Jujur, aku senang sekali ketika di tugaskan ke Aceh, karena kota ini salah satu kota yang ingin aku kunjungi. Walaupun kalau bukan karena pekerjaan, mungkin aku tidak akan pernah menginjakan kaki ke kota yang mendapat julukan Serambi Mekkah itu.
Perjalanan dengan pesawat dari Jakarta ke Banda Aceh memakan waktu hampir 4 jam. Sebelum aku pergi kesana, banyak sekali wejangan-wejangan dari orang-orang, mengingat Kota Aceh ini adalah kota yang sangat ketat dalam menjalankan syariat Islam.
Aku pun berangkat berbekal pakaian yang menutup aurat komplit dengan kerudungnya. Secara di sana iklan di billboard saja dibuat khusus, dimana model wanitanya mengenakan kerudung, termasuk Dian Sastro di iklan Indosat. Agak lega juga sebenarnya karena setelah tiba di kota tersebut ternyata keadaannya tidak se-kaku yang aku bayangkan. Orang-orang disana ternyata sangat welcome dan ramah terhadap pengunjung.
Pusat kegiatan keislaman di Serambi Mekkah ini adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid megah ini terletak di jantung kota Aceh.
Pertama dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), namun sempat di bakar oleh Belanda karena dianggap sebagai pusat perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda. Pembangunan kembali masjid dilakukan tahun 1879 oleh Belanda.
Ketika bencana tsunami di tahun 2004, banyak orang selamat karena berlindung di masjid ini. Bangunan kokoh ini tetap bertahan walaupun terkena gempa dan tsunami. Kerusakan yang terjadi hanya berupa retakan-retakan kecil dan segera di renovasi kembali.
Aku pun berangkat berbekal pakaian yang menutup aurat komplit dengan kerudungnya. Secara di sana iklan di billboard saja dibuat khusus, dimana model wanitanya mengenakan kerudung, termasuk Dian Sastro di iklan Indosat. Agak lega juga sebenarnya karena setelah tiba di kota tersebut ternyata keadaannya tidak se-kaku yang aku bayangkan. Orang-orang disana ternyata sangat welcome dan ramah terhadap pengunjung.
Pusat kegiatan keislaman di Serambi Mekkah ini adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid megah ini terletak di jantung kota Aceh.
Pertama dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), namun sempat di bakar oleh Belanda karena dianggap sebagai pusat perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda. Pembangunan kembali masjid dilakukan tahun 1879 oleh Belanda.
Ketika bencana tsunami di tahun 2004, banyak orang selamat karena berlindung di masjid ini. Bangunan kokoh ini tetap bertahan walaupun terkena gempa dan tsunami. Kerusakan yang terjadi hanya berupa retakan-retakan kecil dan segera di renovasi kembali.
Lihat juga
- Masjid Raya Surakarta
uhm.. bagus ya diliat dari gambarnya
BalasHapusudah pernah ke Medan blon? Mesjid Raya-nya juga gak kalah cakep loh ...
BalasHapusbuset indah sekale mesjidna ...
BalasHapustapi teuteup yah selalu ada poto si empunya ne blog ... hehe
hahaha..banda aceh tak seketat yang dibayangkan mbak isalamnya. kaum laki2 boleh nonggkrong diwarung kopi meskipun azan magrib bergema (seharusnya warkop tutup waktu shalat) hahha
BalasHapustapi banda aceh lumyan lah untuk berpakansi sesekali...
salam kenal mbak