Saya sudah pernah cerita tentang hewan-hewan yang berpengaruh dalam hidup saya, dalam postingan Peliharaan-Peliharaan Tante. Memang tidak secara langsung saya sadari tapi ternyata dari dulu saya memang punya ketertarikan khusus sama hewan-hewan. Pertanyaan terbesar dalam hidup saya adalah kenapa ikan matanya disamping jalannya kedepan tapi kepiting matanya ke arah depan jalannya kesamping. Saya juga pernah bahas khusus tentang sapi di blog ini, tepatnya di postingan dengan judul Sapi.
Waktu traveling bukan hanya ketemu sama orang-orang unik yang saya kenal di jalan, saya juga banyak ketemu sama anggota spesies lain yang menginspirasi saya, seperti Komodo. Walaupun hanya bisa lihat sebentar tapi saya langsung jatuh cinta sama hewan reptil raksasa ini sampai-sampai saya menaruh hiasan replika komodo di dashboard mobil.
Pernah ada tukang parkir yang komentar, "mba, itu biawaknya bagus."
Saya langsung marah,"ini Komodo, pak. bukan biawak."
Pernah juga waktu isi bensin, komodo di dashboard mobil saya bikin takut mas-mas yang mau bersihkan kaca. Mas-mas malang itu rupanya punya fobia sama reptil, mungkin waktu kecil pernah digigit kadal atau pernah kejebak sama buaya darat seperti saya. Untungnya walaupun beberapa kali disakiti hatinya oleh buaya darat saya gak sampe trauma sama reptil.
Sambil gemetaran si mas fobia kadal itu menghampiri jendela mobil sambil ngomong, "maaf bu, itu yang di kaca bisa ditutup sebentar, bu?". Wajahnya pucat pasi tapi dengan profesional tetap meneruskan pekerjaannya membersihkan kaca mobil saya. Kasian juga sih liatnya.
Cukup tentang komodo, saya akui memang saya belum bisa move on dari nya.
Tujuan utama posting saya kali ini sebenarnya mau cerita kejadian lucu waktu di Jimbaran, Bali. Saya lagi duduk sendirian sore-sore menjelang matahari terbenam di pasir. Dari kejauhan saya sudah lihat ada 3 ekor anjing menghampiri. Awalnya mereka duduk agak jauh dari saya, ada sekitar 1 meter. Lama-lama duduknya bergerak makin mendekat. Rupanya mereka lirik-lirik saya tidak bergeming ketika mereka duduk mendekat. lama kelamaan salah satu anjing yang berwarna putih berdiri memandang saya dan menghampiri perlahan dengan kepala agak menunduk minta dielus. Ketika saya mengulurkan tangan mengelus kepalanya, ketiga anjing itu nempel sama saya. Rupanya mereka sudah keseringan bergaul sama turis jadi manja.
Anjing termasuk hewan yang pertama kali di domestikasi oleh manusia dari serigala. Jadi nenek moyang anjing adalah serigala. Awalnya dipelihara untuk kegiatan berburu, tapi rupanya karena hewan ini yang paling cepat beradaptasi dengan kehidupan manusia, hingga sekarang anjing tetap populer sebagai hewan peliharaan. Dibandingkan dengan kucing, anjing sebagai hewan peliharaan lebih tahu bagaimana balas budi sama yang memelihara.
Kalau kucing itu, walaupun kita pikir kita yang memelihara mereka padahal sebenarnya kita yang diperbudak. Kucing paling gak mau kalau disuruh-suruh dan suka ngambek kalau dimarahin, maunya cuma tidur-tiduran atau main-main. Semua kemauannya harus dituruti dan entah kenapa manusia selalu aja menuruti kemauan kucing-kucing. Anehnya makin judes mukanya, biasanya makin tinggi kasta kucingnya, kalau dijual lebih mahal dan kalau kontes-kontes biasanya menang. Ada sesuatu di muka nya atau pandangan matanya yang bisa mempengaruhi alam bawah sadar manusia untuk selalu mengikuti kemauannya. Mungkin karena itu di mesir jaman dahulu yang pertama-tama mempopulerkan kucing sebagai hewan peliharaan, salah satu dewanya berwujud kucing.
Menyesuaikan dengan gaya hidup di Bali dan perilaku manusia-manusianya, maka anjing-anjing di Bali pun jadi lebih ramah dan supel. Bukan cuma anak pantai yang gaul, anjing pantai pun begitu. Waktu saya lagi tidur-tiduran di pantai yang terletak di belakang hotel pagi-pagi tiba-tiba di atas muka saya ada wajah berbulu.
Adorable. Who can resist this kind of cuteness <3 div="">3>