Udara pagi yang dingin menerpa wajah ketika saya melangkah keluar dari rumah di pojok Jones Street. Saya melingkarkan syal ke sekeliling leher dan membenamkan telapak tangan ke saku celana. Good Morning, Melbourne. Hello Australia.
Mengikuti langkah Cipu menyusuri jalan yang sepi, saya seolah masih berada dalam mimpi. Di sisi-sisi jalan berderet mobil-mobil yang sedang parkir. Jajaran rumah-rumah mungil yang terbuat dari kayu tampak nyaris seragam di balik rimbunnya tanaman di halaman depan yang daunnya mulai berwarna kecoklatan. Bunga-bunga berwarna cerah ada yang mengintip malu-malu dari balik ranting-ranting, ada juga yang dengan berani menyeruak melewati batas pagar hingga ke trotoar jalan.
Jari saya menyentuh pagar yang disusun dari potongan-potongan lembaran kayu panjang setinggi pinggang orang dewasa yang di susun vertikal. Picket Fence, persis imutnya seperti yang sering saya lihat di film-film dan ini aslinya, saya bisa merasakan permukaan guratan kayu nya yang kasar.
Kita menyebrangi lapangan luas tempat parkir menuju Jalan Raya yang di sisi kiri kanan jalannya terdapat restoran dan toko-toko. Sekilas saya menangkap tarif parkir yang tertera di papan, $2.25 per hour. Wuidih, itu setara dengan parkir seharian di mall di Jakarta, di Melbourne hanya dapat satu jam.
Jalan komplek di Melbourne |
Nunggu Tram |
“Ingat ya, Mil. Setopan nya nomor 26,” Cipu menunjuk-nunjuk papan pemberhentian Yarra Trams. Tujuan pertama kita di hari pertama saya di Melbourne ini adalah wisata kampus sekalian menemani Cipu mengumpulkan tugas.
Kita naik tram menuju kampusnya Cipu. Tram itu adalah salah satu jenis Public Transportation yang menghubungkan kota Melbourne. Ukurannya mirip bus tapi kendaraan ini bebas polusi karena tidak menggunakan bahan bakar fosil, tapi menggunakan listrik. Jadi dimana ada lintasan tram, kita bisa melihat kabel-kabel listrik menggantung di sepanjang lintasannya.
“Kalau turun dari kendaraan disini enaknya kita ga perlu lihat kanan kiri, langsung aja turun,” kata Cipu ketika baru turun dari pintu di sisi kiri tram yang berhenti di sisi kanan jalan dan langsung menyebrang menuju gerbang University of Melbourne. Saya membayangkan kalau di Jakarta turun dari bus ga liat kanan kiri dijamin langsung di serempet motor.
***
Seumur-umur jumlah kampus di Indonesia yang pernah saya masuki bisa dihitung dengan jari. Kampus tempat kuliah saya di Bandung, kampus tempat kuliah saya yang kedua di Jakarta, salah satu kampus swasta di Bandung tempat saya pernah tes ujian masuk waktu lulus SMA, kampus adik saya di Bandung, sudah. Itu pun rasanya sudah bertahun-tahun yang lalu, dan sekarang di hari pertama saya di Melbourne hal pertama yang saya lakukan adalah wisata keliling kampus. Hmm.. apakah itu menjadikan saya turis terpelajar?
“Gedung di sebelah kanan ini pernah dapat penghargaan Green Building, jadi ini gedung ramah lingkungan. Hemat pakai listriknya, hemat pakai pemanas, ya semacam gitu deh,” jelas guide saya yang merupakan siswa tingkat akhir program master jurusan environmental di universitas itu.
“Oooooh…..” jawab saya singkat sambil memperhatikan Green Building yang warnanya tidak hijau itu. Sementara itu otak saya berpikir keras, jadi kalau ada gedung ramah lingkungan berarti ada gedung judes lingkungan dong.
Kemudian saya diajak masuk ke perpustakaan nya yang membuat hati saya miris mengingat perpustakaan di kampus saya dulu di Bandung. Konon perpustakaan kampus saya dulu sering di sebut-sebut oleh mahasiswanya sebagai kamar mandi terbesar se-Indonesia karena bangunannya sekilas kelihatan seperti terbuat dari keramik untuk kamar mandi.
Perpustakaan di Melbourne Uni ini desain interiornya benar-benar terasa menunjang kenyamanan belajar, dilengkapi sofa-sofa dan meja private untuk yang butuh konsentrasi lebih. Kalau saja perpustakaan saya dulu waktu kuliah senyaman ini, pasti saat ini saya sudah jadi orang pintar karena rajin belajar.
Eh, tapi belum tentu juga sih.
“Itu Mil, disana pojok favorit gua,” ujar cipu menunjuk tempat yang lebih mirip cafĂ© daripada ruang baca di suatu perpustakaan kampus.
Universitas ini usianya sudah hampir 2 abad karena didirikan pada tahun 1800-an. Cipu membawa saya menyusuri lorong suatu bangunan yang langit-langitnya berbentuk Pointed Arch gaya arsitektur Gothic yang banyak digunakan di katedral-katedral Eropa pada jaman Rennaisance. Sepasang calon pengantin - pria nya berpakaian tuxedo komplit dan wanitanya mengenakan gaun pernikahan putih panjang yang cantik, tampak sedang melakukan sesi foto pre-wedding dibawah naungan arch yang saling bertautan membentuk bangun geometris yang sempurna.
Ujung lorong itu membawa kita ke suatu lapangan rumput yang luas. “Kalau musim panas, di lapangan rumput itu ramai sekali. Banyak yang sun bathing,” Kata Cipu.
