5 tahun lalu, saya dan Chacha - adik saya pernah melakukan perjalanan semacam ini. Kita berdua berangkat ke pulau dewata dengan setumpuk rencana dan itinerary yang ambisius. Pada akhirnya selama 2 minggu kita di Bali yang kita lakukan adalah bangun pagi, sambil sarapan nongkrong di depan hotel mengomentari turis-turis yang lalu lalang.
Siang hari nya kita lebih banyak tidur karena terlalu panas untuk bermain di luar dan sorenya baru kita mulai berkelana, berburu sunset di Kuta, Legian, Jimbaran, Tanah Lot, makan dan nongkrong lagi. Dengan cara itulah kita menemukan innerpeace.
Tahun ini sebenarnya bagi chacha ini adalah perjalanan yang sudah terencana dengan matang beberapa bulan sebelumnya, tapi bagi saya bisa dibilang ini adalah perjalanan semi mendadak. Pasalnya rencana semula si Chacha itu tidak melibatkan saya, melainkan partner perjalanan yang lain. Tapi karena ada satu dan lain hal rencana perjalanan itu pun bubar meninggalkan serpihan-serpihan kepedihan bagi Chacha.
Saya sebagai seorang kakak yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, akhirnya merelakan diri menemani nya untuk menemukan kembali innerpeace agar bisa kembali menyusun serpihan-serpihan itu menjadi satu hati yang utuh dan siap untuk mencinta lagi *halah*
Tempat pertama yang akan kita jelajahi adalah Ubud, karena Chacha punya feeling yang kuat bahwa innerpeace nya dapat ditemukan dengan mudah di antara batang-batang padi yang merunduk karena berat meminggul butiran-butiran beras yang mulai bersemi di pucuknya. Jadilah setiap kita melewati sawah di Chacha akan berteriak histeris, " sawaaaaaaah....".
Sementara saya yang pernah tinggal di tengah sawah di Boyolali selama sebulan tidak merasa ada chemistry apa-apa ketika melihat sebidang sawah hijau yang bersusun membentuk terasering. Cuma perut saya aja sih yang tiba-tiba mengeluarkan bunyi-bunyian rrrrr...rrrrr....begitu karena membayangkan nasi hangat.
"Say nasiiiiiiiii......" |
Bergaya Julia Robek di film Eat, sleep & love |
Adalah sesuatu yang ironis bagi seseorang yang batal kawin - no mention loh yaaa, kita tiba di hari yang menurut orang Bali adalah hari yang tepat untuk melaksanakan pernikahan, begitulah yang dijelaskan Pak Bli Made Tika yang menjemput kita dari bandara menuju Ubud. Beberapa kali mobil avanza hitam sewaan kita berpapasan dengan iring-iringan mobil pengantin. "Tandanya itu ada batang-batang tebu yang di pasang di depan mobilnya," jelas Pak Made Tika. Mungkin itu supaya ceritanya kehidupan pernikahannya akan manis seperti tebu kali ya.
Ketika melintasi sawah Pak Made menjelaskan tentang Subak, kata yang familiar banget saya dengar ketika di bangku sekolah. Subak ternyata adalah suatu sistem yang melibatkan suatu organisasi yang mengatur sistem manajemen sawah-sawah di satu banjar (kayak semacam RT/RW gitu). Organisasi itu yang menentukan kapan bibit mulai ditanam, karena tiap banjar waktu mulai menanamnya berbeda-beda. Selain itu organisasi itu juga mengatur pembagian air untuk setiap sawah yang ada dalam satu banjar itu, inilah yang dinamakan Subak dan sudah terdaftar dalam UNESCO Herritage List.
Kadang ada juga yang licik ngakalin pembagian air itu. Ada yang malam-malam mengendap-ngendap menutup lubang aliran air ke sawah tetangganya agar airnya mengalir kesawahnya. Ada yang dengan cara mengubah garis batas jatah air nya.
"Waktu saya kecil untuk mengukur jatah air itu masih pakai kayu, tinggal bikin garis baru diatasnya kalau mau curang. Sekarang sudah pakai semen, orang tetap saja bisa ngakalin di ganjal bawahnya jadi garisnya naik." Ujarnya sembari tertawa.
"Hahaha ada-ada saja ya, Pak."
"Tapi sekarang sawah di Bali sudah banyak berkurang," keluh Pak Made Tika," Bapak saya dulu petani, tapi saya sudah tidak lagi."
"Kenapa begitu, Pak?" tanya saya.
"Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak ke petani kecil sih, mba. Bibit nya saja sudah mahal, harga jual berasnya terlalu rendah kalah saing dengan beras impor. Maka itu banyak petani jual tanahnya, lebih jelas dapat uang."
