Selasa, 24 September 2013

Pelangi di Bandengan

Tahun ini saya dapat suatu kerjaan di suatu Pembangkit Listrik yang lokasinya di sekitar Jepara. Hal ini menyebabkan saya musti beberapa kali bolak-balik Jakarta-Semarang-Jepara-Semarang-Jakarta dalam beberapa bulan belakangan ini. 

Bahkan seringnya saya melakukan perjalanan bisnis trip pulang-pergi ini dalam sehari. Pagi saya naik pesawat ke semarang, kemudian lanjut naik mobil 3 jam-an ke lokasi Pembangkit Listrik. Sorenya saya kembali ke Semarang, kalau masih sempat naik pesawat paling akhir ke Jakarta, kalau sudah terlalu malam sampai semarang saya naik kereta. Sampai di jakarta pagi, langsung deh meluncur ke kantor. 

Pernah juga urusan saya di Jepara selesai terlalu sore, jadi tidak sempat mengejar pesawat dan sepertinya tidak akan sempat mengejar beli tiket kereta juga karena saat itu kebetulan pas hari Jum'at, wiken. Akhirnya waktu lewat daerah Kudus dalam perjalanan dari Jepara menuju Semarang saya melihat di pinggir jalan ada pool bus malam Pahala Kencana, saya memutuskan turun dan menanyakan tiket bus malam ke Jakarta, ternyata masih ada dan kebetulan banget sudah akan berangkat dalam waktu beberapa menit. Saya segera memutuskan naik bus itu. Di perjalanan saya mikir, ini gak untuk urusan jalan-jalan maupun urusan kerja, ujung-ujungnya tetep aja saya musti bekpekeran gini. 

Satu kali pernah saya mengajak Chacha - adik saya yang juga satu kantor, ikut ke sana. Karena perjalanan satu hari dengan rute Jakarta-semarang-jepara-semarang-jakarta gak bisa dilakukan oleh setiap orang- khususnya chacha, jadi saya putuskan kali itu untuk menginap semalam di Semarang. Kita berangkat hari minggu, menginap semalam di Semarang baru Senin paginya ke Jepara. Seperti biasa, saya tidak beli tiket pulang, karena jam kepulangan yang tidak pasti dan over confidence berlebih kalau pasti akan dapat tiket pulang.

Minggu siang ketika sudah siap mau berangkat saya baru lihat tiket saya dan chacha, disitu tertera jam keberangkatan Pukul 5.45 hari Minggu. Saya baru sadar kalau 5.45 berarti jam 5 pagi, kalau sore akan ditulis 17.45. Artinya, saya dan chacha sudah ketinggalan pesawat karena saya salah liat jadwal. Perasaan saya, kita tuh  berangkatnya jam 5 sore bukan jam 5 pagi. Ternyata perasaan saya salah. 

Saya segera membuka web maskapai-maskapai penerbangan, berharap masih bisa dapat tiket di hari itu juga. Kebetulan ada salah satu maskapai yang ada jadwal penerbangan jam 6 sore, langsung saja saya beli online. Kita tetap berhasil berangkat ke Semarang hari itu, malahan sempat jalan-jalan di Simpang Lima dan makan Tahu Gimbal. 

Tahu gimbal

Pagi hari nya kita langsung berangkat ke Jepara, lokasi tepatnya sih sebenarnya masih sekitar satu jam lagi dari Jepara. Jadi kalau dari Semarang ke Jepara nya sendiri sekitar 2 jam, tambah satu jam menuju lokasi jadi total 3 jam perjalanan darat. Sampai di lokasi penyerahan barang - di gudang Pembangkit Listrik itu terjadi suatu insiden yang bikin saya sempat mau nangis berurai air mata karena barang yang kita antar ternyata gak seperti yang di inginkan oleh kepala gudang. 

Sebenarnya barang itu sudah sesuai sama gambar awal yang diminta sama user nya, tapi setelah barang nya datang si kepala gudang langsung bilang, "barang nya bukan beginiiiiiii." 

Bahkan si user yang ganteng dan tampak seksi dengan safety shoes nya pun gak bisa menolong saya walaupun saya sudah melemparkan pandangan mengiba minta diselamatkan dari si kepala gudang yang kejam. Pada akhirnya saya tetap disuruh repair barang itu sesuai dengan gambar revisi yang baru diberikan oleh kepala gudang nya saat itu. Gara-gara peristiwa itu sekarang saya agak mikir-mikir kalo dapat tawaran kerjaan dari situ lagi. Masalahnya bukan kali itu saja yang bermasalah, tapi tiap kali saya kesana selalu saja ada yang bikin saya nyaris nangis, gak pernah mulus. 

Ya yang namanya kerjaan dimana-mana mesti ada masalah sih. Mungkin suatu hari nanti kalau kerjaan saya disitu sudah selesai semua dan dapat kesempatan lagi ya akan saya ambil juga. Memang kerjaan yang ini ribet nya banget dan secara fisik melelahkan sekali karena harus bolak-balik menempuh seribu kilometer lebih dalam sehari, tapi seberat apapun hari saya di situ bisa hilang tiba-tiba dengan hanya mampir di Pantai Bandengan.

