!
Cipu pun mempunyai ide. Dia meminta resepsionis menuliskan Gedung City Hall dalam bahasa vietnam nya dan menunjukannya pada supir taksi.
Di depan hotel kami mencegat sebuah taksi yang langsung melipir. Cipu melompat ke bangku depan, duduk dan langsung merogoh saku celana, mencari kertas bertuliskan City Hall dalam bahasa Vietnam yang ditulis resepsionis. Celaka! kertasnya hilang... dan Cipu pun mulai berusaha menjelaskan kepada supir taksi dengan bahasa inggris. Supir taksi tampak berpikir keras, dia tidak mengerti bahasa inggris. Cipu terus menjelaskan dengan dibantu gestur tangan. Supir taksi mengerenyit dahi, "haaaa.. a su.. a su.." kata supir taksi itu, yang bisa saya terjemahkan dengan bahasa kalbu sebagai 'I see'.
Supir taksi tancap gas, menikung ke kiri, berbelok tajam ke kanan di antara jalanan Ho Chi Minh yang sepi malam itu, di kiri kanan kami tampak gedung-gedung kuno yang memancarkan cahaya redup yang malas. Ciiiiittt... taksi mengerem. Supir taksi menampakan muka ceria sambil menunjuk, "A su.. A su.." katanya.
Kita ada di depan Gedung Central Post Office.
Cipu yang mulai dilanda keputus-asa-an, hampir menangis dan hanya mampu bergumam, " Noooo... Nooo... Not the post office.... Please take us to City Hall.. PLEAAASSSEEE". Hmm.. Okey... Cipu mulai punya suatu obsesi yang aneh terhadap City Council itu. Saya di bangku belakang lihat-liahtan sama Mba Vony.
Supir taksi malang yang tampaknya juga mulai bingung itu pun tampak berpikir keras. Hingga tiba-tiba dia seperti mendapatkan sebuah pencerahan. "Haaaa.... A su.. A su.."
Supir taksi tancap gas, menikung ke kiri, berbelok tajam ke kanan di antara jalanan Ho Chi Minh yang sepi malam itu, di kiri kanan kami tampak gedung-gedung kuno yang memancarkan cahaya redup yang malas. Ciiiiittt... taksi mengerem. "A su.. A su..." kata supir taksi, "Uncle Ho." katanya sambil menunjuk sebuah patung.
Mba Vony langsung ingat kalau pernah baca disuatu tempat kalau di depan city hall memang ada patung Uncle Ho. Sukurlah... CITY HALL yang ASLI!!!
Next time saya kembali ke HCMC dan mau ke City Hall, sekarang saya sudah tau perbedaannya. Yang di seberangnya ada Cathedral Notre Dame adalah Central Post Office. Bukan City Council. Dan yang di seberangnya ada Patung Uncle Ho adalah City Hall yang asli.
Huahahahahaha
BalasHapusItu ada di blog gua http://cipuceb.blogspot.com/2010/03/ho-chi-minh-apik-namun-sombong-day-1.html
Iya inget pengalaman itu jadi senyum senyum sendiri Mil hihihihihihi
mantap!
BalasHapuskadang kejadian2 kyk gini yg bikin setiap perjalanan jadi lebih berwarna....
*doh kangen travelling*
gua ga bisa bayangin yg adegan ini: Cipu yang mulai dilanda keputus-asa-an, hampir menangis.. LMAO
BalasHapusAngguk-angguk dan mencatat :D
BalasHapus@Cipu: jiahahaa.. mustinya di rekam wkt itu
BalasHapus@devy: seru siy.. tp klo keseringan ga bagus jg buat kesehatan hahahaa
@mamisinga: Cipu udah desperate banget. Apalagi sopir taksi nya ga bisa bhs inggris cm bs ngomong " I sue.. I sue.." maksudnya I'm sure gitu hahaahaa
@pagit: apa yg dicatat nih heheheee
gw masih inget ceritanya ... xixixixi
BalasHapusbaca postingan ini utk kedua kalinya + postingan cipu...
BalasHapus*ngakak guling2*
kaboooor....
he he untung ada temennya tuh...coba sendirian...
BalasHapusahhaa.. enak ya yg bngun post office. maha karyanya dikirain city councill sama kalian. ckck.. ampun dah..
BalasHapuswah.. cantik sekali pemandangannya.. andai saya bisa ke sana juga ;)
BalasHapus