Rasanya sudah sejuta tahun yang lalu terakhir aku kesini, ya waktu sama kamu. Aku masih ingat jelas semua yang kamu bilang, ketika kita menunggu jam penerbangan kita sambil makan siang di KFC depan bandara. Beberapa jam sebelum kita berpisah, Aku pulang ke kota aku dan kamu pulang ke kota kamu.
Sudah tak terhitung entah berapa kali dan berapa banyak bandara yang mempertemukan dan memisahkan kita, tapi kali ini berbeda. Momen itu pasti akan datang, aku tahu. Hanya saja saat itu aku tidak siap. Aku tak pernah akan siap.
Kamu bilang ke aku tentang beratnya kehidupan di tempat asalmu dan betapa kamu akan merasa terkekang. kamu bilang akan merindukan kebebasan dan kehidupan kamu yang ini. Dalam hati aku berharap kamu juga bilang akan merindukan aku, tapi itu tak pernah tercetus dari mulutmu.
Hingga menit-menit sebelum keberangkatanmu, di depan counter check-in kita duduk berdampingan, tak juga kata2 yang kuharap itu keluar dari mulutmu. Kamu hanya diam, memandang kosong ke depan. Aku pun terlalu hancur untuk bicara, rasanya seperti hilang arah dalam kegelapan, tersesat diantara sosok2 bayangan yang hilir mudik di depanku.
Ruang ini seperti kehilangan dimensinya, suara riuh percakapan dan roda trolly beradu dengan lantai terdengar sangat jauh dan sangat samar. Tapi aku bisa merasakan rangkulan tanganmu yang sangat erat, terlalu erat hingga lenganku sakit ditempat jari2mu mencengkramnya.
Suara pengumuman dari pengeras suara memanggilmu untuk segera masuk ruang tunggu. Suara pengumuman dari pengeras suara itu mencerabut benih harapan yang kutanam hingga ke akar2nya. Kata2 terakhir mu adalah, "aku pulang ya."
Aku hanya mengangguk. Terlalu pedih untuk berkata-kata.
Aku memandang punggungmu dan kepalamu yang tertunduk dan langkahmu yang terseret. Aku memandang kamu berbalik, menatap aku. Dalam beberapa detik aku berharap kamu akan balik arah dan kembali. Tapi kamu hanya tersenyum dan pergi.
20 menit berikutnya rasanya waktu seperti berhenti. Bekas jari2 mu di lenganku masih terasa panas, seperti dadaku, seperti mataku.
Sekarang aku duduk di tempat yang sama seperti 4 tahun lalu, menunggu penerbangan dengan tujuan sama seperti waktu itu. Rasanya seperti de ja vu. Aku merasa panas di tempat kamu rangkul aku erat dulu, seperti dadaku, seperti mataku dan seperti setetes air yang jatuh di punggung tanganku.
Bandara memang sering jadi tempat yang penuh kenangan bagi seorang pejalan. Tapi, dari sekian banyak cerita yang bisa terjadi di bandara, belum pernah tuh kejadian yang kayak cerita di atas, gw perginya sendiri sih ;'( #jleb
BalasHapusHahaha... Jleb banget, maap yah
HapusNgok, gua tau cerita ini, terasa sangat familiar :-P
BalasHapusIni kan ceritanya memang terinspirasi dari lo
Hapusini ceritanya lagi galau yah mbak :D
BalasHapusHihihi yaaaa sekali2 melankolis dev
Hapus4 tahun masih gak bisa lupa yaa
BalasHapus4 tahun masih gak bisa move on....
aku lebih dari itu...
Lho...kok curcol?
hehehheee
Hiyyyyy curcol juga dia hahahaaaa
HapusWelcome to the galauuuuuuuuuuuuuuuuuuu, gw dah lewat, cha2 dah lewat, swkarang giliran loe ocha. Selamat menikmati.nhahahahhaaaa
BalasHapusEisssssh girang amat klo ada org galau
Hapuseng ing eng .... :p
BalasHapusKomen oot macam apa itu fen? Ga sopan.... Udah nikahan ga undang2 gw *cubut pipi tembem fenty*
Hapusada KFC di depan.. naik garuda ya?
BalasHapusnaik garuda, berarti wisnu.
wisnu, berarti pemelihara
yah, untunglah dia bukan Syiwa.
Hehehe... Ini bukan bandara jkt, jd bukan di terminal 2 om :p
Hapushemmmm,....hemmmmm,....#mikir
BalasHapusMendadak baca tulisan mila yg gak biasanya ini malah bingung mau koment apa. 4 tahun...sudah cukup rasanya sist...:)
Luka karena kehilangan bisa disembuhkan dgn pertemuan baru,kisah baru. Buka mata dan hati ...
atau masih menunggu eksmud di loby kantor? :D
Ooooh klo eksmud oerusAhn minyak asing di kantor sebelah sih masiiiiih heheheee
Hapushadah haffah hinih? *inisundaatoarabmodeon?
BalasHapusSunda atab gw doooonk hahahaaa
Hapushuaaaaaaaaaaaaaaaa.... cedih...bangeth... I hate goodbye... dan akan mengalaminya lagi nanti awal tahun depan ..huhuhuhu...
BalasHapusIya ya tanz, kenapa harus ada pertemuan bila ada perpisahan *sadeeeeessss
HapusMils, walau ini sebuah tulisan yang sedih tapi ini bagus banget.
BalasHapusTerlalu menyedihkan ya pagit hiks wkwkwkwk
Hapusga bisa ngebayangin settingnya.. baru sekali datang ke airport n naik pesawat hehehehhe
BalasHapustapi Mila klo galau memang segalau-galaunya
Pdhal ini settingannya bandara jogja loh :p
Hapusaww... :")
BalasHapus:'(
Hapushuaah 4 tahun belum move on, yah yah emang hati gag bisa diboongin yaa mbak mil, eeh mbak milla belum move on, nyanyi ajah yuk :D
BalasHapushaduuuuh... galau abisssss...
BalasHapusknp sih banyak blogger yg lg galau ya? tp jeng mila ini yg paling galau.. wkwkwk..
Kenapa nama gue dibawa-bawa..............
BalasHapusHahahahaa....Mila kalo galau sadis abis...Mati satu tumbuh seribu donk Mil. Merdeka !!!
BalasHapusKok multi talented banget sih Mil, nulis traveling enak dibaca, nulis galau pun bikin ikutan galau.. *puk-puk Mila
BalasHapusRossa itu siapa? kok ndak ada dalam isi postingan ini?
BalasHapusbtw, kalo masi belom move on, kenapa ngga kejar ajaaa.. hehehe. ikut ke kotanya
BalasHapus