Setelah berhasil memaksa saya berfoto di depan bangunan besar yang juga bergaya Gothic dengan jam besar menempel di atasnya dan memaksa saya berfoto di depan pintu gerbang bertuliskan WELCOME di atas papan berwarna biru dengan logo University of Melbourne yang mengapit di kiri dan kanan nya, Cipu pun mengakhiri tur wisata keliling kampusnya.
Pointed Arch yang geometris |
Kata Cipu, wajib foto di sini |
Lapangan tempat mahasiswa merumput, mahasiswa ato kambing tuh? |
Bergaya sok mahasiswa teladan |
PERTAMAX YESS :D
BalasHapusSelamat yaaaah om Basid
Hapusadem ayem gitu ya
BalasHapusjadi pengen kesono
#sambil ngebayangin trem dan krl ekonomi...
---edit
miiiiils....
verifikasi katanya dong...
ini diedit gara gara udah 12 kali nyoba gagal mulu. hiks...
Demi Om Rawins, sudah saya off-kan verifikasi katanya.
Hapushihihiiiy...
hihihi jadi tenar sebagai tukang komplen capcay
Hapusemang gara gara banyak capcay berkeliaran makanya dulu aku ngungsi ke mulkipli buat ngejunknya. setelah mp ditutup mau gak mau balik ke selera asal.
bodo amat dibilang rese juga, heheh
ya maklum deh klo si om rese, kan udah tuaaaaa huahahaa *kabuuuyyyy
HapusUniversity of Melbourne.. wah keren abizzzz.. Kpaan bisa nyasar sampe ksana ya...
BalasHapusBilangnya dipaksa berpose fhoto.. ppadahal emang narsiss hehe...
kalo yg disini emang dipaksa Cipu, lagian ngapan juga foto2 di kampus hahahahaa
HapusMaaf... Becanda lagi Mba...
Hapuswaah sudah 2 abad yah, tapi gak berkesan horor yak ?
BalasHapuskalo malem2 sendirian pasti horor juga hehehee
Hapusgile tua banget kampusnya...
BalasHapusiya.. keren yak
Hapusyang gambar di jalan kompleks itu, kayak disini aja ya Mbak, parkirnya diluar-luar gitu.
BalasHapuslah bener juga nih kata om zach, kayak di perkomplekan di Indonesia aja ya
HapusBedanya jalanan disana bersih-bersih, trus lebih lebar. trus klo jalan ga usah takut diserempet motor, ga ada polisi tidur hahahaa....
HapusMiiil...ini story awal mula elo sm kak cipu cinlok ya?(Tiba2 keingat rencana comblangan Fai) #eh *ups *buru2kabur
BalasHapus*merinding* hiiiiy
Hapusmbak mil kalau listrik e mati terus tram e gag bisa jalan dong mbak :D
BalasHapusDi dorong rame2 Niar hihihiiiy
Hapuswihhhh keliatan menyenangkan ya kampusnya.jadi kepengen kuliah lagi.hihi
BalasHapusiyaaa.. aku juga jd pengen kuliah lagi heheee
HapusSeru ini Kak Mil.
BalasHapusKampusnya itu lho ya, bersihnya masya Allah.
ya ga bersih2 amat sih, itu banyak daun2 kering ga disapu2in sampe numpuk hahahaa
HapusLagi seru-serunya, kok abis. Ini niat nggak sih postingnya? :p
BalasHapusTenaaaaang... ini wisata kampusnya trilogi kog hahahaa
Hapusdulu ngampus dimana di Bandung? aku juga dulu ngampus di Bandung..
BalasHapusseandainya kampus2 di Indonesia punya padang rumput yang seru kayak gitu pasti aku dulu betah ngampus..ga rela buat lulus.. #nah loh.. :D
Ohyaaaah? dimana? angkatan berapa?
Hapusaku dulu di itb angk.2000, dibandung sampe taun 2005 hihihiiy..
klo dulu di kampus aku nongkringnya bukan di lapangan rumput, di lapangan basket wkwkwk
di NHI mil..msk thn 2000 jgm di bandung smpe thn 2004..
HapusNHI setiabudi? waaaah.. jago masak donk hihihiy.. eh brarti kita seangkatan yah *tosss
HapusGedung judesnya loe yg jaga, rugi amat mil turun dr tram gak toleh kiri kanan? Gk bs liat yg unyu2 dong? *ehhh?
BalasHapusklo gedung judesnya gw yg jaga jd ramah doooonk.. kan gw ramah.. rajin menjamah *slurp
HapusTerus lu ikut-ikutan nyempil di foto prewed pasangan itu nggak Mil? Maklum, hobi lu yang itu kan mendarah daging banget :p
BalasHapushobi apa? merusak rumah tangga org? huahahaa
HapusKampusnya bagus ya Mil.. Bersih banget dan juga rindang
BalasHapusBtw, memang kalau sudah ke Luar Negeri, kampus pun bisa jadi tempat wisata, he he he
aku juga ke university of sidney & university of NSW, abis ini yaaaa...
HapusWah, kamu itu jalan2 atau benchmark universitas?? :D
HapusKapan ya bisa ke Melbourne... uhuyy disana kan kota shuffle :-) .
BalasHapusooowh baru tau gw... LMFAO dari situ yah? hihihihi
Hapuspenasaran putu perpustakaannyaa :D
BalasHapusntar rencana fto prawedd d sono ga mbaak ? *cling cling*
kemahalan ongkos foto prewed nya nanti hahahaa... aku di ancol ajah :p
Hapuswah mantap banget kampus nya jadi pengen kesana juga ,,,,,,,,,,
BalasHapusaku nyusul nanti bak ke melbourne..
BalasHapussaya juga tidak mau kalah. Nanti saya juga nyusul kesana lah. hihi
BalasHapus