Selasa, 07 Januari 2014

Hari Pertama di Sydney: Disambut Kabut di Circular Quay dan Manly Scenic Walk Pakai Koper

Salah seorang kawan beberapa hari lalu mengkritik saya tentang penggunaan kata "kita" dan "kami" di blog saya. Karena malas mikir, saya tidak pernah menggunakan kata "kami" dan menganggap semuanya adalah kata ganti "kita", lagipula sepertinya saya sudah jarang mendengar orang menggunakan kata "kami" di percakapan sehari-hari, jadi saya bilang, "kata 'kami' itu udah nyaris punah, mungkin 2 generasi setelah ini udah ga ada yang ngerti kata itu." Tapi di postingan kali ini saya mau coba menggunakan kata 'kami' deh, walopun agak lucu-lucu gimana gitu.

Tahun lalu (2013) saya sudah selesai mencicil cerita tentang jalan-jalan saya di Melbourne dan sekitarnya (Ballarat dan Great Ocean Road), walaupun sudah hampir 1,5 tahun berselang saya akan cerita waktu pertama saya tiba di Sydney - setelah melalui insiden nyaris kehilangan koper di bus dari Melbourne ke Sydney.

Kami - Saya dan Cipu, tiba terlalu dini di Sydney Central Stasiun, tempat pemberhentian terakhir Bus yang mengantarkan kami dari Melbourne. Stasiun Central masih sepi, mungkin karena kebetulan hari itu hari Sabtu. Kami langsung mencari tanda yang menunjukan arah ke Toilet, ternyata toiletnya besaaaarrrr sekali dan waktu saya cuci-tangan-cuci-muka-gosok-gigi di wastafel airnya hangat. Untunglah karena udara pagi itu dingin sekali - ga sedingin di Melbourne sih, tapi cukup dingin untuk bikin saya, si gadis tropis menggigil kedinginan.

Sydney Central
Sydney Central Station bangunannya sama klasik seperti Flinders Station di Melbourne tapi lebih luas dan besar. Segala-galanya lebih luas dan besar di Sydney kalau di bandingkan Melbourne, kotanya lebih luas, bangunan-bangunannya lebih besar-besar, bahkan kereta di Sydney lebih besar dan bertingkat. Kami membeli tiket kereta menuju Circular Quay, karena janjian sama Mba Andri di Sydney Harbour agak siang karena paginya Mba Andri ada latihan menari.

Kabut pekat menyapa kami di Sydney Harbour, kapal-kapal Ferry di dermaga-dermaga yang ada di situ bahkan tidak berani beroperasi karena gelapnya kabut. Tadinya kami mau jalan-jalan naik Ferry mengelilingi teluk sydney itu dulu sambil nunggu ketemu Mba Andri, tapi karena ferry tidak ada yang berani jalan kami sarapan di McD sambil nunggu kabut mereda.

Bukan Cipu namanya kalo ga sok akrab sama orang asing. Waktu lagi makan di McD dia ngajak ngobrol bapak-bapak pakai seragam petugas yang lagi sarapan. Bapak itu orang Nepal, katanya mungkin orang Nepal pertama yang pergi ke Australia, kerja dan menetap disana. Katanya waktu dia pertama kali datang suasana rasisme nya masih  terasa banget, tapi sekarang sudah banyak berkurang. Sebelum pergi Bapak itu sempat memberi tahu lokasi market yang hanya buka sabtu dan minggu.

Bersamaan dengan berlalunya Bapak Nepal itu, kabut mulai reda. Dermaga Ferry mulai membuka loketnya. Disana ada beberapa dermaga dengan tujuan beda-beda, ada yang ke kebun binatang juga tapi kami memilih pergi ke Manly yang jaraknya paling dekat. Saya masih dengan menggeret koper kemana-mana.