***
Dari Ubud, saya dan Chacha bergerak menuju Seminyak. Kebetulan di samping hotel kita ada Bus Perama, jadi kita langsung membeli tiket jurusan Ubud - Kuta seharga 50 ribu per orang. Bus nya lumayan sih, ga pake AC dan si Chacha ngedumel karena ribet angkat-angkat koper dan tentengan belanjaannya naik ke atas Bus.
"Kan gue udah bilang ga usah pake koper," kata saya.
"Ya mana gue tau kalo mau naik bus gini, gue pikir kita naik minivan pake AC gitu," Rambutnya yang sudah di blowdry selama hampir sejam dan di roll itu pun sudah lepek.
Bus Perama Ubud - Kuta |
Lepek kepanasan di Bus |
Ketika bus mulai jalan, mulai ada angin cembriwing cembriwing yang masuk melalui jendela. saya sibuk memperhatikan kelakuan cewek bule yang duduk didepan saya. Ga lama setelah bus jalan dia membuka bekalnya, nasi bungkus dengan lauk ikan goreng dan ada kuah-kuah sambel gitu. Dengan lahap dia makan pakai tangannya, diatas bus yang jalannya oleng-oleng kanan kiri.
"Cha, tu bule kayaknya udah lama tinggal di sini deh. soalnya keliatan udah menyatu banget sama budaya sini," kata saya ke Chacha.
Nasi bungkus nya pun habis dalam sekejab, cewe itu menjilat-jilat jari-jarinya, menenggak air mineral di botol besar kemudian mengambil tissue dan buang ingus dengan suara stereo. Setelah itu dia pindah ke bangku sebelahnya yang kosong dan tidur.
"Nah bener kan, cha. cewe itu kliatan udah menyatu banget sama budaya sini."
Sampai di daerah Sanur, dua orang cowo bule diturunkan dan pindah ke minivan.
"oh itu mungkin dia minta dianterin ke hotelnya, tapi jalan hotelnya kekecilan buat bus,"kata Chacha.
"lah emangnya bisa minta dianter langsung ke hotel?" kata saya.
"Bisa. Kan ada tulisannya tadi di daftar harga"
"Lu kenapa ga bilang?"
"Gw pikir lu udah baca."
"Gw ga tau. kenapa kita ga minta dianter ke hotel aja? paling cuman nambah 10 rebu."
"emang, cuman nambah 10 rebu."
Saya pun hanya bisa gigit topi. Pasalnya hotel kita di Seminyak masih jauh banget dari tempat kita akan diturunkan bus Perama ini di Kuta. Tapi akhirnya kita turun di Legian dan sambung taksi ke Seminyak, pakai argo 30 ribu. Ya ga jauh beda kalau kita minta diantar sama Perama sih.
Pantai Seminyak lebih manusiawi dibandingkan pantai kuta yang sudah lebih banyak orangnya daripada butiran pasir dipantai. Oke, itu lebay sih. Disinilah saya menemukan innerpeace saya, di bawah sinar matahari yang hangat, di antara sapuan ombak, dan lembutnya pasir pantai yang menyusup di sela-sela jari kaki.
Senja di Seminyak |
Kaki berpasir <3 br="br">3> |
matahari, ombak, dan happiness ---> innerpeace *halah |
***
Oh iya, untuk yang mau ikutan giveaway batik cirebon masih dibuka loh sampai tanggal 28 Oktober. Setelah itu saya mau bagi-bagi oleh-oleh dari Bali. Yaaaay!
Tunggu syarat dan ketentuannya di Facebook Page Ceritanyamila yah.
Mungkin itu supaya ceritanya kehidupan pernikahannya akan manis seperti tebu kali ya <<== asli gak pernah mikir ampe ke situ. padahal selama ini penasaran sama penganten Aceh yang rombongannya bawa tebu juga.
BalasHapusNgomongin innerpeace, kok, jadi kepikiran Kungfu Panda yak?
Hahahaa... Sama ya di aceh pke tebu juga?
HapusYa yg kepikiran sama aku sih gitu yaaa
wah asiknya jalan2, xixixixii
BalasHapusklo aku perjalanan mencari onepice #korbanmanga :D
Hmmmm oke, aku juga suka baca onepiece hahahaa
Hapushadiahnya apa mba..? #mupeng
BalasHapushahaha saya ngakak baca ini mbak, keren sih tapi agak gimana gitu hahaha
Hapussumpah ngakak pas baca
"Lu kenapa ga bilang?"
"Gw pikir lu udah baca."
haha kesannya gimana gitu
@mba isti: oleh2 nya kopi bali hihihii... Mau?
