Sebelum keduluan sama si Gaphe, yang baru balik dari Malaka & Penang - mengikuti jejak saya, lebih baik saya posting duluan aja nih mengenai Fort Cornwallis yang ada di Georgetown, Penang.
Bo', kliatan banget yak ga mau kalah nya. Sejujurnya saya iri karena Gaphe punya waktu lebih banyak di Malaka, sedangkan saya hanya 2 jam saja disana.. HUH! Sebel..sebel..sebel..
Beberapa tahun lalu saya sempat mengunjungi Fort Marlborough di Bengkulu yang sama-sama buatan Inggris. Kalau dibandingin sama Fort Cornwallis, benteng Inggris di Bengkulu jauh lebih megah daripada ini. Walaupun di Bengkulu itu ga terawat secara maksimal, tapi dari luar saja sudah kelihatan perbedaan kekokohannya.
di jembatan fort nya yang ga kokoh banget |
Berawal di pertengahan abad ke-18, Sir Francis Light datang dan menawarkan kerjasama ke Sultan Kedah untuk mengijinkan British India East Company mendirikan trading port di Pulau Penang yang letaknya kebetulan juga di Selat Malaka. Sebagai exchange nya, Francis Light berjanji untuk membantu Kedah melawan serangan dari Burma dan Thai yang waktu itu lagi gencar-gencarnya.
Waktu itu Malaka sedang berada dalam kekuasaan Belanda, yang merupakan saingan dagang nya Inggris. Ya jadi si Inggris mungkin berasa ribet kalau mau ikutan bisnis di Malaka. Dengan bikin markas di Penang ini kan jadi lebih leluasa tuh. Setelah Sultan Kedah setuju untuk kerjasama dan menyerah kan Pulau Penang ke Sir Francis Light, beliau segera merancang sebuah kota sebagai settlement Inggris yang dinamakan Georgetown. Pembangunan kota dimulai dengan pembangunan Fort Cornwallis di Agustus 1786.
Sir Francis Light, pendiri Georgetown |
Rancangan kota oleh Francis Light |
Beberapa tahun kemudian Kedah merasa dikhianati dan berusaha merebut kembali Pulau Penang dari Inggris. Hal ini karena ketika Kedah di serang Thai, pemerintah Inggris menyangkal pernah berjanji akan membantu Kedah melawan Thai dan menyangkal mengetahui perjanjian yang dibuat oleh Sir Francis Light. Nah loh, jadi miskomunikasi deh tuh. Tapi akhirnya Kedah tetap kalah dan Pulau Penang tetap menjadi milik Inggris.
Halaman Fort yang asri |
Lighthouse di dalam fort |
Sejarah komplit mengenai asal-usul Georgetown komplit di pajang disini, berupa tulisan di poster-poster. Malahan ada juga sejarah mengenai asal-usul Sir Francis Light, sampe segala cerita kalau dia itu ibunya istri simpanan dan dia besar tanpa tau bapaknya gitu juga ditulis. Helow.... itu sejarah atau inpotainment yak? Saya juga kurang jelas hihihiii....
Untuk mengalahkan kompetitor nya dalam meraih sebanyak-banyak pedagang, Sir Francis Light membuat peraturan bahwa bagi pedagang yang datang dan menetap di Penang boleh bebas meng-klaim tanah untuk ditempati* (mungkin di kasih tanda bintang gitu, selama persediaan masih ada kali yaaa). Baru kemudian mulai datanglah berduyun-duyun para pedagang untuk tinggal di situ.
Tapi kalau menurut buku yang saya baca mengenai sejarah Indonesia dan sekitarnya yang berkaitan (termasuk Malaysia) karangan M.C. Ricklefs, justru membludaknya para pendatang ke Pulau Penang ini karena sektor perkebunan nya. Sir Francis Light melihat peluang lain untuk memajukan daerah ini dari sektor perkebunan nya, sawit dan karet. Karena perkebunan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, maka mulai berdatanganlah orang-orang dari India dan China yang berusaha mengadu nasib.
Chapel kecil di dalam fort |
Gudang Mesiu |
Meriam Seri Rambai, Meriam terbesar di Fort Cornwallis |
Sir Francis Light meninggal di tahun 1794 karena terkena penyakit malaria. Memang benar itu peribahasa "buah tidak jauh dari pohonnya", putranya Sir Francis Light yang bernama William Light adalah yang merancang kota Adelaide di Australia.
Mila, seru yaa jalan-jalan terus. jadi nambah ilmu juga nih :)
BalasHapuswahaaa..jadi ga mau kalah nih sama gaphe :))
BalasHapushoror ga mbak disana? koq gudang mesiunya terlihat mencekam
tapi keadaan bangunan terlihat ter urus kagak dulu mba,soalnya di indonesia kan banyak tangan jahil yang mencorat - coret bahkan mencuri beberapa benda kuno yang mempunyai nilai jual
BalasHapusjiaah.. keduluan posting tentang ini. tenaaang masih banyak postingan tempat yang kamu belum kunjungi di penang koq mil. ahahaha..
