Senin, 24 September 2012

Melbourne Museum

Sejak kedatangan rombongan pertama di tahun 1788, Inggris secara rutin terus mengirimkan kapal-kapal lain. Bukan hanya narapidana, tapi dikirim juga free-settler yang oleh Inggris diberikan sebidang tanah di Australia untuk dikelola oleh mereka, menjadi perkebunan, pertanian dan peternakan.Wilayah-wilayah koloni baru bermunculan seiring dengan bertambah luasnya daerah di sekitar benua Australia yang dijajaki oleh para pendatang. 

Hampir 50 tahun setelah koloni pertama di established di Sydney, adalah seorang pria bernama John Batman yang membuat kesepakatan membeli sebidang tanah di pinggir sungai Yarra dari para suku Aborigin yang sebelumnya menempati daerah itu. 600,000 hektar ditukar dengan 40 selimut, 42 tomahawks, 130 pisau, 62 gunting, 40 kaca pembesar, 250 saputangan, 18 kemeja, 4 jaket flanel, 4 setelan jas dan 150lb tepung. Sekarang-sekarang ini banyak yang bilang bahwa transaksi pembelian tanah itu curang, John B. dianggap mengelabui kaum Aborigin yang waktu itu ga ngerti sama sekali soal duit. 

Tapi pemerintah Inggris pada masa itu menganggap transaksi jual beli tanah itu tidak sah karena wilayah yang dibeli Batman masuk ke dalam wilayah New South Wales yang sudah diklaim Inggris jadi wilayah koloni nya. Jadi kaum Aborigin tidak berhak menjual tanah itu walaupun mereka sudah puluhan tahun tinggal di situ bahkan sebelum Inggris sampai di benua Australia.

Daerah yang dibeli John Batman itu yang kelak menjadi cikal bakal kota Melbourne yang sekarang ini. 

Penemuan emas di daerah ini pada pertengahan abad ke-19 membuat banyak imigran dari belahan dunia lain datang ke tempat ini. Populasi Melbourne dan sekitarnya meningkat drastis. Kota ini sempat menjadi salah satu kota terkaya di dunia pada saat itu. Banyak bangunan-bangunan mewah didirikan di masa ini, termasuk Melbourne Royal Exhibition Building yang dibangun untuk mengadakan event pameran industri berskala internasional.

Pasca Perang Dunia II, Melbourne menjadi semakin padat karena kebijakan perdana menteri saat itu untuk meningkatkan arus imigrasi ke Australia. Populasi meningkat drastis dan menjadi semakin tidak terkontrol. Banyak area-area kumuh bermunculan dimana-mana, kota menjadi semrawut dan tak teratur. Kemudian pemerintah nya membuat program restrukturisasi kota. Blue Print rancangan tata kota di buat dari awal. Daerah-daerah kumuh di lindas oleh buldozer-buldozer besar, sebagai gantinya pemerintah membangun rumah-rumah di daerah suburban. Rumah-rumah yang dibuat modelnya seragam dan bersifat masal. Proses penataan ulang kota Melbourne ini adalah salah satu video dokumenter yang bisa disaksikan di Melbourne Museum, di ruangan Exhibition The Melbourne Story yang terletak di lantai dua museum.

Di ruangan ini juga dipajang benda-benda jaman dulu dari abad ke-18 dan ke-19. Ada contoh rumah para imigran jaman dulu, lengkap dengan perabotannya.

Model rumah jaman dulu

Di dalam rumah jaman dahulu kala
Masuk ke museum ini dan membayangkan museum yang koleksi nya debuan di Indonesia rasanya miris. Melbourne museum ini keren banget, ga ada debu (pastinya) dan bukan hanya memajang benda-benda koleksi tapi museum ini interaktif. Beberapa keterangannya model audio visual, seperti video dokumenter yang saya ceritakan tentang penataan ulang kota pasca perang dunia II. 

Ada juga yang hanya audio, tapi ada tombol yang bisa dipencet-pencet untuk memilih keterangan mana yang mau kita tahu lebih dulu. Ini membuat pengalaman mengunjungi museum menjadi menyenangkan, ga ngebosenin, informatif sekaligus bersifat rekreasional. Ya wajar sih, bayar nya saja $10 untuk umum. Walaupun Cipu yang menemani saya ke museum ini hanya melambaikan kartu pelajar dan bisa masuk dengan gratis.

Di lantai satu ada ruang exhibition yang bertema jaman purbakala. Di sini ada sejarah dari mulai awal-awal terbentuknya bumi, hewan-hewan jaman purbakala yang sudah punah dan ada rangka dinosaurus besar yang dipajang di tengah ruangan sebagai center of attention. Di ruang sebelah nya ada satu ruangan khusus yang menampilkan hewan-hewan asli Australia, dari mulai yang serangga hingga Kangguru besar. 