Hapus@rico: kesannya bego ya? Padahal emang iyaaaa bego hahahaa
suka deh ama blog2 nya :)
BalasHapus**masuk reading list #blogwalking
Maacih.... Blog kamu juga seru
HapusMilces...itu foto yang paling pertama ..kog seperti eva arnaz gitu sih? ketek seperti ada bulunya....please say cuma masalah foto hahahahahahahahaha
BalasHapuseh iya kok kayaknya bulu ketek lu subur Mil.... ROFL
HapusBtw, si Chacha ga ngamuk yah namanya dijual2 lagi galau di blog ini.... atau malah senang karena bisa nebeng ngetop
Itu bulu ketek extension, supaya kliatan seksi kyk meriam belina di film warkop dki hahahaaa
HapusDia malah minta2 kisah cinta nya diposting di blog gw bwahahahaaa
jalan2nya bikin sy mupeng :D
BalasHapusMba jugaaaa jalan2 nya bikin aku mupeng juga hehehehe
HapusIni bisa dirangkai jadi cerita "Honeymoon with my sister" :D
BalasHapusKyk novel honeymoon with my brother yak hahahaaa
HapusHuaaaah.. nama adeknya sama kayak adekku *penting* hihihihi
BalasHapusKayaknya seru ya cuma jalan2 adek gitu, jadi nyesel dulu ga pernah nyempetin.. sekarang udah keburu nikah, syusah deh.. :(
Yaaaay... Sama *toss
HapusTp namanya pasaran kali yak hahahaa...
Ya ada seru nya ada nyebelinnya juga sih, adek ku klo dandan lamaaaaa jd klo jalan ama dia lama nungguin dia dandannya hahahaaa
enakk banget kakak adik bisa travelling bareng T_T kakakku sibuknya selangit hikkzzz
BalasHapusbali selalu ngangenin yah untuk selalu kembali ^^
skarang mah traveling ma misua aja :D
Klo aku punya misua, kyknya bakal ttp klo jalan sama adekku deh. Kan biar bisa ngecengin cowok2 keren lainnya di perjalanan *halah hahahaaa
Hapusbali memang hebat. sawah saja bisa dibikin indah. btw apa yang paling favorit di bali Mbak?
BalasHapusHmmmm favorit aku di bali apa ya ? Kyknya lebih ke culture nya heheee
HapusSemoga perjalanan nya berhasil menyatukan serpihan-serpihan hati yg terserak...xixixi....:p
BalasHapusfoto dipantainya ituh sexyhh deh :D
pasti yg ada bulu ketek nya kan mba? hahahaa
HapusMil,..mba ir lagi nyari foto2 batik nya itu loh,hiksss...kemanakah? masih ngobrak-ngabrik lemari nih :(
BalasHapusbeli baru aja lagi mba batik nya, alasan utk shopping hahahaa
HapusBwakakakakakakkakakakakakakakakakakakakakakakkakakaakkakakkkkkkkkkakakk, no comment
BalasHapus*bekep mulut fai*
Hapushhmmmm... klo gw nti jalan2 mau cari apa ya??
BalasHapusya siapa tahu nemu DSLR jatoh di jalan
btw, kok lu beda ama adek lu ya mukanya???
iye, kayak beda suku bangsa. gw kayak arab, adek gw kayak cina bwahahahaa
HapusSelamat malam....
BalasHapusBlogwalking ya keluarga bloggerku...
Main-main ke blog baruku...
www.plumblush.blogspot.com
terutama teman-teman yang suka dandan, yang mau belajar dandan.. minggu depan mau bagi-bagi alat makeup gratis nih....
ditunggu kehadirannya di rumah baruku....
-N-
makasih dah mampir ya, mba :)
Hapuskeren sih
BalasHapussayang salah kostum. ke sawah pake kain dong biar nendang...
Ga ah, nanti dikira orang2an sawah
HapusKeren Mba Milla Ceritanya
BalasHapusMaaciw alie
HapusIsh, tadi komenku masuk nggak sih? Mau protes Mil, kelakuan si cw bule nggak mencerminkan perilaku masyarakat Indonesia ah.. :p
BalasHapusHahahaa... Oke deh mba, ralat.
HapusBukan perilaku masy indonesia, tapi perilaku aku hahahaa....
Makan nasi bungkus itu emang paling nikmat pke tangan trus klo dah kenyang tidur deh, yang kurang dr cewe itu cuman angkat kaki satu nah abis itu cocok kumpul sama genk makan siang aku di warteg belakang kantor hahahaaa
bacanya ngakak mbak, si bule sampek jilat2in jarinya, sedeep bener tuh kayaknya yaa makannya :D
BalasHapusAku aja sampe nelen ludah sendiri ngeliat nya hahahaaa
Hapusmbak mila gimana nie kabar nya ,,,,
BalasHapusdah lama gak mampir kesini :D
Alhamdulillah, baik
HapusBerarti sama dong ya, innerpeace kita di pantai hehehe....
BalasHapusIyaaaa sama *toss
HapusSo, inner peace selanjutnya Jogja???
BalasHapustanggal 22???
kapan ke Sempu???
cipu maksa2 desember ke sempu nya hahahhaaa... ga sabar mau ketemu mba elsa lg kyknya ;)
Hapusnice blog mba mila...=)
BalasHapusPerjalan yang seru Mba..
BalasHapus