Kalau mau jujur saya adalah orang yang lost in life, alias nyasar di dalam ruang waktu kehidupan ini. Kalau ditanya apa yang saya lihat dalam hidup saya 5 tahun ke depan, atau bahkan satu tahun ke depan, jawabannya : saya gak tau. Yang saya tahu pokoknya sekarang hanya ingin membuat setiap tahun yang saya jalani memorable, wherever it may leads.
Dipostingan sebelumnya saya sempat bilang awal saya mulai semua ini dan pada akhirnya bikin saya sadar bahwa hal yang terpenting dalam hidup adalah menikmati dan mensyukuri apa yang kita punya sekarang. Kita gak akan pernah bisa kabur dari rasa sedih atau kecewa atau emosi negatif lainnya, tapi selama kita masih bisa bahagia dan tertawa, just do it. Habisin kuota kita untuk bahagia hari ini juga karena gak bisa di akumulasi buat besok-besok.
Karena itu saya ingin selalu melakukan hal yang belum pernah saya lakukan, yang membuat saya selalu mengingat saat itu dan ketika mengingatnya saya akan berpikir: "wooww.. gw ga nyangka gw bakal ngelakuin hal itu." Backpacking solo, cari komodo, mendaki Rinjani, melintas batas negara ke Timor Leste adalah beberapa hal yang memorable buat saya karena butuh kekuatan to push my self off my limit untuk melakukan semua itu. Tahun ini saya coba untuk ikut race half marathon pertama dalam hidup saya, kebetulan waktunya bertepatan dengan ulang tahun.
Awalnya saya daftar race bareng sama Nico, tapi di akhir-akhir Nico malah tidak jadi berangkat. Justru di saat-saat terakhir salah satu teman yang saya kenal dari Plurk dan blog, Mita atau yang lebih dikenal dengan Omith, malah memutuskan mau ikut race. Omith tergolong hebat banget sih, saya salut. Buat dia hanya butuh waktu kurang dari 3 bulan untuk persiapan half marathon, sementara saya butuh waktu lebih dari 3 tahun hingga akhirnya memberanikan diri untuk lari sejauh 21 km.
Ya tapi kalau bukan gara-gara dijerumusin nico sih kayaknya saya sampai sekarang juga belum akan pernah ikut race dan belum akan sampai lari lebih dari 10 km. Martin yang selalu kompetitifan sama Nico juga ikut Bali Marathon, dia ambil Full Marathon dan berhasil finish. Salut juga sih saya, karena medannya itu berbukit-bukit, saya aja yang cuma lari jarak setengahnya sempat menyesal di tengah jalan. Soal lari nanti saya ceritakan komplit di postingan khusus ya.
Liburan yang bertepatan dengan ulang tahun kemarin tidak hanya khusus untuk lari, saya juga sempat main-main di pantai sanur sama Tince, yang pernah jadi partner jalan-jalan ke Dieng cari innerpeace waktu itu. Sebelum acara race saya sudah di Bali. Hari Jum'at saya, Omith dan satu kawannya ambil race pack ke Westin Resort di Nusa Dua. Malamnya saya, Omith, Tince dan Rio makan di Massimo Pizza di Jl. Danau Tamblingan, Sanur.
|
ambil race pack |
Sebenarnya saya tidak sengaja menemukan resto itu. Malam sebelumnya lewat situ lihat antrian orang beli gellato ramai di depannya, lalu saya tergiur sama wangi pizza yang lagi dipanggang di dapur yang letaknya juga di depan restoran itu. Keesokan harinya saya ajak kawan-kawan saya makan pizza disitu. Baru tahu setelah posting di socmed ada beberapa kawan saya yang komen, ternyata Massimo Pizza itu terkenal banget, terutama Gellato-nya. Tapi makanannya yang lain juga enak semua. Saya suka.
Waktu kita lagi order Omith sempat menyinggung-nyinggung soal ulang tahun, mba-mba yang catat orderan kita dengar dan sempat tanya siapa yang ulang tahun terus semuanya nunjuk saya. Waktu itu mba nya kesannya cool aja.
Selanjutnya kami makan seperti biasa, dapat starter gorengan bentuk bola yang kenyal seperti cilok rasa keju yang digoreng. Pizza yang kami pesan, dipesan oleh Tince yang doyan banget sama quatro-apalah-pizza-cuma-dia-yang-bisa-ngomongnya-karena-pernah-lama-tinggal-di-Itali, pokoknya artinya pizza yang toppingnya 4 macam keju. Pizza nya enak, crustnya tipis tapi gak keras, gurih dan pinggirnya renyah. Selain itu Tince juga pesan calamari, sementara saya dan Omith yang lagi carbo loading pesan pasta bollognaise juga. Bollognaisenya enak, dagingnya banyak dan saus tomatnya ada chunks tomatnya.
Selesai makan saya minta bill, tapi lama banget keluarnya. Kawan saya mulai gelisah pingin cepat-cepat pulang. Saya panggil lagi salah satu waiter untuk minta bill, kemudian muncul billnya dan saya langsung kasih kartu kredit. Tapi masih lama lagi diprosesnya sampai kawan saya hampir cek ke kasir. Tiba-tiba lampu padam satu per satu dan suasana jadi gelap. Para pengunjung yang lagi makan langsung berhenti dan suasana jadi sepi. Sepi dan gelap. Kami semeja juga sempat bingung dan mikir kalau mati lampu.
