Rabu, 18 September 2013

Tur ke Great Ocean Road dan Grampian

Dari awal merencanakan perjalanan ke Australia salah satu tempat yang wajib mau saya kunjungi adalah Great Ocean Road - Jalan raya yang membentang menyusuri garis pantai di Australia bagian timur bawah. Di daerah sinilah terdapat Twelve Apostles yang terkenal dan menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Australia. Twelve Apostles itu sebenarnya hanya semacam gugusan bebatuan yang terletak di deket pantai sih, tapi kalao lihat foto-fotonya itu keren banget. Nanti saya akan ceritain khusus tentang Great Ocean Roadnya di postingan lain, kali ini yang mau saya ceritain itu adalah tur nya.

Walaupun punya niat musti ke Great Ocean Road, tapi sudah sampai di Melbourne pun saya belum memutuskan bagaimana cara saya ke sana, mau pergi sendiri ngeteng naik bus dan menginap di salah satu kota kecil yang ada di situ atau ikut tur. Ketika saya berkonsultasi sama Cipu tentang rencana trip ke Great Ocean Road itu sambil browsing jadwal bus yang menuju sana, Cipu menemukan tur ke Great Ocean Road yang lagi diskon. 

Tur itu ternyata bukan hanya ke Great Ocean Road, tapi tur 2 hari satu malam ke Great Ocean Road dan Grampian. Saya tidak tahu apa itu Grampian. Tapi total biaya tur itu cuman beda tipis banget dari estimasi biaya saya ngeteng naik bus sendiri kesana. Dan ketika di lihat di itinerary-nya ada tulisan melihat koala dan kangguru, langsung saya memutuskan booking tur itu dan berangkat 2 hari kemudian.

Pagi-pagi saya diantar Cipu sampai ke depan St. Paul's Cathedral yang terletak di seberang Stasiun Flinder, tempat dimana mobil tur akan menjemput saya. Pas sampai disana kita cari-cari rombongan orang yang kira-kira kelihatan mau ikut tur, tapi kelihatan masih sepi-sepi aja. Sampai akhirnya datang orang-orang yang keliatan seperti turis, Cipu langsung menghampiri mereka. Ternyata mereka ikut tur ke Great Ocean Road juga, jadi kita memutuskan untuk deket-deket sama mereka. 

Mobil tur minivan berlogo nama tur pun datang, berhenti di hadapan kita. Seorang pria keluar, rombongan turis yang bersama kita menyerahkan bukti transaksi ke pria itu dan masuk ke dalam minivan. Sementara saya yang juga ikutan menyerahkan bukti transaksi disuruh menunggu mobil yang lain, ternyata mobil itu untuk tur satu hari ke Great Ocean Road doang, sementara saya kan tur nya yang dua hari.

Tidak lama mobil tur saya pun muncul, sempat berhenti di depan suatu hotel menjemput seorang gadis pirang yang mungil. Tapi ternyata setelah jalan muter-muter beberapa blok, saya dan gadis pirang mungil itu diturunkan dan disuruh naik ke mobil tur lain yang sudah penuh berisi orang. Kita di perkenalkan dengan pemandu tur kita, namanya Damon, tinggi, masih muda, rambut coklat, lumayan ganteng.

Di dalam mobil sudah ada sepasang suami istri berusia 50-an, sepasang turis India, dan peserta lainnya anak-anak muda gitu. Satu-satunya orang asia cuman saya, itu juga saya dikira orang meksiko sama salah satu peserta tur yang ternyata orang Belanda. Eh tunggu, India juga asia dink. 

Masuk ke highway kantuk tak tertahankan mulai menyerang, apalagi si Damon nyerocos terus dengan intonasi suara yang datar, jadi makin nambah ngantuk. Terakhir yang saya denger dia lagi curhat sedang ngambil kuliah lagi buat jadi guru dan betapa dia menyesal sudah sia-siain masa mudanya, abis high school ga jelas nganggur-nganggur. Saya pun ketiduran.

Saya terbangun kaget. Melihat sekeliling, di dalam bus kecil itu cuman ada saya seorang. Saya melihat keluar jendela, minivan itu lagi terparkir di suatu tempat parkir di pinggir pantai dan peserta lain masing-masing lagi megang gelas minuman dan biskuit. Ketika saya mau keluar pintu bus terkunci. Gak lama Damon pun sadar kalau saya masih ketinggalan dalam bus. 

