Ini bukan cerita mabok minuman keras, mabok harta apalagi mabok janda. Ini lebih kepada mabok naik kendaraan. Saya juga baru tahu akhir-akhir ini kalau istilah bahasa inggris buat mabok semacam ini adalah motion sickness, mungkin karena kemabukan ini diakibatkan oleh goyangan yang lama-lama bikin pusing sehingga menyebabkan mual.
Adik saya, pernah melakukan kesalahan fatal waktu di Phuket yang menyebabkan dia terserang mabuk laut. Di hari terakhir kita di Phuket, diputuskanlah untuk mengambil paket tur half-day snorkeling ke 3 pulau. Hari sebelumnya juga kita naik kapal seharian, tapi adik saya ga mabok. Hanya saja di hari sebelumnya itu kapalnya besar, jadi guncangan ombak tidak begitu terasa. Sedangkan di paket tur snorkeling ini kita naik boat kecil sehingga lumayan berasa kalau diombang-ambing ombak.
Di pulau pertama adik saya - Chacha, masih baik-baik saja, bahkan sempat mencoba belajar snorkeling. Kesalahannya adalah ketika mau berangkat ke spot snorkeling kedua, kita buru-buru naik duluan dan masuk ke dalam ruangan gitu. Lumayan lama kita menunggu peserta tur lain masuk semua ke dalam kapal dan selama itu kapal diguncang-guncang ombak sehingga motion nya menimbulkan sickness buat si Chacha.
Jadi, sementara saya dan peserta lain berenang-renang di laut, Chacha dengan muka pucat berjemur di atas geladak kapal mengenggam lembaran-lembaran kantong plastik untuk muntah di kelilingi kru-kru kapal yang prihatin. "Jangan khawatir, plastiknya masih banyak," ujar sang nahkoda kapal yang berbadan besar dan berkulit legam. Sementara itu tour guide kita, yang awalnya mengaku bernama Simon tapi setelah ngobrol lebih banyak ternyata nama aslinya Sulaiman, berusaha keras menghibur dan menemani adik saya yang mabok berat itu dengan bercerita macam-macam ikan yang ada disana.
Kalau ditilik dari historikal nya sebenarnya si Chacha itu ga pernah mabok laut, beberapa kali kita naik kapal di Indonesia menyebrang ke pulau-pulau kecil tidak pernah dia mabok laut sekalipun. Mungkin karena kapal yang biasa dia naikin itu kapal kayu jelek punya nelayan gitu, sedangkan ini naik boat bagus. Waktu masih kecil juga dia suka mabok kalau naik pesawat, tapi ga pernah loh dia ngerasa pusing kalo naik angkot. Ya mungkin dia cuman mabok kalau naik kendaraan yang bagus-bagus gitu.
Tiba di pulau ketiga, adik saya yang mabok itu hanya bisa terkapar di kursi warna-warni di pinggir pantai. Tak peduli dengan putihnya pasir yang terhampar dihadapannya. Tak peduli dengan beningnya air di pinggir pantai yang ombaknya menyapu lembut di depannya. Tak peduli dengan seorang cewek korea dengan bikini kombinasi pink-putih dan topi selebar setengah meter sedang berpose jungkir balik di bawah payung warna-warni. Mata nya hanya memandang kosong ke horizon biru muda, sementara Sulaiman yang iba dengan sukarela memberi pijatan refleksi di kepalanya.
Tour Guide pun jadi merangkap tukang pijit |
Mabok laut yang tersisa menjelang perjalanan udara |
Boat belum sepenuhnya berhenti dan merapat ke daratan ketika Chacha duluan melompat dari dalamnya, seolah-olah ingin cepat-cepat mengakhiri penderitaannya. Di dalam mobil jemputan tur yang mengantar kita kembali ke hotel, seorang bapak-bapak bule rusia yang ikut prihatin berkata,"istri saya juga sama kayak kamu (mabok laut), makanya saya ikut paket tur ini sendirian."
Jadi begini rencana awal nya, pagi-pagi kita check-out dari hotel dan menitipkan barang kita. Pulang dari paket tur half-day itu kita akan menghabiskan waktu di Spa sambil menunggu sore dan berangkat ke bandara. Tapi karena adik saya mabok laut itu rencana ke Spa terpaksa dibatalkan. Atas permintaan si mabok kita pun terpaksa extend sehari di kamar hotel yang hanya kita pakai 3 jam lebih. Dia yang mabok, saya yang ikut-ikutan tekor.
Waktu trip ke Belitung, salah satu kawan saya juga ada yang mabuk laut. Nah, kalau yang ini dia mengaku memang mudah mabuk, mabuk di kendaraan maupun mabuk minuman. Minum wine segelas saja sudah bisa membuat wajahnya memerah dan mabuk, katanya. Sudah tau mabuk-an, dengan nekadnya dia memutuskan ikut trip yang sudah pasti seharian terayun-ayun di atas kapal.
Setiap kali duduk diatas kapal yang bergoyang-goyang, wajahnya akan pucat dan lemas. Lucunya ketika waktunya kita disuruh terjun ke laut untuk snorkeling dia langsung bersemangat dan duluan melompat ke dalam air dan berenang-renang dengan riang gembira. Tapi ketika tiba waktunya naik ke atas kapal, wajahnya kembali pucat pasi, tangannya senantiasa mengenggam sebuah kantong plastik hitam. Maduma banget deh, Masuk Duduk Mabok. Pas.