Evolusi Victoria State, ada tombol bisa diputer-puter menggerakan timeline



Kerangka Dinosaurus


Hewan-hewan native Australia
Melbourne Museum ini terletak di Carlton Garden, sebelahan sama Melbourne Royal Exhibition Building yang masuk ke dalam list Unesco Heritage List. Walaupun tetanggaan, tapi bentuk bangunannya beda banget. Kalau Royal Exhibition Building modelnya klasik, Melbourne Museum justru modern banget dengan struktur yang di dominasi logam dan kaca-kaca. Masih satu gedung sama Melbourne Museum ada Theater IMAX.


Gerbang Melbourne Museum

Di depan gedung museum yang berkaca-kaca

40 komentar:

  1. Padahal, debu juga termasuk "sisa" sejarah lho,mbak. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya klo disini debu nya debu polusi bukan debu sejarah hehehehee

      Hapus
  2. itu kerangka si dyno asli gak ya kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya asli, tp kyknya bukan dari ostrali.. lupa dr mana nya gitu wkwkwkwk

      Hapus
  3. dimana mana suku pribumi selalu terdesak pendatang.seperti jakarta dengan betawinya dan kalimantan dengan dayaknya. modusnya ya kurang lebih sama. diajarin konsumerisme barang modern sehingga mereka mau saja menukarnya dengan tanah untuk kemudian milih pindah ke pinggiran.

    kayaknya asik tuh mils
    kalo tiap posting dikasih cerita sejarahnya kayak diatas
    jadi gak melulu bikin iri ane yang belum sempat kemana mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyak kog postingan aku yg ada sejarahnya, yg dulu2 juga ada hehee

      Hapus
  4. wuih museumnya keren.. lengkap bgt ya.. mpe hewan2nya jg ada. Ada kerangka dinosaurus pula, kek di pelem2 :D
    Kpn ya bs jln2 ke melbourne.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa doooonk... asal ada niat wkwkwkwk

      Hapus
  5. wiiihh baguss yah, pengen banget wisata museum ky gt >.<
    klo di indonesia rekomen museum mana mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku mau coba museum tekstil, katanya bisa nge batik disana

      Hapus
  6. rumah dahulu kalanya bagus ya Tante???

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa kayak di pelem2 hehehee.. itu contoh aja sih

      Hapus
  7. itu hewan beneran yang di air keras yang dipajang, Mbak?
    keganasan imperialis inggris masih ada di ruangan itu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. tenang, itu ga asli kog cuman replika hehehee...

      Hapus
  8. Sejarahnya bikin miris deh Mil, andai aja penduduk Aborigin dulunya matre, pasti laen ceritanya.. -___-
    Tapi cara pengembangannya keren juga, kapan ya Jakarta berani niru? :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sejarahnya aborigin memang tragis

      Hapus
  9. kenapa museum di luar negeri selalu menyenangkan. dan kenapa museum di indo selalu mengenaskan???

    etapi mulai banyak juga ding, museum di indo yang lumayan layak, meski aku belom pernah masuk. kaya museum layang2 ya kalo ga salah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. oowh ada yah museum layang2, baru tau nih. mesti dikunjungi , lucu sptnya hehehee

      Hapus
  10. kasihan ya kaum Aborigin, terpinggirkan di negeri sendiri ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa... aborigin di ostrali, indian di amerika

      Hapus
  11. Lengkap nih postingnya Mil! Puas banget bacanya, serasa ikut juga ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya, klo jakarta di-restrukturisasi kayak di Melbourne, oke juga tuh ^^V

      Hapus
    2. bener, musti kejam gitu supaya tertib. denger2 di india udah mulai

      Hapus
  12. ngiri main2 ampe ke ausiie :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba aja terusin naik motor teruuussss jangan balik2, siapa tau nyasar sampe ostrali hahahaa

      Hapus
  13. museumnya keren, tp kasian juga ya sm org aboriginnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, ini museum yg relatif baru hehehe

      Hapus
  14. seandainya museum di Indonesia bisa sekeren itu, pasti gw bakalan betah ke museum

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya siy, tp lumayan jg klo tiap masuk bayar 10 dollar hehehe

      Hapus
  15. Seharusnya lu pake kerudung dan bawa kartu mahasiswanya mbak MAsni jadi lu bisa gratis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Telat lu cip, baru ngomong skrg -____-"

      Hapus
  16. ada gk yah museum indo yg kaya gitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm museum wayang rada interaktif sih, sedikit :p

      Hapus
  17. keren sekali ya?
    untuk admin blog ini
    terimakasih sudah berbagi info yang sangat bagus, bgognya juga bagus sekali, saya gak perlu menunggu loading lama untuk berkunjung kemari, blog nya ringan sekali.
    salam kenal

    BalasHapus
  18. wah bagus sekali nie meuseum nya mbak mila ,,,,,,,,
    dan gimana kabar nya ,,,,,,,,

    BalasHapus
  19. museumnya keren.. :D biasanya boring di museum, tapi yang satu ini kayaknya perlu dicoba.

    BalasHapus
  20. makasih udah share yaaa...menarik ceritanya...salam kenal..:)

    BalasHapus
  21. wah, mantap bener nih mbak tour ke melbourne kayaknya.
    jadi kepengen, mbak sih gak ngajak-ngajak.. :)

    BalasHapus
  22. hebat ya mbak, bisa bisa datang ke museum di melbourne ..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...