"I'm sorry, I didn't see you," kata Damon ketika saya menginjakan kaki keluar bus. Saya hanya tersenyum, masih memicingkan mata karena silau habis bangun tidur.

Pantai tempat perhentian pertama buat coffee break

Makan siang saya namanya Souvlaski (mudah2an bener nulisnya)

Me & Elaine
Saya segera menuju ke pagar pembatas dan melihat lautan terbentang di depan saya dengan pasir yang berwarna kecoklatan. Di sebelah saya cewek mungil yang dijemput di depan hotel bareng setelah saya, namanya Elaine, Irish Girl. Saya pinjem korek nya, dan sejak itu kita kemana-mana berdua terus selama tur. Ketika berhenti makan siang di suatu restoran, kita bahkan buru-buru makannya untuk sneaking out buat smoking sambil cekikikan kayak anak SMA. 

Ikut tur itu ternyata lebih kejam daripada studi tur jaman sekolah, pemandunya selalu bikin target waktu buat ke toilet, buat makan, buat ke suatu spot wisata, jadi kita malahan gak fokus sama tempat wisatanya tapi sama tenggat waktu yang dikasih sama guide nya itu. Apalagi kadang dari belakang dia tiba-tiba muncul sambil mengingatkan, "10 minutes." "5 minutes." "let's go, let's go."

Saya pun lelah.

Kadang untuk mengejar waktu saya dan Elaine sampai berlari-lari sambil cekikikan juga dan mikir ini tur apa latihan militer. Dari pengalaman ini akhirnya saya dan Elaine bikin kesimpulan kalau mau ke Great Ocean Road itu enaknya ya patungan naik mobil sendiri, jadi bisa bener-bener menikmati tempat-tempat wisata nya, bukan cuman sekedar turun minivan, lari-lari menuju spot, buru-buru foto-foto, kemudian lari-lari balik lagi ke mobil. 

Malamnya kita berhenti makan malam suatu restoran di suatu kota kecil banget menuju Grampian. Ternyata makan malam kita kali itu adalah makanan thai, nasi dan curry. Saya dan Elaine bergabung dengan dua orang cewek lagi di satu meja. Yang satu namanya Tara - cewek yang agak chubby dan cerewet banget dari Inggris. Satu lagi namanya Kattie, cewek yang tinggi banget agak tomboy tapi cantik yang berasal dari Kanada. 

Bertiga Tara, Katie dan Elaine ngomongin tempat-tempat di eropa yang pernah mereka kunjungin dan saya cuman dengerin sambil ngunyah nasi dan thai curry saya. Kalau dari umur sih kayaknya mereka sepantaran saya, atau bahkan mungkin bisa lebih muda karena kan kalau orang bule emang kelihatan lebih dewasa dari orang-orang asia yang kecil-kecil. Tapi keren banget mereka udah kemana-mana, ke banyak tempat, saya jadi merasa belum pernah kemana-mana *gigit sendok plastik*

Setelah makan, Damon ngumpulin yang peserta tur yang muda-muda, katanya dia tau tempat jualan liquor di kota itu yang bisa dapet harga murah banget kalo belinya banyak, jadi kalau mau kita patungan gitu supaya bisa beli bir murah. Masing-masing nyumbang 2 dollar dapet 3 kaleng  bir. Elaine yang orang irlandia - yang terkenal kuat minum alkohol, langsung mempertimbangkan mau nyumbang 4 dollar supaya dapet 6 kaleng bir tapi saya langsung mencegahnya dengan bilang kalau dia boleh ambil jatah saya soalnya saya sebenarnya ga suka bir. Tara pun ikut bilang mau menyumbangkan jatah birnya ke Elaine karena dia pun ga gitu suka bir dan akhirnya Tara beli sebotol kecil Cider buat dirinya. Dari hasil uang patungan itu ternyata masih ada kembalian yang akhirnya di beliin marshmellow sama Damon.

Di perjalanan menuju penginapan kita di Grampian ini lah dimana kita semua turun dari mobil malem-malem gara-gara Damon melihat sekawanan Kangguru nyebrang jalan. Karena jalanannya gelap banget dan dikiri kanan itu cuman ada padang rumput jadi tidak terlihat apa-apa, boro-boro liat kangguru.