Tiba-tiba mba-mba waiters yang ada disitu pada nyanyi lagu Happy Birthday. Dari dalam dapur muncul mba yang catet orderan kami membawa mangkok kecil yang atasnya ada payung kecil dan lilin. Mba itu jalan menjauh dari meja kami, jadi saya juga sempat cari-cari siapa yang ulang tahun. Ternyata setelah berputar mba-nya menghampiri saya dan meletakan mangkok kecil berisi 4 scoop gelato di depan saya. Sementara waiters yang lain tiba-tiba mendekat dan mengerubungi, muka saya langsung panas rasanya. Terharu banget. Ini salah satu momen ulang tahun yang gak akan saya lupa, mengejutkan soalnya.
|
surprise dari mba Massimo Pizza yang cukup bikin kaget |
Satu hari sebelum race saya sempat pemanasan morning run di pantai Sanur, ditemani Tince. Terus kami berdua menyaksikan matahari terbit dan berenang-renang di pantai Sudamala, Sanur. Bagian pantai yang ini cenderung lebih sepi, jadi lebih enak untuk leyeh-leyeh. Waktu lagi berenang saya tiba-tiba teringat kamera underwater saya yang rusak, "coba kamera gw gak rusak, asik nih bisa foto-foto." kata saya ke Tince.
Tiba-tiba tince terpaku, kemudian mukanya seperti mengingat sesuatu,"eh kamera gw kan bisa dipake underwater."
Yihaaa... kami pun sukses foto-foto gaya model, gaya mengapung dan gaya duyung.
|
nunggu sunrise di Pantai Sudamala, Sanur sama Tince |
Setelah race, saya dan Tince kembali ke Sanur untuk jalan-jalan, kali ini ke kawasan Pantai Sindhu yang lagi ramai karena ada acara Sanur Festival. Saya sempat tidur siang sebentar karena di hari itu bangun jam 2 pagi untuk siap-siap race. Bangun tidur siang saya kelaparan, baru ingat kalau sebelum dan sesudah race hanya makan roti sobek sari roti dan minum susu kotak. Saya dan Tince makan seafood di Pantai Sindhu, ikan dan cumi bakar yang enak banget mungkin karena ada faktor kelaperan.
Setelah itu kami berdua duduk-duduk santai di tempat nongkrong lucu disitu, namanya Sanur Beach Groove, semacam food court tapi ada area berumput yang bisa dipakai duduk-duduk ala piknik. Tince beli dessert brownies yang diatasnya ada es krim vanila yang dikasih hiasan bunga-bunga mungil lucu warna biru. Malamnya kami sempat lihat pawai ogoh-ogoh dalam rangka penutupan Sanur Festival.
|
Ala Piknik di rumput sore-sore di Sanur Beach Groove |
Rencana saya untuk liburan kali ini selain ikut Bali Marathon, saya juga pingin ke Nusa Penida lihat Angel's Billabong yang lagi trend di Instagram. Billabong itu adalah ujung dari sungai yang bertemu lautan, bisa dibilang jalan buntu nya sungai - the end of the road. Ternyata the end of the road gak mesti sendu dan sedih kayak lagunya boys II men (ketauan umur udah tua deh), jalan buntu yang ini cantik sekali. Nanti saya juga akan posting khusus tentang Nusa Penida.
Karena tidak bisa nyetir motor sendiri jadi saya sewa ojek disana. Bli ojek, kita sebut saja namanya I Wayan Berto. Mas Berto itu sebenarnya nama yang diberikan oleh Tince ketika lihat foto selfie saya berdua dia, Mas berto = mas mas bertato. Mukanya memang tampak garang tapi orangnya periang, insiatifnya untuk jadi fotografer dan pengarah gaya tinggi banget. Waktu lagi foto saya di Bukit Kelingking tiba-tiba dia tanya, "Mba, ada keturunan Itali ya?"
ehem.. ehem.. saya langsung keselek, untung gak kepleset dari atas tebing. Langsung ingat kejadian 3 hari sebelumnya, pasti gara-gara abis makan pizza topping 4 keju sama pasta langsung terlihat aura-aura Italia.
|
Angel's Billabong, Billabong itu ujung sungai yang ketemu laut, Angel-nya yang baju biru |
|
Fotografer dan pengarah gaya saya di nusa penida, I Wayan Berto |
Rejeki anak soleh yang lagi ulang tahun, hari terakhir di Bali saya ditraktir Mak Beng dan diantar sampai ke airport. Pas banget, memang di hari sebelumnya saya sempat kepikiran kepingin makan Mak Beng lagi sebelum pulang karena suka banget sama sup ikannya. Waktu itu dibilang mau diajak makan di tempat yang banyak didatengin artis, emosi saya standar-standar aja. Tapi ketika mobil belok ke arah mak beng saya langsung senang, yaayyy.... emang kalo rejeki gak akan kemana-mana.
|
Mak Beng..paforit pisan..slurup |
Akhir kata, wabillahi taufiq wal hidayah, travel live light, don't overthink because it's not worth the time you wasted, run, make art, create, swim in the ocean, swim in the rain, makes mistakes, learn, love fiercely, forgive quickly, let go of what doesn't make you happy, grow.