Di sepanjang jalan ini juga terdapat restoran dan kafe yang masih berdiri hingga sekarang, yaitu Toko Canary Bakery, Toko Roti Sumber Hidangan, dan Restoran Braga Permai.
Suatu sore di bulan Oktober 2008, dengan niat awal melihat Braga City Walk, aku & chacha (my sister) mengunjungi Jalan Braga tersebut. Ditengah-tengah kemacetan dan perbaikan jalan, kita memutuskan untuk sekalian menyusuri bangunan-bangunan kuno yang masih berdiri kokoh di sepanjang jalan tersebut.
Hujan di sore itu membuat kita memutuskan untuk singgah di Restoran Braga Permai yang katanya sudah berdiri sejak tahun 1923 tersebut. Ini adalah pertama kali aku memasuki restoran ini walaupun aku sendiri sempat menghabiskan beberapa tahun di kota kembang ini ketika masih berstatus mahasiswa.
Menurut kabar-kabar yang beredar, restoran ini terkenal dengan ice cream nya. Namun karena cuaca tidak kondusif, kita tidak mencoba ice cream nya yang terkenal itu. Kita memesan kopi hangat untuk menetralisir rasa dingin air hujan sore itu yang sempat bikin baju agak basah juga.
Kopi di Braga Permai ini juga merupakan salah satu andalan karena (menurut yang pernah aku baca di suatu artikel) kopi di tempat ini cara pembuatannya unik. Mula-mula kopi di campur dengan gula, kemudian disimpan selama beberapa lama. Saat akan dihidangkan, kopi diseduh dengan air panas dan disaring. Tapi sejujurnya, setelah mencicipi kopi braga permai tersebut aku tidak merasakan sesuatu yang luar biasa tuh.. maaf ya.. mungkin cuman lidah ku aja yang tidak sensitif. ;)
Sebelum pulang, kita sempat membeli Jelly dengan har.ga Rp. 25.000/100 gr. Tapi, maaf.. sekali lagi.., rasa Jelly di Braga Permai ini tidak semenarik penampakannya. Walaupun begitu, katanya, Jelly dan Coklat di Braga Permai di buat sendiri alias Homemade. Aku sempat melihat staff disana yang sedang membungkus coklat hingga menjadi bentuk yang lucu-lucu.
Restoran ini juga menyediakan menu-menu makan berat, mulai dari indonesian food, chinese, western hingga japanese. Next time, I have to try the famoust ice cream.
Mungkin kalah bersaing sama resto2 baru yang lebih tanggap mempercantik diri... Kalau buat snack, apa nggak lebih mending ke Sumber Hidangan aja?
BalasHapus