Nyari Kangguru

Akhirnya tiba juga kita di kabin tempat kita akan menginap. Damon menyuruh kita turun dari mobil dan membawa semua barang bawaan kita dan berbaris. Sebagai permintaan maaf karena udah  ngunciin saya sendirian di mobil, Damon ngasih saya kamar khusus - satu kabin cuman berdua sama Kattie. Nah kalau dia dikasih privillage karena sepanjang perjalanan dia bantuin Damon jadi asisten tour guide. Jadilah saya dan Kattie berdua satu kabin. Sementara peserta yang lain tidur di satu kamar yang seperti kamar asrama dengan tempat tidur besi bertingkat dan berjejer di satu ruangan besar.

Di dalam kabin kita sempet ngobrol-ngobrol. Kattie berencana akan tinggal lebih lama di australia, dia mau cari kerja di Adelaide. Tiba-tiba saya jadi ingat lagu Adelaide Sky. Ach.. kenapa waktu saya di sana terbatas banget, kalau masih ada waktu lebih banyak saya juga mau ke Adelaide.

Selesai beres-beres dan lurusin badan sebentar, saya dan Kattie pergi ke dapur. Di sana peserta lain yang muda-muda lagi pada kumpul, ngobrol-ngobrol. Sementara Damon lagi sibuk di halaman, nyusun kayu bakar buat bikin api unggun. Kattie yang lihat si Damon gak bener-bener nyusun kayu bakarnya langsung turun tangan. Katanya kalo di kampung nya sana di Kanada mah semua orang pasti bisa bikin api unggun. Trus salah satu cowok dari belanda nanya ke Kattie, "is it true that Canadian are afraid of the dark ?"

Dalem hati saya mikir pasti tu cowo nonton di salah satu episode film seri how I met your mother. Seperti menyuarakan isi hati saya tiba-tiba saya denger Tara ngomong, "where did you hear that? how i met your mother?" 

Saya pun ngakak. 

Ya kalo dipikir-pikir emang potongan si kattie itu kayak Robin di film itu sih, gaya-gaya nya yang cuek, warna rambutnya, gaya ngomongnya. Mungkin itu tipikal kali ya. Sementara Tara yang cerewet nya beraksen inggris menjelaskan ke saya kalau aksen nya itu adalah aksen welsh, yang beda banget dari aksen british. Kalo Hugh Grant itu baru namanya british accent. Whatever lah, saya cuman manggut-manggut aja, gak ngerti bedanya dimana. 

Tara yang pke celana pendek jeans

Kabin pribadi saya dan Kattie yang atapnya hijau

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan tentang kangguru , malem itu para peserta tur yang berasal dari macem-macem negara semua duduk mengelilingi api unggun, bercerita tentang hal-hal khas yang menurut mereka cuman ada di negaranya. Saya duduk mendengarkan sambil memegang gelas kopi saya, sementara yang lain sudah ngabisin berapa kaleng bir. Kita masih ngobrol-ngobrol waktu Damon mengingatkan kalo sebentar lagi udah pagi dan kita musti tidur soalnya agenda tur selanjutnya adalah mendaki gunung batu di Grampian yang katanya semacam Grand Canyon yang ada di Australia. (yang akan saya ceritain juga di postingan yang lain khusus tentang itu yaa)

Treking di Grampian

Ternyata bukan cuman saya yang kesulitan mengingat dan mengucapkan nama-nama orang-orang eropa yang susah-susah itu, Damon si tour guide ternyata kesulitan mengeja nama saya yang tertulis di list peserta nya : Djamila. 

"How to say your name?"

"Just call me Mila."

"Me - what?"

"Mila. Like movie star Mila Kunis."

Sejenak si Damon agak bingung, terus nanya siapa itu Mila Kunis. Terus dijelasin sama Kattie, si Mila Kunis yang maen film apa aja. Akhirnya si Damon ngerti, malahan bilang kalo Mila Kunis agak-agak mirip juga potongannya sama saya. Saya mah ge-er aja dibilang mirip Mila Kunis, tapi sadar diri juga lah kalo gak ada mirip-miripnya. Mungkin si Damon ngebayangin Kunis yang salah. Tapi semenjak itu dia jadi bisa manggil dan ngabsen saya sih. 


33 komentar:

  1. ohh jadi ini blognya Mila Kunis to?