Waktu kapal berlabuh ke pantai, dia juga duluan yang turun dari kapal dan berlarian di sepanjang garis pantai dan minta di foto-foto bergaya a la baywatch. Tidak ada tersirat sedikit pun pucat dan pias yang beberapa menit sebelumnya terlukis di wajahnya. Tidak terlihat ada tanda-tanda sedikit pun bahwa perempuan ini yang meringkuk karena pusing dan mual di atas kapal, bahkan ketika sedang snorkeling di tengah laut pun minta dilemparin kantong plastik sama bapak yang diatas kapal.
Si bapak nya cuman ketawa-tawa sambil teriak, "muntah aja di laut situ, kasih makan ikan-ikan."
Perempuan yang satu ini emang saya curiga keturunan dewa atau urat nekat nya sudah putus. Setelah perjalanan hopping island seharian di kapal yang membuat hidupnya semacam sengsara karena mabok laut, sejak trip Belitung itu dia sekarang lagi semangat-semangatnya mengajak trip ke kepulauan komodo yang sudah pasti bakal seharian di kapal juga. Saya curiga orang itu lupa kalau dia itu mabok laut.
Kalau pulang ke kampung Papa Said di Kotamobagu, dari Manado itu jalanannya lumayan ekstrim tikungan-tikungannya. Kalau tidak biasa dengan gaya nge-drift gitu sudah bisa dipastikan bakal mabok darat. Om saya pernah cerita, ada nih tante nya Papa Said yang maduma kalo masuk mobil, masuk duduk mabok. Suatu ketika ada undangan pernikahan di Kotamobagu, sementara dia di Manado. Nah, untuk perjalanan naik mobil sekitar kota saja sudah bisa membuat dia pusing, apalagi perjalanan dengan medan berat seperti ke Kotamobagu, perjalanannya 4 - 5 jam pulak.
Karena takut mabok darat, tantenya Papa Said membeli 3 strip Antimo. Om saya curiga itu diminum semua sekaligus, karena tante nya Papa Said sukses ga mabok darat sama sekali. Jadi pas perjalanan dari Manado ke Kotamobagu dia tidur, sampai tiba kembali di Manado dia tidur. Ketika terbangun, tante nya Papa Said berkata, "sudah sampai kita di pesta?"
Waktu trip ke Belitung, salah satu kawan saya juga ada yang mabuk laut. Nah, kalau yang ini dia mengaku memang mudah mabuk, mabuk di kendaraan maupun mabuk minuman. Minum wine segelas saja sudah bisa membuat wajahnya memerah dan mabuk, katanya. Sudah tau mabuk-an, dengan nekadnya dia memutuskan ikut trip yang sudah pasti seharian terayun-ayun di atas kapal.
Setiap kali duduk diatas kapal yang bergoyang-goyang, wajahnya akan pucat dan lemas. Lucunya ketika waktunya kita disuruh terjun ke laut untuk snorkeling dia langsung bersemangat dan duluan melompat ke dalam air dan berenang-renang dengan riang gembira. Tapi ketika tiba waktunya naik ke atas kapal, wajahnya kembali pucat pasi, tangannya senantiasa mengenggam sebuah kantong plastik hitam. Maduma banget deh, Masuk Duduk Mabok. Pas.
Waktu kapal berlabuh ke pantai, dia juga duluan yang turun dari kapal dan berlarian di sepanjang garis pantai dan minta di foto-foto bergaya a la baywatch. Tidak ada tersirat sedikit pun pucat dan pias yang beberapa menit sebelumnya terlukis di wajahnya. Tidak terlihat ada tanda-tanda sedikit pun bahwa perempuan ini yang meringkuk karena pusing dan mual di atas kapal, bahkan ketika sedang snorkeling di tengah laut pun minta dilemparin kantong plastik sama bapak yang diatas kapal.
Si bapak nya cuman ketawa-tawa sambil teriak, "muntah aja di laut situ, kasih makan ikan-ikan."
Perempuan yang satu ini emang saya curiga keturunan dewa atau urat nekat nya sudah putus. Setelah perjalanan hopping island seharian di kapal yang membuat hidupnya semacam sengsara karena mabok laut, sejak trip Belitung itu dia sekarang lagi semangat-semangatnya mengajak trip ke kepulauan komodo yang sudah pasti bakal seharian di kapal juga. Saya curiga orang itu lupa kalau dia itu mabok laut.
Kalau pulang ke kampung Papa Said di Kotamobagu, dari Manado itu jalanannya lumayan ekstrim tikungan-tikungannya. Kalau tidak biasa dengan gaya nge-drift gitu sudah bisa dipastikan bakal mabok darat. Om saya pernah cerita, ada nih tante nya Papa Said yang maduma kalo masuk mobil, masuk duduk mabok. Suatu ketika ada undangan pernikahan di Kotamobagu, sementara dia di Manado. Nah, untuk perjalanan naik mobil sekitar kota saja sudah bisa membuat dia pusing, apalagi perjalanan dengan medan berat seperti ke Kotamobagu, perjalanannya 4 - 5 jam pulak.
Karena takut mabok darat, tantenya Papa Said membeli 3 strip Antimo. Om saya curiga itu diminum semua sekaligus, karena tante nya Papa Said sukses ga mabok darat sama sekali. Jadi pas perjalanan dari Manado ke Kotamobagu dia tidur, sampai tiba kembali di Manado dia tidur. Ketika terbangun, tante nya Papa Said berkata, "sudah sampai kita di pesta?"