Ferry-Ferry di dermaga

bersama cipu di atas Ferry

Sydney Opera House yang belakangnya masih ada kabut pekat menggelayut
Manly adalah daerah sub-urban di daerah Sydney yang lokasinya sebelahan sama pantai. Rumah-rumah disana bagus-bagus dengan view yang langsung memandang birunya laut. Waktu itu hari sabtu pagi, ketika kami merapat di Manly udara semakin cerah dan terasa hangat, sinar matahari yang ceria mulai menggantikan kabut yang muram. Kebiasaan orang Aussie yang suka banget sama kegiatan outdoor sangat menyenangkan dan seru buat diamati, ada yang jogging, berenang, mendayung perahu kanoe di laut, bahkan anjing pun main surfing sama majikannya.


Kanoe buat di dayung di pantai

Penunjuk kilometer manly scenic walk

pemandangan sydney cove dari Manly

Lari-lari di pantai gini mengingatkan saya sama masa kecil saya nih

Cipu sangat menikmati jalan-jalan pagi di Manly scenic walk sambil ga berenti ngakak ngetawain saya yang geret-geret koper sepanjang scenic walk 2 km sementara bule-bule jogging lalu lalang. Sebenarnya scenic walknya ada yg 9 km, tapi yang ada jalur wheelchair nya cuman yang 2 km, ya anggap aja roda koper itu sama kayak roda wheelchair. Belakangan baru saya tau, Cipu gak cuman ngetawain saya, tapi juga motret-motret pemandangan absurd yang memalukan itu dan membahasnya di blognya, jadi saya ga perlu bahas dua kali, klik aja link nya : Cipuism.

Ketika kami kembali dari Manly menuju ke Circular Quay lagi cuaca sudah cerah,  melalui jendela ferry kelihatan jembatan Sydney Harbour yang terkenal. Dan ternyata di dalam ferry nya ada wi fi. Ya sebenarnya ga istimewa-istimewa amat sih ya secara di sini dalem Bus AKAP dan Damri aja ada wi fi nya. Di Circular Quay kami makan siang fish and chips di taman di antara burung-burung, saya tetap sama koper.

di dalam ferry kembali ke circular quay

Jembatan Sydney Harbour

Fish & Chips (dan koper)


14 komentar:

  1. ferrynya bagus ya mbak penampakan dalamnya

    BalasHapus
  2. naik kanoe seru mbak :-)

    BalasHapus
  3. Kalo lihat yang begini-begini jadi pengen tinggal di luar negeri yang bersih gitu Mba Mil, tapi pas ngerasain tinggal di yang bersih-bersih gitu kok ya kangen semrawutnya Indonesia eh Jakarta ding. :P *sok aja padahal gak pernah tinggal di luar

    BalasHapus
  4. Adegan geret2 kopernya bikin saya inget sama novel The Hundred Year Old Man Who Climbed Out The Window and Disappeared, kak. :)) Dia keliling Swedia sambil bawa koper yang ga sengaja dirampasnya dari pengedar narkoba. Hahaha...

    BalasHapus
  5. Pantai nya bersih dan terawat, dan ferry nya nyaman banget dari foto nya. Beda ama ferry di indonesia yg sumpek dan rada jorsek :-(

    BalasHapus
  6. semua tempat di foto lu bersih yah Mil.. pasti lu kesulitan cari sampah yang berserakan disana.. hahahaha

    BalasHapus
  7. disini juga masyarakat'a rata2 ramah, sama orang berkulit asia. Tapi, di kota lain #ehm
    Paling enak, kalau sama pasangan :)

    BalasHapus
  8. gak ikutan naik kanoe? :)

    BalasHapus
  9. Bersih banget yah Mil pantainya??

    Btw, gw masih sering menggunakan kata kami lho..hahhaa :p

    BalasHapus
  10. waa mbaknya petualang sejati yaa :) uda nyampek sidney pulaa
    kerenn dehh
    salam kenal :)

    BalasHapus
  11. waa mbaknya petualang sejati yaa :) uda nyampek sidney pulaa
    kerenn dehh
    salam kenal :)

    BalasHapus
  12. Keren *baru bisa komen setelah melongo mandangin poto-potonya*

    BalasHapus
  13. Porsi fish & chipnya banyak ajah...pengen #loh

    BalasHapus
  14. Kalo ad ke sydney lg kontek2 yah? Ane asal indo udh jdi warga dsni, invite aja line eko868

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...