    BalasHapus
  2. Jalan2 terus nih mbak... enak banget ya..
    BTW, emang kenyang makan siang cuma pakai itu aja? (gak tak tulis namanya, takut salah tulis juga heheh)

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu ukurannya jumbo banget mba, keblenger ga biasa makan daging setumpuk gitu

      Hapus
  3. I'm sorry, I didn't see you <<== segitu kecilnya orang Indonesia, ampe nggak keliatan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo dibandingin ama yg laen gw emang paling cebol
      hahahaaa

      Hapus
  4. huahahah stress banget ya bo pastinya dikejar2 waktu gitu :))
    btw, gw pnasaran ma mukenya si damon itu, agak2 bolot ya?:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. stress bangeeettt... bukannya enjoy malah capek lari2

      Hapus
  5. mila ga kalah cakep sama tuh bule
    eh kalo aksen wels tuh yang rada susah dipahami ya? pernah kedatangan tamu dari ostrali salah tangkep mulu kalo dia ngomong. bilang water aja kedengerannya wotah.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ma acih om, kecantikan aku memang multinasional

      Hapus
  6. Mila,
    Udah jago lari dong yah pulang dari sono :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. jago, apalg lari dr kenyataan, tambah jago

      Hapus
  7. Kalo si damon nggak kenal Mila Kunis lo tanya lagi, "What about Mulan Jameela? You know her?" kan sama aja tuh pronunciation nya. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. cih si mulan yg mau mendompleng popularitas nama gw dgn mengganti mulan kwok jd mulan jamila, gak sudi nyebut2 namanya

      Hapus
  8. hahaha.. Mirip ko mbaa.. mirip giginya..hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. giginya malah gak mirip sama sekali

      Hapus
  9. mungkin si tour guide-nya itu mantan kopasus ya say.. let's go.. let's go.. hahaa

    BalasHapus
  10. Seru ya Tur ke Great Ocean Road dan Grampian. Yang pasti ada kekurangan dan kelebihan tersendiri ya kalau ikutan tour. Aku sih blm pernah ikut tour2 kayak gitu. Tapi paling tidak aku jadi sedikit tahu bhw kekurangan dari ikut tour ternyata jatah waktu yang dibatasi untuk melakukan ini itu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, ikut tur rombongan gitu emang biasanya lbh murah tp gak bebas

      Hapus
  11. Seru ya Tur ke Great Ocean Road dan Grampian. Yang pasti ada kekurangan dan kelebihan tersendiri ya kalau ikutan tour. Aku sih blm pernah ikut tour2 kayak gitu. Tapi paling tidak aku jadi sedikit tahu bhw kekurangan dari ikut tour ternyata jatah waktu yang dibatasi untuk melakukan ini itu :(

    BalasHapus
  12. aiihh seruu nian eikeh belom pernah lagi ke aussie hiks ;(

    BalasHapus
  13. asyik deh kalau punya tour guide ganteng, hahaha :D wah, kok bisa gak kenal mila kunis ya... tapi kalau liat dia di v clip jaded pasti udah, cuma gak tau nama kali mas damonnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin mas2 nya gak gaul ato gak punya tipi di rumah kali hahahaa

      Hapus
  14. Tapi enak nya ikut tour gini jadi banyak kenalan baru juga yah :D Eh tapi sama ding klo jalan sendiri juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, klo kenalan mah bisa dimana aja hehee

      Hapus
  15. kabinnya mirip rumah tsunami yg dibangun di aceh. hihihi.. kapan ya gw kesana? tahun depan bisa ga yaa? udah ga ada Cipu jadi tour guide nih :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. cipu mah sibuk sama kuliahnya pas gw disana, cuman sehari doang jd tur guide gw

      Hapus
  16. Gw dan hubby paling males jalan sama kelompok tur, udah kebayang nggak bakalan fleksibel, lebih stress dan lebih mahal juga. Kalo beruntung dapet guide dan temen segrup yang asik, kalo sial kebayang deh betenya. BTW, kalo gw baca berita tentang Mila Kunis malahan keinget dirimu, namanya mirip soalnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. untungnya yg ini asik sih mba, klo grup nya gak asik damonnya yg aku jorokin ke laut, udah bayar bukan seneng malah bete hahahaaa

      Hapus
  17. waaaaah...jadi inget dan kangen Melbourne hiiiks...tapi memang seru ya jalan2 di sana...wandering around, tekking, ketemu temen2 baru yang asyik..rasanya pengen balik lagi ke sana :D.......seneeeng iiih , Mila jalan teruus..moga2 ketularan hehehe..my itchy feet are getting itchier :D...

    BalasHapus
  18. Mil mau tanya harga promo turnya jadi berapa ? Thanks

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...