Pantai Bandengan 

Waktu pertama kali menemukan Pantai Bandengan
Pantai Bandengan terletak di Jepara, dari jalan raya masuk kedalamnya lumayan jauh. Pantainya bersih banget dan terawat. Pasirnya juga putih dan lembut. Di daerah situ banyak cottage-cottage dan penginapan yang bagus-bagus. Bahkan kata orang situ kalau sabtu minggu banyak orang bule berjemur di pantai. Saya juga baru tahu kalau di Jepara banyak orang bule yang bisnis eksportir kayu jati ukiran Jepara.   

Pertama-tama saya ke Pantai ini karena waktu itu urusan pekerjaan saya selesai agak cepat dan saya dapat tiket pesawat jam 8 malam, jadi supir mobil sewaan mengajak saya melihat Pantai Bandengan yang ternyata bagus banget. 

Di hari saya ke Jepara sama Chacha itu, sebenarnya kita keluar dari lokasi Pembangkit Listriknya sudah sore banget, tapi saya mengajak Chacha ke Pantai Bandengan, liat sunset sambil melepas stress. Akhirnya kita jadi menginap semalam lagi di Semarang. Lagipula kita sudah kehabisan tiket pesawat dan tiket kereta untuk hari itu, bahkan keesokan harinya kita dapat tiket pesawat yang berangkat siang dengan harga 2 kali lipat dari harga normal. Kita baru sadar kalau hari kepergian kita itu ternyata barengan sama long weekend. 

Walaupun kepergian kali itu sepenuhnya adalah kekacauan; mulai dari ketinggalan pesawat gara-gara salah liat tiket, di omelin orang gudang dan barang-barang yang sudah dibawa ke sana disuruh bawa pulang lagi, kehabisan tiket pulang, sampai akhirnya dapat tiket dengan harga yang bikin gak rela. Tapi kita beruntung karena sore itu kita melihat pelangi di pantai bandengan.


Sunset di Bandengan

Pelangi di Bandengan

Reward dari hari yang berat

25 komentar:

  1. Cantik pelangi nyaa...

    BalasHapus
  2. Cantiknyaaaa...itu tahu gimbalnya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang nya? Orangnya donk yg dibilang cantik

      Hapus
  3. wah ada pelangi, aku belum kesampean lihat pelangi lagi mbak. Apa kabar mbak? maaf baru bisa mampir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jarang2 emang ya bisa liat pelangi hihihiii

      Hapus
  4. kebayar deh liat si pelangi..hehe..btw tahu gimbal enak yaa?? belom pernah nyobain..huhu

    BalasHapus
  5. Nggak sekalian ke Karimun Jawa Mil? kan deket Jepara. Gw mau kesana Juli lalu tapi ngga jadi karena ombak lagi besar. Next time mampir aja ke Salatiga, kayaknya sama waktu perjalanannya dengan Semarang-Jepara tapi beda arah. Bisa ikutan kursus berkuda di sana, pulangnya bisa ke Semarang atau via Yogyakarta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tp kerjaan aku di jepara. Yoweis nanti aku cari kerjaan di salatiga spy bisa naik kuda hahahaa

      Hapus
  6. Saya sering foto pelangi dengan kamera Poket tapi hasilnya tidak jelas hiehiehiehiehiehee. Kameranya yang jelek atau saya nya yang nda bisa moto

    BalasHapus
  7. air lautnya kok rada rada coklat gak biru gitu sih, non..?
    jangan jangan karena ada elu jadi warnanya meredup :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin karena minder sama pesona aku, warna air lautnya jd redup

      Hapus
  8. Hadehhh... kenapa ketidakberuntungan terjadi beruntun seperti itu ya?
    Tapi kalau akhirnya bisa melihat Pantai Bandengan sih gak rugi ya? hehehe

    BalasHapus
  9. pantai yg menenangkan ya.. apalg bs menikmati sunsetnya plus ada pelangi pula.. wuih kesempatan langka ituh.. ^^

    BalasHapus
  10. Pantainya masih virgin sepertinya... gak seperti pantai2 sekitaran Jakarta dan pinggirannya udah penuh sampah :( ., aku naksir tahu gimbal ^^

    BalasHapus
  11. Dagang ikan bandeng presto buk?

    BalasHapus
  12. Syukurlah, disela2 aktifitas pekerjaan yang tidak sesuai rencana tersebut, masih dapat bergembira dengan menikmati Pantai Bandengan yang indah. Apalagi, pelanginya itu indah banget lho dari kejauhan sana :)

    BalasHapus
  13. aku malah belum pernah ngrasain tahu gimbal... padahal aku kan asli sini

    BalasHapus
  14. Berat juga kalo kerja harus lewatin rute perjalanan kayak gitu mulu ye mbak..

    Untung ada yang bisa nge refresh dikit, kayak pantai Bindengannya, bagus, apalagi pelanginya mantep rek

    BalasHapus
  15. Ya namanya kerjaan Mil, ada suka dukanya, tapi akhirnya berakhir happy ending kan?? Alhamdulillah :)

    BalasHapus
  16. beberapa bulan ke belakang, klo lagi tugas kemana2 gw juga selalu pp. alasan utama: disuruh IRIT sama pak bos :D

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...