BalasHapus*bangga*
hari ini beneran pelajaran sejarah
BalasHapusmila ma gaphe lagi kontes jadi guru
heheh piss...
kapan kapan aku ikut kesana ah...
Hahhahahahahha...
BalasHapusNgiri..ngiri... sm bang gaphe sm kak mila..
tunggu TA aku selesai, wisuda baru jalan2. tggu aja yaaa.
aku udah pernah ke fort yg d bengkulu, naek sampai atasnya. emang jauh lebih gede ya dari ini, tp kalah jauh soal perawatannya..
wah... jalan2 terus nih... jd ngiri.. :( ga bolos kerja kan mil? :D
BalasHapushati2 jembatannya ambruk mil :D
BalasHapuswah, jd nambah wawasan dr tulisan kamu ini :)
Bagus info sejarahnya. Ternyata tidak hanya liburan saja tapi menyimak sejarah dengan seksama.
BalasHapushuahuahua, pengen ke sana. Mbak Mila sama Gaphe kapan2 perlu reunian tuuuh, sama2 suka jalan2-detail juga kalau nyeritain di blog...
BalasHapusSuka banget dg foto2nya mbak, bagus2. Jadi pengen ikutan kesana nih.
BalasHapusMbak Mila dan Gaphe sama2 jago kalau disuruh cerita soal beginian... benar2 membuat yg baca jadi betah :)
Hehehe...keduluan posting ketimbang mas Gaphe..
BalasHapushahaha...
Wah bangunannya kuno, serem tapi bersejarah. hmmm...
wew enaknya jlan2... tempat bersejarah juga bisa jadi salah satu alternatif... :)
BalasHapuswow...asik jg ya jln2 kesana...ane jg jd pengen neh...bhaaahahaaaay :D
BalasHapusIni Blogku & Blog'e Cah Nganjuk mensupport blog sista agar trs berkarya...keep write sist biar cpt dpt pr dr google :)
wow, hebat jg ya, anak sama bapak sama2 perancang kota.
BalasHapusck ck ck..
Sori Mil, aku baru sempet mampir nih...
:)
wahh..
BalasHapushobinya travelling juga ya.
kapan saya bisa ke sana yah #ngimpi :D
kapan nih maen2 disponsorin sama jamilla *eh
BalasHapussipb, bsa nambah pengetahuan sejarah,,,
BalasHapusheiiiii... lain kali kalo jalan-jalan saya pinjam kakimu ya.... hahhahaha
BalasHapusasyik, mila jalan-jalan terus...
BalasHapusKok aku ngiriiii ya sama mba mila ini *_*
BalasHapusjalan-jalan trooss....
ke tempat2 keren dan bersejarah.
kapan ketemuan :D
@mba mira: iyaaa... itu yang aku paling suka dari jalan2, mba. Nambah ilmu dan ga ada ujian nya hihihii...
BalasHapus@dv: kalo siang sih enggak, klo malem pasti iya. mana sepi banget disana -______-"
@Andy: jadi terurus sejak jd unesco herritage, diurus sama unesco.
@gaphe: aku iriiiiiiii *garuk2 tanah
@Rawins: ayo Om, ikut aku & gaphe. bawa Citra, ibu'e & adiknya juga yaaah... kan si citra samaan sama aku rambutnya, kriwil hahahaa....
@tito: ayoooo buruan lulus. nanti kita jalan bareng heheee
@meidy: ya ga donk, mba. itu kan pas cuti hehehee
BalasHapus@maya: iya, jembatan nya cuman ditahan pke tali tambang gitu ya, mba. aku juga ngeri ambruk hahahaa
@arqu3fiq: itu nilai tambah hihiii
@sadako kenzi: itu si gaphe yang ikut2an aku aja hihiii *ditimpuk gaphe*
@mba reni: aku jd pengen kopdar sama mba reni & sasha nih *masihgamokalahsamagaphe*
@itik bali: hihihi... pokoknya ga rela deh disalip sama gaphe :p
@berbagi ilmu: thks for visiting :D
@penghuni60: sibuk yaaah? hehehee
BalasHapus@kevin: jangan cm mimpi, ayo wujudkan ^___^
@annosmile: *toyor
@Fayyadul: siiiip
@Tante Debz: trus nanti aku pake apa Tanteee?
@abdullah alawi: hahahaa.. jalan2nya cuman sebentar2 tapi postingnya sengaja nyicil2 jd kesan nya jalan2 terus, pdhal ga juga :p
@mba irma: jadi ga ketemuan 12122012-nya? hihihi
ini baru namanya postingan wisata sejarah yah. makin banyak berjalan,makin banyak yg di lihat, maka ilmu semakin bertambah..
BalasHapuslo jadi dosen sejarah aja kalo gitu. hahahahaha
@meutia: believe it or not, sudah banyak yang menganjurkan gw jd dosen sejarah ato sosiologi gitu *kejang-kejang
BalasHapus